Skrip Naskah Sinop rABU, 21SEPTEMBER 2016. KODE CAS 20.09
Antiocus dan Lasendra bangun. Lasendra memperbaiki perhiasan dan rambutnya, Antiocus menodongkan belati dari belakang pada leher Lasendra dan menyerahkan belati itu di tangan Lasendra. Antiocus mengatakan "Kau sedang mencari kesempatan untuk membunuh suami mu". Lasendra tampak tegang.
Siamak datang menemui Sushima, dan bertanya pada Sushima "Apa yang sedang kau pikirkan, aku tidak hanya akan membuat Ashoka merasa kehilangan tapi aku juga akan membunuhnya!". Siamak mengeluarkan pedangnya dan bergerak menghampiri Sushim, mata Mahamatya terbelalak dan cemas.
Siamak datang menemui Sushima, dan bertanya pada Sushima "Apa yang sedang kau pikirkan, aku tidak hanya akan membuat Ashoka merasa kehilangan tapi aku juga akan membunuhnya!". Siamak mengeluarkan pedangnya dan bergerak menghampiri Sushim, mata Mahamatya terbelalak dan cemas.
Prajurit Magdaha dan Radhagupta begitu sangat lega ketika melihat Ashoka telah kembali bersama dengan kudanya, mereka semua terkejut mengetahui keadaan Ashoka masih hidup. Ketika Siamak akan menyerang Sushima dengan pedangnya, ia dikejutkan dengan suara Sorak sorai "Jai Janani". Siamak melihat kesekeliling. Diluar, Ashoka sedang bertemu dengan pasukannya mengatakan " Setiap orang harus mati, tapi jika kau tidak akan berjuang untuk penyebab yang tepat dan tanah air mu, maka kau akan mati dengan rasa malu.. malu, ini adalah tanah air kita, ibu pertiwi kita, ibu kami, kau tidak akan memaafkan orang yang menyerang ibu ku, ibu pertiwi ku". Ashoka melepaskan pakaian perangnya dan membuangnya mengatakan "Sekarang mereka yang akan hidup atau aku, aku akan masuk kedalam istana untuk melawan, , aku akan menang seperti pejuang pemberani atau akan mati bejuang untuk tanah air ku, aku akan membuat keputusan, dan kalian semua akan memutuskan apa yang kau inginkan". Ashoka mengambil pasir dan mengusapkan seluruhnya ke bagian dada dan bersorak sorai "Jai Janani". Semua prajurit pun bersorak " Jai Janani", dan semua prajurit Magadha juga ikut bersorak sorai
Antiocus mendengarnya suara Ashoka dan pasukan Magadha bersorak sorai, mengatakan " Apa itu?" Lasendra menjawab " Kematian akan menuju ke arah mu, kau menyelamatkan pembunuh ibunya (Ashoka), bersiaplah untuk mati sekarang" Antiocus menusuk dan berjalan keluar.Antiocus memukul kepala Lasendra hingga membuatnya pingsan dan meninggalkan Lasendra yang tidak sadarkan diri.
Sushim mengatakan pada Siamak "Siamak, bebaskan aku, kau tidak bisa menang melawan Ashoka sendiri, aku akan membantu mu". Dengan sombongnya Siamak menolak tawaran Sushima untuk percaya pada Indiia "Aku tidak pernah bisa melakukannya, lalu bagaimana jika kemudian kau akan berpihak pada Ashoka setelah itu?" Aku sudah melihat kecurangan mi sejak kecil, hanya hitungan napas mu yang tersisa untuk tinggal disini, aku akan kembali melihat mu setelah aku selesai berurusan dengan Ashoka. Siamak pergi meninggalkan Sushim, sementara itu, Mahamatya berguam "Kaal (Kematian) mu sedang menuju kearah mereka sekarang"
Siamak melihat Ashoka bersama dengan pasukannya dari atas benteng, Siamak berfikir tentang kata-kata Helena "Aku tidak pernah percaya mereka (Ashoka, Dharma dan juga bayinya yang belum lahir) sudah mati sampai aku melihat mayat mereka dengan mata ku". Siamak marah berteriak memanggil nama Ashoka ketika Ashoka dan pasukannya besama dengan Radhagupta berjalan menuju pintu gerbang "Ayo apa yang mungkin, Ashoka tidak harus datang kedalam". Ashoka mendorong pintu dengan kakinya, dan membunuh semua prajurit yang menghadang jalannya, Antiocus melangkah maju "Jadi kau orangnya, untuk siapa Chaanakya mati?" Kau terlalu bodoh untuk melihat mimpi yang bodoh, hari ini aku akan menyelesaikan mimpinya hari ini". Ashoka menjawab "Kaulah yang akan mati hari ini, anak dari ibu pertiwi ini masih hidup, apa yang kau inginkan tidak akan terjadi". Antiocus menantang Ashoka untuk berkelahi "Jika aku mati maka kau pasti akan menang". Mereka terlibat dalam pertarungan pedang, Ashoka berhasil memukulnya ketika dia menangkis serangannya. Antiocus berhasil meraih tangan Ashoka dan memlintirnya sehingga melempar pedang di tangannya, Ashoka terdorong jauh sementara itu Siamak tersenyum senang, Ashoka mengembalikan posisi tangganya sendiri, Ashoka berkata "Kau Yunani harus belajar ini dari kami". Ashoka berteriak "Jai Janani" dan menyerang Antiocus dengan menyerang kepalanya yang botak, Antiocus langsung berlutut dan Ashoka akan menyerangnya kembali dengan pedangnya, Antocus mengatakan pada Ashoka "Mohon maafkan aku, aku tidak mempunyai permusuhan pribadi dengan mu, aku berjanji akan kembali ke Yunani bersama dengan pasukan ku, aku akan menjamin tidak akan ada lagi Yunani yang akan melihat India". Siamak tampak mulai kecewa.
Ashoka mengatakan pada Antiocus "Kau jangan khawatir, aku tidak akan membunuh mu, kau bukan milik ku tapi pelakunya orang lain". Komandan Magadha berhasil mengalahkan pasukan Yunani begitu juga dengan Radhagupta. Ashoka bergeser kesamping, Lasendra berdiri di sana dengan memegang pedang di tangannya, Lasendra meningat ketika seorang prajurit Yunani memanah mati suaminya dan kemudian membunuh Antiocus dengan menebaskan pedang ditangannya kewajahnya dan Antiocus pun terjatuh bersimbah darah, dan menjerit kesakitan sementara itu Siamak menonton segala sesuatunya dari kejauhan di atas benteng, Lasendra menjerit menumpahkan kemarahannya bercak darah Antoicus terciprat di wajahnya, Siamak mengingat dengan menghubungkan semua titik ketika Rajamata Helena meningga di tangan Ashoka dan itu sesuai dengan ide Lasendra. Siamak menyadari akan sesuatu mengatakan "Itu perangkap untuk ku bersama Ashoka, aku tidak menjebaknya, sebagai gantinya dia telah menjebak ku". Lasendra menangis menatap kematian Antiocus.
Kaurwaki masih didalam gua mengatakan "Aku punya keyakinan penuh, Ashoka akan menang dan datang kesini untuk kembali mencari ku, aku menyalakan lilin diya atas namanya dan selalu berdoa untuk kesejahteraannya selama bertahun-tahun, sekarang Ashoka sudah menikah dengan orang lain, apakah ini akan tepat bagi ku untuk tetap menunggunya?". "Meskipun begitu Aku tidak memiliki pilihan lain, jika aku pergi hari ini maka aku akan berfikir tentang konsekuensi dari apa yang akan terjadi seandainya aku hari ini tinggal disini, aku tidak bisa kembali". Kaurwaki menangis.
Di koridor istana, Devi mengatakan pada prajurit "Aku tidak bisa tinggal disini, aku harus bersama dengan Ashoka jika dia terluka, aku telah bersumpah untuk melindunginya". Prajurit hanya mengangguk. Devi pergi, kemudian Samrat Bindusar datang, parajurit juga berbagi cerita dengan Samarat tentang keinginan Devi, Bindusar tidak merasa bahwa keinginan Devi salah, Binusar mengatakan "Itu wajar bagi seorang istri untuk peduli pada suaminya, kami akan menipunya untuk menghentikannya".
Siamak melihat Ashoka bersama dengan pasukannya dari atas benteng, Siamak berfikir tentang kata-kata Helena "Aku tidak pernah percaya mereka (Ashoka, Dharma dan juga bayinya yang belum lahir) sudah mati sampai aku melihat mayat mereka dengan mata ku". Siamak marah berteriak memanggil nama Ashoka ketika Ashoka dan pasukannya besama dengan Radhagupta berjalan menuju pintu gerbang "Ayo apa yang mungkin, Ashoka tidak harus datang kedalam". Ashoka mendorong pintu dengan kakinya, dan membunuh semua prajurit yang menghadang jalannya, Antiocus melangkah maju "Jadi kau orangnya, untuk siapa Chaanakya mati?" Kau terlalu bodoh untuk melihat mimpi yang bodoh, hari ini aku akan menyelesaikan mimpinya hari ini". Ashoka menjawab "Kaulah yang akan mati hari ini, anak dari ibu pertiwi ini masih hidup, apa yang kau inginkan tidak akan terjadi". Antiocus menantang Ashoka untuk berkelahi "Jika aku mati maka kau pasti akan menang". Mereka terlibat dalam pertarungan pedang, Ashoka berhasil memukulnya ketika dia menangkis serangannya. Antiocus berhasil meraih tangan Ashoka dan memlintirnya sehingga melempar pedang di tangannya, Ashoka terdorong jauh sementara itu Siamak tersenyum senang, Ashoka mengembalikan posisi tangganya sendiri, Ashoka berkata "Kau Yunani harus belajar ini dari kami". Ashoka berteriak "Jai Janani" dan menyerang Antiocus dengan menyerang kepalanya yang botak, Antiocus langsung berlutut dan Ashoka akan menyerangnya kembali dengan pedangnya, Antocus mengatakan pada Ashoka "Mohon maafkan aku, aku tidak mempunyai permusuhan pribadi dengan mu, aku berjanji akan kembali ke Yunani bersama dengan pasukan ku, aku akan menjamin tidak akan ada lagi Yunani yang akan melihat India". Siamak tampak mulai kecewa.
Ashoka mengatakan pada Antiocus "Kau jangan khawatir, aku tidak akan membunuh mu, kau bukan milik ku tapi pelakunya orang lain". Komandan Magadha berhasil mengalahkan pasukan Yunani begitu juga dengan Radhagupta. Ashoka bergeser kesamping, Lasendra berdiri di sana dengan memegang pedang di tangannya, Lasendra meningat ketika seorang prajurit Yunani memanah mati suaminya dan kemudian membunuh Antiocus dengan menebaskan pedang ditangannya kewajahnya dan Antiocus pun terjatuh bersimbah darah, dan menjerit kesakitan sementara itu Siamak menonton segala sesuatunya dari kejauhan di atas benteng, Lasendra menjerit menumpahkan kemarahannya bercak darah Antoicus terciprat di wajahnya, Siamak mengingat dengan menghubungkan semua titik ketika Rajamata Helena meningga di tangan Ashoka dan itu sesuai dengan ide Lasendra. Siamak menyadari akan sesuatu mengatakan "Itu perangkap untuk ku bersama Ashoka, aku tidak menjebaknya, sebagai gantinya dia telah menjebak ku". Lasendra menangis menatap kematian Antiocus.
Kaurwaki masih didalam gua mengatakan "Aku punya keyakinan penuh, Ashoka akan menang dan datang kesini untuk kembali mencari ku, aku menyalakan lilin diya atas namanya dan selalu berdoa untuk kesejahteraannya selama bertahun-tahun, sekarang Ashoka sudah menikah dengan orang lain, apakah ini akan tepat bagi ku untuk tetap menunggunya?". "Meskipun begitu Aku tidak memiliki pilihan lain, jika aku pergi hari ini maka aku akan berfikir tentang konsekuensi dari apa yang akan terjadi seandainya aku hari ini tinggal disini, aku tidak bisa kembali". Kaurwaki menangis.
Di koridor istana, Devi mengatakan pada prajurit "Aku tidak bisa tinggal disini, aku harus bersama dengan Ashoka jika dia terluka, aku telah bersumpah untuk melindunginya". Prajurit hanya mengangguk. Devi pergi, kemudian Samrat Bindusar datang, parajurit juga berbagi cerita dengan Samarat tentang keinginan Devi, Bindusar tidak merasa bahwa keinginan Devi salah, Binusar mengatakan "Itu wajar bagi seorang istri untuk peduli pada suaminya, kami akan menipunya untuk menghentikannya".
Ashoka pergi mengejar Siamak setelah dia memberitahu pada Radaguptha, Ashoka kehilangan jejak Siamak, Siamak bergegas untuk memutar / memiringkan sebuah lukisan yang tertempel didinding dan kemudian pintu rahasia terbuka, Siamak segera masuk kedalam jalan rahasia, Ashoka melihat keadaan sekitar dab menyadari jika lukisan di dinding miring lau menyentuhnya, pintu jalan rahasia kembali terbuka dan masuk kedalam jalan rahasia, Ashoka menyusuri jalan dan menemukan bercak darah dilantai dan mengikutinya, Ashoka mengikuti jejak darah itu dan kemudian mengusapkan tangannya dan mencium bercak darah itu, Ashoka menyimpulkan "Ini bukan darah manusia, berarti Siamak mencoba untuk menipu ku". Ashoka berteriak memanggil Siamak dan berputar-putar mengamati situasi, dan tanpa sadar kaki Ashoka terjebak pada sebuah perangkap, Ashoka terjatuh. Ashoka mecoba melepaskan kakinya mengatakan "Siamak, jika kau pikir kau dapat mengalahkan aku dengan kecurangan mu maka kau keliru, tidak ada perbudakan yang cukup kuat untuk menghentikan seorang anak untuk membalaskan dendam kematian ibunya".
Siamak datang menemui Ashoka dan mengatakan " Bukan hanya kau saja yang telah kehilangan ibu mu Ashok, aku juga telah kehilangan ibu ku, kau membunuh ibu ku dan aku membunuh ibu mu, sekarang kita impas".Ashoka menghantam pengunci kakinya dengan batu, Ashoka menjawab "Kematian ibu mu adalah kesalahan, aku tidak pernah berniat untuk melakukannya". , Siamak membenakan Sikap Ashoka. Ashoka menyebut jika Rani Noor seorang penghianat, tapi Siamak menolak untuk menerimanya "Ibu ku mencintai samrat, tapi samrat tidak pernah mencintainya, lalu mengapa dia mau menikahi ibu ku jika samrat tidak mencintainya, ibu mulah yang telah menjadi wanita kedua, ibu mu telah menghancurkan ibu ku!". Ashoka berteriak marah "Siaaamaaak". Ashoka berteriak kesaikitan, Siamak mengatakan "Jika kau terjebak seperti ini dan tidak dapat menemukan jalan keluar maka bagaimana perasaan mu, itu sama seperti ketika Rajamata Helena dipaksa untuk menikahi Cahndragupta". Ashoka mencoba memberikan semua faktanya, lalu Siamak bertanya tentang cinta Ashoka dengan Kaurwaki "Bagaimana rasaanya ketika kau tidak mendapatkan cinta sebagai balsannya?". Kau pikirkan apa yang telah dirasakan oleh ibu ku, tapi Bindusar tidak pernah memberikan apapun pada sudaranya?". Ashoka berbalik bertanya tentang pangeran Jautin "Apakah Justin telah mmemenuhi tugasnya sebagai seorang ayah, jika dia melakukan itu maka dia tidak akan mencoba untuk membunuh ayah, dia tidak akan pernah jatuh cinta dari salah satu istri ayah ku". Siamak menyebut jika itu sebagai cinta. Ashoka mengatakan "Kau dapat memahami orang lain ketika dalam kondisi ekstrim, kami mempunyai contoh tentang ibu mu dan tambang, ibu ku pergi dengan melalui begitu banyak rasa sakit dan masalah karena ayah mu, tapi haruskah dia juga harus menjadi pembunuh seperti ibu mu?". Dia tidak begitu, ibu mu hanya satu, dia memaafkan semua orang, apa yang dia dapatkan sebagai imbalannya?' Tapi kau membunuh seorang wanita dalam tidurnya, kau pengecut !". Siamak menyalahkan jika semua itu adalah kesalahan Bindusar sehingga membuat ibunya tidak berdaya, Siamak mengambil lantai yang terletak di dekekatnya dan mencambuki Ashoka dengan rantai.
Kaurwaki masih bingung memikirkan kondisi Ashoka "Ini dapat benar-benar berbahaya baginya, tolong selamatkan dia dewa". Siamak masih mencambuki Ashoka dengan rantai, Ashoka menangis menyilangkan kedua tangannya dan berfikir ketika ibunya datang untuk terus memeluknya saat dirinya dimasa kecil dirantai. Siamak terus memukuli Ashoka dan kemudian Ashoka menarik rantai dan membawa Siamak dekat dengan dirinya "Kau penegcut". Ashoka mencekek lehernya namun Siamak memukul luka Ashoka dan melarikan diri, Ashoka masih terjebak sementara Siamak berhasil melarikan diri ketempat yang aman. Siamak mengusap wajahnya dari keringat diwajahnya lalu berbalik dan terkejut ketika melihat Ashoka duduk di tahta dengan memegang rantai di tangannya.
Siamak datang menemui Ashoka dan mengatakan " Bukan hanya kau saja yang telah kehilangan ibu mu Ashok, aku juga telah kehilangan ibu ku, kau membunuh ibu ku dan aku membunuh ibu mu, sekarang kita impas".Ashoka menghantam pengunci kakinya dengan batu, Ashoka menjawab "Kematian ibu mu adalah kesalahan, aku tidak pernah berniat untuk melakukannya". , Siamak membenakan Sikap Ashoka. Ashoka menyebut jika Rani Noor seorang penghianat, tapi Siamak menolak untuk menerimanya "Ibu ku mencintai samrat, tapi samrat tidak pernah mencintainya, lalu mengapa dia mau menikahi ibu ku jika samrat tidak mencintainya, ibu mulah yang telah menjadi wanita kedua, ibu mu telah menghancurkan ibu ku!". Ashoka berteriak marah "Siaaamaaak". Ashoka berteriak kesaikitan, Siamak mengatakan "Jika kau terjebak seperti ini dan tidak dapat menemukan jalan keluar maka bagaimana perasaan mu, itu sama seperti ketika Rajamata Helena dipaksa untuk menikahi Cahndragupta". Ashoka mencoba memberikan semua faktanya, lalu Siamak bertanya tentang cinta Ashoka dengan Kaurwaki "Bagaimana rasaanya ketika kau tidak mendapatkan cinta sebagai balsannya?". Kau pikirkan apa yang telah dirasakan oleh ibu ku, tapi Bindusar tidak pernah memberikan apapun pada sudaranya?". Ashoka berbalik bertanya tentang pangeran Jautin "Apakah Justin telah mmemenuhi tugasnya sebagai seorang ayah, jika dia melakukan itu maka dia tidak akan mencoba untuk membunuh ayah, dia tidak akan pernah jatuh cinta dari salah satu istri ayah ku". Siamak menyebut jika itu sebagai cinta. Ashoka mengatakan "Kau dapat memahami orang lain ketika dalam kondisi ekstrim, kami mempunyai contoh tentang ibu mu dan tambang, ibu ku pergi dengan melalui begitu banyak rasa sakit dan masalah karena ayah mu, tapi haruskah dia juga harus menjadi pembunuh seperti ibu mu?". Dia tidak begitu, ibu mu hanya satu, dia memaafkan semua orang, apa yang dia dapatkan sebagai imbalannya?' Tapi kau membunuh seorang wanita dalam tidurnya, kau pengecut !". Siamak menyalahkan jika semua itu adalah kesalahan Bindusar sehingga membuat ibunya tidak berdaya, Siamak mengambil lantai yang terletak di dekekatnya dan mencambuki Ashoka dengan rantai.
Kaurwaki masih bingung memikirkan kondisi Ashoka "Ini dapat benar-benar berbahaya baginya, tolong selamatkan dia dewa". Siamak masih mencambuki Ashoka dengan rantai, Ashoka menangis menyilangkan kedua tangannya dan berfikir ketika ibunya datang untuk terus memeluknya saat dirinya dimasa kecil dirantai. Siamak terus memukuli Ashoka dan kemudian Ashoka menarik rantai dan membawa Siamak dekat dengan dirinya "Kau penegcut". Ashoka mencekek lehernya namun Siamak memukul luka Ashoka dan melarikan diri, Ashoka masih terjebak sementara Siamak berhasil melarikan diri ketempat yang aman. Siamak mengusap wajahnya dari keringat diwajahnya lalu berbalik dan terkejut ketika melihat Ashoka duduk di tahta dengan memegang rantai di tangannya.
Precap: Ashoka membunuh Siamak berpikir tentang semua cara Siamak menyakiti semua orang yang sangat dicintainya, lalu kemudian Ashoka menvcekik Siamak, Siamak tewas dengan mata terbelalak ditangan Ashoka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar