Kamis, 15 September 2016

CAS 423 : ASHOKA MENCARI TAHU PENYEBAB KEMATIAN RANI DHARMA, SIAMAK SAMPAI DI TAKHSASILA, ASHOKA MEMBERITAHU KEBENARAN TENTANG SIAMAK, SAMRAT BINDUSAR JATUH PINGSAN MEMEGANG DADANYA

Naskah Sinop Kamis, 15 september 2016. kode 14.09

Ashoka menuangkan abu ibunya di sunga, sementera pendeta menyanyikan mantra. Bindusar, Radhagupta,  dan Vitaashoka  terlihat berdiri jauh. Ashoka mengatakan " Kau kualitas yang baik, aku juga akan mati". Bindusar memeluk Vitaashoka yang terus menangis, Kemudian Ashoka menghanyutkan kendi ke sungai dan melakukan doa setelah ritual "Ibu, aku hanya bisa memahami kebenaran bahwa hanya ada yang buruk di dunia ini, Dharma dan cinta tidak bisa di bangun disini dengan mudah, tapi hanya cita-cita mu tidak akan membiarkan mu berhasil dalam hidup, tapi anak mu juga tidak akan berhasil, semua sifat baik ku telah ikut mati bersama dengan mu, aku putra Dharma bersumpah untuk mengakhiri semua hal-hal buruk di tanah air kita dan membangun masyarakat yang telah bermimpi". Ashoka mengusap sisa abu ibunya di dahinya. 

Devi melihat permata yang telah di temukan Ashoka. Ashoka mengatakan pada Devi " Permata itu di temukan pada jasad ibu ku, bagaimana bisa kau tidak melihatnya?". Devi mengatakan pada Ashoka "Aku berusaha untuk melakukan ritual, tapi dihentikan oleh Cahrumitra". Ashoka berfikir "Ini untuk menyembunyikan poerbuatan anaknya, hanya ada satu orang yang dapat mengatakan kebenarannya". 

Ashoka besama dengan Devi datang untuk menemui tabib, tabib menjelaskan pada Ashoka "Rani Dharma sudah mati sebelum aku sampai disana, samrat juga mengatakan pada ku bahwa dia sedang tidur cukup lama, jadi aku berfikir jika ibu mu meninggal dalam tidurnya". Ashoka meminta pada tabib untuk mengingat kejadian itu kembali "Apakah kau menemukan sesuatu yang dapat mengisyaratkan jika kematian ibu tidaklah wajar?". Pikirkanlah!". Tabib mengingat ketika dirinya memeriksa kondisi Rani Dharma, tabib berkata pada Ashoka " Iya, ada beberapa sayatan paku di lehernya, mungkin sesorang mencekiknya! Devi terkejut ketika mendengarnya, sementara itu Ashoka  mengamuk dalam kemarahannya dan menendang barang, Ashoka marah mengatakan pada tabib " Mengapa kau baru mengatakan itu sekarang, apakah kau menyadari maknanya?" Pembunuh itu telah lolos karena mu, pembunuh itu juga menginginkan hal yang sama sehingga mendapatkan kesemoatan untuk melarikan diri setelah membunuh ibu ku, kau telah memberikannya kesempatan!". Tabib meminta maaf pada Ashoka mengatakan "Maafkan aku, aku tidak mempedulikan orang lain selain Samarat". Ashoka membentak tabib, tapi Devi menenangkan Ashoka untuk tidak menumpahkan kemarahannya pada tabib, Devi memberitahu pada Ashoka "Kita harus memberitahukannya pada Samarat". Ashoka menentang Devi dengan mengatakan "Jika kita mengingatkannya maka itu akan mengingatkan pembunuh". Devi kemudian bertanya "Apa kau meragukan sesorang?". Ashoka mengangguk mengatakan  "Aku meragukan mereka yang telah pergi meninggalkan istana ini, hanya ada satu cara untuk mengetahui hal itu, ikutlah dengan ku!". Ashoka mengajak Devi pergi besama dengannya.

Seorang pria perajin perhiasan melihat sebuah permata, pria itu mengatakan pada Ashoka "Aku tidak pernah membuat sesauatu seperti ini untuk Rajkumar Sushim". Ashoka memintanya untuk berfikir sekali lagi, pria itu meminta waktu untuk mencari tahu  dari mana berlian itu datang, itu tidak dengan mudah ditemukan disini, Ashoka memberikannya waktu satu hari. 


Bindusar mengatakan pada Radhagupta "Bahkan aku tidak tahu jawabannyam bagimana mereka mengetahui rencana kita?". Ashoka datang dan menjawab pertanyaan ayahnya "Itu terjadi karena ku, aku mengatakan pada Lasendra tentang hal itu, aku bisa menghukum Rajamata dengan bantuannya, aku percaya padanya tapi dia telah menipu ku". Bindusar bertanya pada Ashoka "Bagaimana kau bisa membuat kesalahan besar?". 
Ashoka kemudian berfikir semua ucapan Kaurwaki "Aku minta maaf pada mu, tapi kita tidak punya waktu untuk menyesali atas apa yang telah terjadi, kita harus melakukan pengadilan atas ketusakan". Radhagupta memberitahu "Sushima sudah sampai di rumah orang tua Cahnda"

Sushima, Cahrumitra dan putri Chanda  disambut dengan sangat baik oleh orang tua putri Chanda. Ibu Chanda melakukan pujaa aarti pada Sushima dan Chanda, lalu Ibu Chanda bertanya tentang perjalanannya namun Cahnda tidak mengatakan apapun tentang perjalanan yang telah mereka lalui hingga sampai dirumah, Sushim berfikir "Chanda dan keluarganya terus mendukung ku, maka aku akan segera menyerang pataliputra dan juga merebut itu darinya, seperti dia kehilangan ibunya"

Ashoke mengatakan "Jika memang benar Siamak maka dia juga akan mencapai tujuannya, ini akan menjadi perhatian tersebsar bagi kita, inilah salah satunya cara bagi prajurit asing untuk masuk ke dalam tanah air kami, jika pintu diistirahatkan maka semuanya akan selesai".




Takhsasila, semua warga sedang berkumpul kemudian dengan kasar prajurit Yunani berteriak pada semua warga penduduk Takhasaila, Siamak datang menunggangi kudanya bersama dengan prajurit Yunani. Siamak berfikir " Ashoka membangun mimpi gurunya untuk bersatunya india hanya disini saja, aku akan membangun ayah, ibu dan mimpi nenek ku Helena disini, di tanah ini sekarang". 

Bahmini berteriak pada Siamak untuk berhenti, Siamak terkejut, Bahmini bersama dengan pasukannya menghampiri Siamak mengatakan "Aku raja muda dari Taksasila, aku tidak menerima pesan tersebut dari Magadha ataupun dari Samarat". Siamak turun dari kudanya dan Lasendra keluar dari tandu kerajaannya (joli). Siamak mengakui pada Bahmini "Ashoka telah do tunjuk atas Tahta Taksasila, kau adalah wanita raja muda pertama disini" . Flashback masa kecil Ashoka di tampilkan ketika Ashoka memenangkan Takhsasila dari Kichak. 


Siamak mengatakan " Setelah kematian Rani Daharma ada berkabung selama 13 hari di Magadha, perebutan kerajaan tidak bisa terjadi, Samrat dan Ashoka sedang berduka karena telah kehilangan, jadi inilah mengapa mereka mungkin tidak bisa memberitahukan mu, tapi aku memeiliki surat kerajaan dengan stempel kerejaan". Siamak memberikan gulungan surat palsu tersebut, Bahmini membacanya tapi dia juga meragukannya "Ada sesuatu yang salah disini". Bahmini melihat prajurit Yunani ada bersama dengannya. Bahmini mengatakan pada Siamak "Jika memang Samrat mengirimkan mu kesini maka akan ada pasukan Magadha bersama dengan mu bukan pasukan Yunani". Siamak berbalik dan kemudian menyerang dengan menggunakan pedang, Bahmini segera menangkis serangan pedang Siamak dan mereka terlibat dalam pertarungan pedang, tangan Bahmini terluka, Siamak mengatakan "Aku harus bertarung dengan mu dengan tangan kiri ku" . Bahimini berhasil menyayatkan pedang pada Siamak. Lasendra sengaja mengeluarkan ornamennya untuk membuyarkan pengelihatan Bahmini dan Siamak mengambil kesempatan untuk menusuk Bahmini. Lasendra tersenyum puas, Bahmini dalam keadaan sekarat, dia meminta maaf pada Ashoka untuk apa yang baru saja terjadi, "Jai Janani" lalu menghembuskan nafas terakhirnya. Para prajurit Bahmini akan menyerang namun prajurit Yunani melepaskan anak panah dan menumbangkan pertahanan mereka. Siamak mengumumkan jika mereka melawan dan menghalangi maka dia tidak akan membiarkannya hidup, lalu sisa prajurit menurunkan pedang dan berlutut. Seorang prajurit yang tidak berlutut dihadapan Saiamk mengatakan "Anak-anak berusia 14 tahun mengajarkan pada kita bagaimana melawan ketidakadilan dan membawakan keadilan, kami tidak akan membiarkan hal ini terjadi". Parjurit menusuk dirinya sendiri dengan pedang hingga mati. 
Para prajurit dan warga Takshsila memutuskan untuk melakukan hal yang sama pada Siamak dan juga pasukan Yunani seperti yang telah mereka lakukan pada Taksahk "Kami tidak akan mereka mendapatkan sumber daya". Mereka bersorak sorai "Jai Janani". 



Siamak begitu sangat gembira duduk di tahta, Lasendra menawarkan minuman keras untuk Siamak. Komandan prajurit Yunani datang untuk memberitahu pada mereka " raja dan juga pasukan mereka akan segera datang, dan tidak masalah jika warga memotong sumberdaya mereka, kami akan segera benar-benar mendapatkan bantuan". Lasendra berfikir "Itu akan sesuai dengan rencana ku, sekarang Ashoka akan datang kesini untuk bertarung dengan raja Yunani, dia akan membunuhnya dan dengan demikian aku akan memenuhi balas dendam ku". Siamak juga membicarakan tentang balas dendam untuk almarhum kedua orang tuanya dan juga mendiang neneknya serta mendiang Niacator. Lalu seoarang pria tua masuk dan Siamak melihatnya berdiri disana dengan membawa sebuah nampan, Siamak meminta pada prajurit untuk membawanya pergi

Para prajurit Yunani dengan sangat sadis menyiksa warga Takshshila dan membunuh mereka. Mereka juga mengganti bendera Magadha dengan bendera Yunani. Ashoka membaca surat yang dikirmkan oleh Siamak " Pada saat kau menerima pesan ini  Takshshila akan berada di bawah kendali  ku , dijalankan oleh  ku, di bawah aturan ku".
Mengetahui hal itu Bindusar sangat terkejut "Aku  bisa mengerti dia bisa pergi sejauh apapun untuk mendapatkan tahta,  tapi aku tidak dapat memahami bagaimana  daia dapat  bergabung dengan Yunani". "Bagaimana bisa darahku melawan ku?". Ashoka kemudiaan mengingat akan kebenaran tentang Siamak ketika Rajamata Helena memberitahu kebenaran tentang siamak dan Ashoka juga mengingat tentang janjinya pada ibunya. Ashoka mengatakan "Apa gunanya untuk menjaga janji ketika ibu ku sudah tidak ada?" . Bindusar kemudian bertanya tentang hal itu. Ashoka beralasan jika dia tidak tahu akan satu kebenaran " Kau tidak akan mampu untuk menanggungnya". Bindu menjawab " Jika aku bisa menanggung keamatian Dharma maka aku bisa menanggumng apapun, kematian tidak akan datang lebih dekat pada ku sampai aku mengetahui kebenarannya". Akhirnya dengan berat hati Ashoka memberitahu pada ayahnya tentang kebenaran Siamak jika Siamak bukanlah anaknya "Dia adalah Saudara, anak dari pangeran Jaustin". Mendengar hal itu Bindusar lemas dan duduk di kusrinya dengan memegangi dadanya dan jatuh dilantai.

Precap: Tukang perhiasan menunjukkan desain perhiasan untuk Ashoka. permata  yang cocok. Ashoka mengatakan itu dari  Yunani, katakan padaku namanya. Sesorang  menyebutkan  nama Siamak,  semua merasa takut.  dan Ashoka marah mengatakan "Hitunglah  napas terakhir Anda sekarang Siamak, Kali ini aku Chand Ashoka sebelum kau  mendapatkan  Kaal mu (kematian)!"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar