Rabu, 07 September 2016

CAS 419 : DHARMA TELAH TEWAS DIBUNUH SIAMAK DAN SUSHIMA, NAMUN ASHOKA DAN BINDUSAR MENGIRA JIKA RANI DHARMA HANYA TERTIDUR NYENYAK KARENA OBAT YANG DI BERIKAN TABIB

NASKAH SKRIP Rabu 7 september 2016. kode tayangan 06.09

Dengan diam-diam, Siamak memasuki kamar samrat Bindusar ketika Rani Dharma sedang terdirur nyenyak, Siamak menghampiri ke depan pintu diamana stempel kerajaan disimpan, Siamak mencoba untuk memutar tuas sebuah patung pria menunggangi kuda yang akan membuka pintu, tanpa sengaja Siamak menjatuhkan vas yang terletak disana dan membuat Dharma terkejut dan terbangun dari tidurnya oleh suara berisik, sementara itu Siamak bersembunyi di balik dipan tempat tidur Dharma,  Dharma mengira bahwa itu adalah suaminya Samrat Bindusar dan berkata "Aku sudah bilang aku akan mendapatkannya". Dharma bertanya-tanya "Siapa disana?". Namun Dharma tidak mendapatkan jawaban, kemudian Dharma kembali untuk berbaring kembali, Siamak kembali memutar tuas patung disisi satunya dan berhasil membuka jalan rahasia dan mencuri stempel kerajaan, Siamak berkata "Ini adalah kuci utama ku untuk dapat masuk ke Takhsasila". Siamak kemudian membawa stempel kerajaan itu pergi dan kembali menutup kedua tuas patung, Dharma memergokinya "Berhenti!". Siamak kaget begitu juga dengan Dharma yang terkejut ketika melihat Siamak yang memasuki kamarnya. Dharma melihat Stempel di tangannya dan berkata  "Siamak"

Sushima sedang tertidur dikamarnya di sebelah Chanda, Sushima bangun dengan kaget, Susima mengatakan "Aku berharap Siamak tidak sedang menghancurkan kebahagiaan ku, Siamak bisa membuat kesalahan, dia bisa mengacaukan rencana ku juga, tidak.. aku seharusnya tidak membiarkan dirinya pergi sendirian, aku harus menghentikannya". Sushima bersiap-siap untuk pergi. Cahnda kemudian terbagun dari tidurnya dan mengejutkan Sushima yang sedang merapikhan dirinya, Chanda bertanya pada Sushim dan mengejutkannya, Chanda mengatakan "Apa yang terjadi, kemana kau akan pergi pada jam segini?". Sushim menjawab Chanda " Aku akan keluar untuk beberpa pekerjaan penting, aku akan segera kembali,  kau beristirahatlah semua akan baik-baik saja". Kemudian Sushima pergi dari kamarnya dan membuat Chanda kebingungan

Kembali kekamar Dharma, Dharma mempertanyakan pada Siamak "?Apa yang sedang kau lakukan disini, mengapa kau datang untuk mengambil/mencuri  stempel kerajaan?". "Siamak, katakanlah yang sebenarnya, apa rencana mu?". Siamak ketakutan dan melihat belati pada keranjang buah, Dharma tetap bertanya pada Siamak "Katakanlah pada ku". Siamak mengatakan pada Dharma " Kau tidak punya hak untuk bertanya pada ku tentang alasan untuk apa aku perlu stempel kerajaan ini, karena kau bukan orang tua ku, kau bukan ibu atau ayah ku". Dharma berkata "Aku ratu Dharma, aku tidak akan pernah membiarkan kau mengambil stempel kerajaan dari sini". Siamak melihat belati itu kembali di dalam keranjang buah.

Bindusar sedang berjalan di koridor sendirian, dia mereasakan kehadiran sesorang. Bindusar berkata "Siapa disana?". Bindusar mengamati sekitar koridor namun Sushima bersembunyi di balik pilar. Sushima bertanya-tanya "Apa yang sedang dilakukannya di luar/ disini, dia akan curgia dan terbelalak  jika mengetahui jika aku  harus berada di kamar ku malam ini dan itu bukan aku, dia selalu mengawasi ku". Bindusar berjalan untuk mengawasi keadaan disekitar, dia melangkah ke tempat Sushima bersembunyi di balik pilar dan ketika Bindusar menoleh dia tidak menemukan Siapapun disana. Bindusar berkata"Aku pikir ini hanya ilusi ku". Kemudian Bindusar berbalik dan pergi masuk kedalam ruangan, dan Sushima keluar dari tempat peresmbunyiannya, Sushima memaki Siamak "Siamak Bodoh" dan kemudian Sushima pergi.

Dharma mencoba untuk menghampiri Siamak "Siamak,  aku tidak ingin menggunakan kekuatan ku seperti ratu, kembalikan cap itu pada ku, datanglah dan bicaralah dengan samrat bersama dengan ku". 
Siamak mengancam Dharma "Jangan mencoba untuk menjerat ku dengan kata manis mu, ayah ku telah membuat semua persiapanuntuk ku, apakah kau pikir aku tidak menyadari apapun?". Dharma mengatakan pada Siamak "Apa yang kau katakan Siamak, tapi mungkin kau tidak akan diampuni atas apa yang telah kau lakukan?". Siamak bingung "Apa?". Dharma mengatakan pada Siamak " Aku akan memerikan mu satu kesempatan terakhir, pergilah bersama dengan ku untuk bertemu dengan Samrat dan akuilah kejahatan mu, serahkan diri mu dan mintalah pengampunan dan kau akan aman". Sushima kemudian datang dan meyerang Dharma dari belakang dengan selamber kain. Siamak mengatakan "Tiadak akan ada kata laim!". Kebagahaiaan telah pergi dari kehidupan kami karena mu". Siamak memeinta pda Ssuhima untuk berhenti namun sia-sia, Sushima mendorong Dharma dan menyerangnya secara bertubi-tubi dan menjatuhan semua barang di kamar Bindusar


Ashoka sedang gelisah di kordidor, kemudian dia bertemu dengan Bindusar, Ashoka kahwatir untuk ibunya sehingga membuatnya tidak bisa tidur,  Ashoka menyapa ayahnya "Ayah kemana kau akan pergi?". Bindusar menjawab "Dharma haus, aku ingin mengambilkan air untuknya,  tapi apa yang kau lakukan kau keluar dari ruangan mu?". Ashoka menjawab "Ayah,  aku tidak tahu mengapa,  tapi aku sangat meninginkannya karena ibu ku sedang tidak enak badan,  dan aku berfiki mungkin kalian berdua sedang beristirahat,  jadi aku jalan-jalan disini".Bindusar mengatakan pada Ashoka " Datang.. datanglah bersama dengan ku". Saat itu pelayan wanita datang membawakan nampan berisi teko untuk minum Dharma, Ashoka mengatakan "Ayah, airnya telah datang". Bindusar mengatakan "Ya, Mainder disin ada air untuk ibu mu". Ashoka mengambilkan nampan itu dari tangan pelayan, Ashoka mengatakan pada pelayan "Kau boleh pergi". Bindusar dan Ashoka pergi bersama menuju kamar Bindu dimana Rani Dharma sedang beristirahat.

Sushima terus mencekik leher Dharma hingga Dharma terjatuh rebahan di tempat tidurnya, Siamak meminta berusaha untuk menghentikan Sushima "Hentikan kak Sushima", namun Sushima menghampiri Dharma dan mencekik lehernya, Sushima mengatakan "Cobalah sebanyak  yang kau bisa Dharma, aku tidak akan membiarkan mu hidup dan  mengungkap fakta ini pada siapapun".
Dharma mencoba untuk menlepaskan cengkaraman tangan Sushima tetatpi saia-sia, Dharma berkata " ingatlah akan akibat yang akan kau dapatkan, kematian mu tidak akan damai sama sekali jika malam ini kau membunuh ku". Sushima mengatakan pada Dahrma " Sejak kedatangan mu dalam kehdupan kami,  kau telah banyak menimbulkan rasa sakit  pada aku dan ibu ku,  aku akan membunuh mu, aku akan membunuh putra mu dan juga suami mu Dharma!". Dharma menjerit ketika Sushima terus mencengkarm lehernya, kemudian Siamak meminta pada Sushima untuk melepaskan dan berhenti menyiksa Dharma, Sushima mengambil bantal dan menutupi wajah Dharma dan membekapnya dengan bantal itu, Dharma terus meronta sementara Siamak memegangi tangannya. Sushima berkata " Ingatlah orang yang kau cintai, kau tidak banyak memiliki waktu yang tersiasa". Dahrma kemudian mengingat pertemuannya pertama kali dan pernikahannya dengan Samrat Bindusar, Dharma meronta untuk meraih  kalung Siamak namun Siamak mencegah agar tangan Dahrma tidak menarik kalungnya,  Dharma juga meningat  ketika pertama kali Ashoka telah dilahirkan,  dan mengingat semua masa indah besama dengan samrat dan Ashoka sewaktu kecil, Dharma terus meronta-ronta dia mengingat Vitaashoka dan juga ketika meikahkan Ashoka dengan Devi,  dan kemudian mengembuskan nafas terakhirnya. Jelmaan singa Chandaragupta sedang mengaum. Siamak terkejut ketika melihat Dharma sudah tidak lagi bernafas dan mengartakan pada Sushima "Dia sudah mati!". Dharma mati dengan mata terbelalak lalu kemudian Siamak menyalahkan Sushima. Siamak berusaha membuat Sushima kembali dalam kenyataannya " Kita tidak akan dapat menghindari, Ashoka  tidak akan membiarkan kita  hidup. mengapa kau membunuhnya?. apa yang kau lakukan kau sudah cukup hancur?"
Susima marah mengatakan pada Siamak "Cukup, jika kau mencoba mengatakan hal yang lain maka aku akan membunuh mu juga". Sementara itu Bindusar dan Ashoka masih dalam perjalanannya kembali kekamar untuk menemui Dharma. Siamak dan Sushima masih berdebat usai kematian Dahrma. Siamak berkata pada Sushima "Kata-kata apa yang dapat membuat mu mengerti?". " Apa kau telah menggunakan otak mu, kau telah berubah menjadi impusif". Sushima mengatakan pada Siamak "Ini tidaklah lebih kita bisa melakukan sesuatu". Siamak mengatakan pada Sushima " Kaisar Bindusara, akan datang ke sini dan dia sudah membuat  penghargaan untuk ini, tentu saja dia akan menghukum mu "!. Dia telah merencanakan  untuk memberikan hukuman mati, kami telah memberikan jalan untuk itu ?". "Kitta telah memberinya alasan  yang baik untuk melakukannya, tapi sebelum itu Ashoka akan membunuh kita ". Sushima hanya terdiam kemudian Siamak mengatakan " beritahu apa yang kau inginkan, mari kita kita berdoa kepada Dewa  bahwa kita akan mendapatkannya lebih dari pada itu, kita  harus mendapatkan apaun yang akan terjadi,  aku  tidak ingin mati dengan kematian yang menyakitkan" . Sushima memberitahu pada Siamak dengan mencekik lehernya "Mengapa kau tidak segera lari jika ketakutan". Siamak mendorong Sushima mengatakan "Beraninya kau,  kau juga akan mati malam ini".

Bindusar  dan Ashoka sampai di kamar Dahrma,  mereka melihat Dahrma sedang tertidur dalam posisi yang benar, Ashoka bertanya  pada Bindusar " Ayah, tampaknya ibu sedang tertidur". Bindusar mengangguk sementara itu Ashoka menaruh nampan dia atas meja, Bindusar mengatakan "dia mungkin tidur karena obat setelah waktu yang lama. aku telah melihatnya  istirahat dengan  begitu baik, biarkan dia tidur. tidur akan menjadi obat terbaik untuk Dharma ia butuh istirahat,  aku akan memberikan  air  setelah ibu mu terbangun ". Ashoka menjawab Bindusar " Tidak ayah, kau harus beristirahat, aku ingin duduk di samping ibu" dan kemudian Bindusar duduk istirahat di sofa.

Sementara itu, Sushima dan Siamak keluar dari jendela dan sembunyi di sela-sela dinding, Ashoka mengatakan pada Bindusar "Ayah, apakah kau mendengar suara itu?"
Bindusar juga  mendengar suara, Ashoka pergi untuk memerikas tapi dia tidak melihat siapapun, kemudian Ashoka menutup jendela ketika mendengar panggilan Bindusar untuknya,  Sushima dan Siamak bergeser ke arah yang berlainan melalui sela-sela tembok dan memasuki istana mealalui jendela lainnya. Bindusar mengatakan pada Ashoka "Mungkin itu sesuatu yang terjatuh karena tertiup angin" Ashoka hanya mengangguk, Bindusar menambahkan " Apa kau akan tetap berdiri disini jika ibu mu tidur sepanjang malam?". Ashoka kemduian tersenyum "Ya" lalu Ashoka duduk di bawah lantai didekat kaki ibunya. Bindusar kemudian kembali bertanya pada Ashoka Mengapa kau terus saja tersenyum?" Ashoka menjawab Bindusar "Ayah, ketika  aku masih kecil,  maka ketika orang tua sakit  mereka harus merawatnya, mereka tetap terjaga ,. Ibu telah menghabiskan  begitu banyak tidur malam, duduk di samping ku , sekarang bahwa saya telah tumbuh, itu adalah tugas saya untuk mengurus ibu dan diri mu, dan aku  akan selalu memenuhi tugas ini ayah ". Bindu setuju dengan ucapan Ashoka, Bindusar mengatakan "Tapi tolong jangan memerikan rambuan herbal (Khadha) seperti ibu mu berikan".  Ashoka dan Bindusar tertawa mengingat masa lalu mereka ketika dharma memerikan Ramuan herbal untuk mereka, Bindusar tertawa bahagia namun Ashoka memerpingatkan ayahnya "Ayah berhentilah, kau hanya akan membangunkannya". kemudian Bindusar  menempatkan jari telunjuknya di bibirnya suuuttt.. dan setuju

Siamak dan Sushima sampai di tempat yang aman dan mereka berdua telah lega kareana diri mereka telah aman. Siamak mengatakan pada Sushima "Ashoka tidak siap ketika kita berada di balcon".
Sushima mengingat ketika Bindusar datang besama dengan Ashoka ke kamar, dan mereka berdua mengembalikan posisi Dharma yang telah tewas seperi layaknya orang yang sedang tertidur pulas, lalu kemudian Sushim menutup mata Dharma yang masih terbelalak dan merapihkan posisi tidurnnya dengan menutupinya dengan selimut, dan kemduaian mereka berdua mereapihkan semua perabotan yang telah berantakan. Sushima hanya terdiam, Siamak mengatakan "apa yang akan kita lakukan sekarang ketika mereka menyadari jika Dahrma sudah mati dan bukan tertidur?"  dia akan mengenal dalam waktu singkat yang Dharma sudah mati dan tidak tidur". Namun Sushima menyarankan pada Siamak "Suuuutttt, berpura-pura seolah-olah tidak ada yang terjadi, jangan salah bertindak dan kau  pergi  sekarang". Sushima dan Siamak kemduian berpisah 

Ashoka duduk di samping ibunya dan merapihkan selimutnya, lalu Ashoka mendengar Suara Bindusar sedang mendengkur ketika itu Ashoka tersenyum melihat ayahnya sedang tertidur pulas, Ashoka berbicara pada ibunya tentang ikatan pernikahan, Ashoka berkata " ikatan perkawinan sehingga bisa  tidur, ibu. kita harus membentuk diri sesuai dengan pasangan kita kita harus mentolerir pasangan mskipun mendengkur, aku  tidak tahu apakah kaurwaki dan saya bisa saja seperti ini, aku  tidak tahu apakah Devi dan  aku akan  pernah dapat mencapai tingkat saling menerima satu sama lainnya"


Siamak sedang berbicara dengan lukisan Rani Noor di kamarnya, Siamak mengatakan "Ibu,  aku  tidak berniat untuk membunuh Dharma, tapi apa yang terjadi  hari  akan memberi kan aku kedamian, , balas dendam ku  telah dimulai pada hari ini.  untuk Seorang Ibu  dan untuk seorang  Ibu Hari ini saya merasa bahwa takdir  ku telah dapat ku penuhi". Siamak menyentuh mata pada lukisan ibunya.



Sushima kembali kekamarnya, dia melihat Chanda telah tertidur dengan sangat lelap, kemudian Sushima berdiri di depan kaca cermin dan melepaskan semua gelang yang ada ditangannya, lalu Sushima melihat ada tanda didadanya dan dia tersenyum, Sushima berkata " "Fungsi Semuanya sesuai rencana takdir ini, saya tidak marah atau menyesal karena membunuh Dharma sebaliknya, saya senang, bahwa saya telah menyakiti Ashoka dengan cara yang musuh-musuhnya tidak bisa menyakitinya, Ashoka telah menjadi tidak lengkap sekarang setelah kepergian Kaurwaki, sekarang,  aku akan  telah memastikan bahwa sepenuhnya aku telah  membunuh ibunya, tidak akan ada orang   yang merawatnya, dan melindungi dia sekarang ". Sushima tersenyum licik


Precap: Raj Vaid (Tabib) datang untuk memeriksa Dharma dan  tabib tertegun. Tabib  memberitahu Bindu bahwa Dharma  sudah tidak ada. Bindusar lalu menjerit dan memanggil nama  Dharma. Semua orang  tekrjut ketika mendengarnya . Ashoka dan Devi berlari ke kamar Bindu ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar