Ashoka, membakar ujung mata anak panah engan api dan kemudian melepasakan anak panah pada bendera biru milik Siamak, Siamak begitu cemas dan bendera terbakar. Beberapa orang prajurit berkumpul, Ashoka berlari dan naik keatas prajurit hingga sampai di atas benteng pertahanan Siamak dan mengalahkan dua orang prajurit Yunani, lalu membuang bendera Siamak yang telah terbakar menggantinya dengan Bendera merah dengan simbol kepala singa, Ashoka begitu sangat marah memanggil nama Siamak, dan melempar dinding pembatas. Parjurit Yunani datang untuk menyerang dan Ashoka mengalahkannya, Satu orang prajurit Magadha yang ketika itu berbicara dengan Ashoka di pinggiran Takhshila mengatakan "Parajurit lainnya akan membka pintu gerbang". Beberapa prajurit kemudian berusaha mendobrak pintu gerbang dengan menggunakan batang pohon besar, sementara itu beberapa prajurit Yunani berusaha untuk tetap memeprtahankan pintu gerbang agar tidak bisa di buka paksa. Beberapa prajurit lainnya di atas benteng kembali melepaskan anak panah mereka, ribuan anak panah melesat menyerang semua prajurit Magadha, beberapa prajurit menankis serangan dan beberapa prajurit mati di tempat, Ashoka berfikir "Aku tidak bisa melihat prajurit ku mati dengan cara seperti ini, aku harus membuka pintu gerbang dari dalam". Ashoka turun dan tepat berada di hadapan beberapa prajurit Yunani yang sedang mempertahankan pintu gerbang, Siamak mengumumkan serangan ketika Ashoka melompat kebawah untuk dapat melihat Ashoka, prajurit berbalik dan melakukan serangan, mereka terlibat dalam pertarungan pedang. Komandan Yunani memerintahkan pada prajuritnya untuk berhenti, komandan mengatakan "Sekarang dia adalah mangsa, kau harus bertarung dengan ku, kalahkan aku untuk dapat membuka pintu gerbang atau kau lebih baik lari seperi ayah mu". Ashoka meminta agar komandan Yunani itu terlebih dahulu maju untuk menyerangnya, mereka sama-sama berlari dan akan menyerang namun Ashoka dapat membunuh komandan hanya dalam satu detik dengan menggunakan pedang Cahndraguptanya, darah segar menetes dari mulutnya dan membuat Siamak sangat marah, semua prajurit Yunani melarikan diri dan Ashoka dapat membukakan pintu gerbang untuk prajuritnya, mereka semua bersorak sorai "Jai Janani" dengan serempak, dan semua prajurit berlarian masuk kedalam.
Siamak nampak gelisah tidak bisa melihat para prajurit Yunani berada di dekat Takshsila. Siamak berkata "Aku lebih baik melarikan diri dari sini". Siamak bersama dengan prajurit Yunani meninggalkan benteng, sementara itu Sushim masih tergantung terbalik, Mahamatya dan Sushim melihat Siamak sedang berusaha untuk melarikan diri, Mahamatya masih terikat di pilar mengatakan pada Sushim "Ashoka akan membuat kami akan kehilangan, sangat mudah untuk melarikan diri dari Siamak tetapi bukan Ashoka, dia memiliki nama dan nama kami sudah ada dalam daftarnya, aku sudah bilang pada mu untuk jangan pergi ke Takshsila tetapi kau tidak mau mendengarkan ku, aku merasa untuk pertama kalinya jika Chanakya benar, aku telah menaruh uang ku pada orang yang salah, Ashokalah pemenangnya sejak awal, aku juga akan kehilangan kehidupan ku hari ini karena mu, tidak akan ada satu orang pun yang akan dapat menghentikannya hari ini".
Ashoka membunuh semua tentara yang melangkah di jalannya. Ashoka berteriak ""Aku adalah Kaal (kematian)" Siamak. Tidak ada yang bisa melarikan diri Kaalnya". Ashoka mengingat kematian Chanakya dan juga kematian ibunya. Ashoka mengatakan "Orang yang zalim selalu mengambil bantuan dari tempat gelap. bahkan mereka tidak tahu akan bayangan mu meninggalkan yu dalam kegelapan, keluar..., tidak akan ada yang bisa menyelamatkan mu dari Kaal (kematian) mu hari ini, aku hanya akan menunggu mu disini". Ashoka menghabisakan waktu hingga keesokan harinya, Siamak datang kesana kerana tidak sengaja, dengan sangat penuh amarah Ashoka menatapnya dan mengingat ketika dirinya mencari tahu tentang batu permata putih, Siamak bergegas untuk berlari menghindari Ashoka dan menyelamatkan dirinya, namun Ashoka mengejarnya dibelakang, Siamak sampai di luar Ashoka terus berteriak memanggil namanya dengan penuh kemarahaan, mereka terlibat pertarungan, Ashoka terus menghajar Siamak, dan mencengkram kepala Siamak dan menjedotkannya kedinding batas benteng, Siamak berusaha melakukan perlawanan, namun Ashoka memukulnya berkali-kali, dan memegang tenggorokannya. Ashoka berkata pada Siamak " Siamaaak..., Aku harus membuat mu kesakitan seperti apa yang telah kau lakukan pada ibu ku". Ashoka mencekek tenggorokan Siamak, Siamak memohon belas kasihan pada Ashoka, tapi Ashoka menolaknya "Ini hanya kemungkinan akan selesai hanya dengan ibu ku saja".
Diluar benteng, ribuan pasukan Yunani telah bersiap diluar, Antiocus memerintahkan pada prajuritnya untuk menembak dan mewajibkannya, anak panah raksaksa melesat dan kemudian menusuk Ashoka dari belakang, Antiocus tertwa sangat senang ketika dia melihat tembakannya tepat pada sadarannya, Ashoka kesakitan. Komandan prajurit Magadha mencemaskan pangeran Ashoka ketika ia ikut bertarung melawan pasukan Yunani "Pangeran Ashoka". Siamak mencoba untuk membebaskan dirinya dari cengkraman tangan Ashoka, parjurit Yunani menggulung tali yang menghubungkan anak panah, Ashoka terjatuh kebawah dan tidak sadarkan diri, Antiocus begitu sangat gembira melihat keadaan Ashoka ketika prajuritnya menarik tali dan menyeret Ashoka, komandan Magadha mengatakan " Jika pasukan tidak melarikan diri itu akan sia-sia"
Diluar benteng, ribuan pasukan Yunani telah bersiap diluar, Antiocus memerintahkan pada prajuritnya untuk menembak dan mewajibkannya, anak panah raksaksa melesat dan kemudian menusuk Ashoka dari belakang, Antiocus tertwa sangat senang ketika dia melihat tembakannya tepat pada sadarannya, Ashoka kesakitan. Komandan prajurit Magadha mencemaskan pangeran Ashoka ketika ia ikut bertarung melawan pasukan Yunani "Pangeran Ashoka". Siamak mencoba untuk membebaskan dirinya dari cengkraman tangan Ashoka, parjurit Yunani menggulung tali yang menghubungkan anak panah, Ashoka terjatuh kebawah dan tidak sadarkan diri, Antiocus begitu sangat gembira melihat keadaan Ashoka ketika prajuritnya menarik tali dan menyeret Ashoka, komandan Magadha mengatakan " Jika pasukan tidak melarikan diri itu akan sia-sia"
Saat itu, seorang yang tidak doketahui jenis kelaminnya datang dengan menunggangi kudanya dan melepaskan ledakan saat Ashoka hampir sampai pada Antiocus, Asap tebal pun mengepul, dan orang itu kemudian menarik Ashoka pada kudanya dan melarikan diri membawa Ashoka. Antiocus dan pasukannya terlihat kebingungan. Orang yang sama ketika menolong Ashoka mencemaskan keadaan Ashoka yang terbaring lemah, dia membakar belati dan kemudian menempelkannya pada luka di perut Ashoka, Ashoka menjerit kesakitan. Sekali lagi dia membakar belati dan menempelkan belati yang telah di bakar pada luka Ashoka untuk mencegah terjadinya infeksi, Ashoka meronta kesakitan dan cadarnya terlepas dari wajahnya ketika Ashoka memberontak kesakitan, itu adalah Kaurwaki, Ashoka melihat dirinya dan Ashoka pingsan.
Radhagupta datang besama dengan sisa pasukannya, mengatakan pada prajuritnya untuk menunggu "Aku melihat para prajurit yang telah datang besama dengan Ashoka melarikan diri dari tempat itu". Radhagupta mempertanyakan mereka tentang Ashoka. Komandan pasukan Magadha untuk menyelematkan diri dan beberapa orang pasukan datang menemui Radhagupta namun mereka berlarian, komandan menceritakan musaibah yang terjadi pada Ashoka pada Radhagupta, Radhagupta ingin tahu kemana Antiocus membawa Ashoka lalu prajurit tidak tahu.
Kaurwaki memberikan obat herbal pada luka Ashoka, dan Ashoka masih berbaring kesakitan. Ashoka berguam menmanggil ibunya, Ashoka terus berguam "Dialah pembunuh ibu ku, biarkan aku pergi". Ashoka berusaha untuk bangkit, Kaurwaki menghentikannya dan menaruh kepala Ashoka di pangkuannya. Ashoka ingin membunuh pelaku pembunuhan ibunya, Kaurwaki menangis melihat kondisi Ashoka, Kaurwaki mengatakan pada Ashoka " Kau akan membalas dendam atas pelaku pembunuh ibu mu Ashok, kita akan membalas dendam". Ashoka dalam keadaan setengah sadar, Kaurwaki pergi membawa gelang.
Radhagupta menyesal "Aku gagal guru ji, aku telah gagal Ashoka, lalu bagaimana aku bisa meminta maaf pada ibu pertiwi ku?".
Siamak dan Antiocus minum bersama-sama, Siamak berterima kasih atas bantuannya yang telah datang tepat waktu. Antiocus memuji Siamak atas apa yang telah di lakukannya untuk Yunani. Antiocus mengatakan pada Siamak "Cahndragupta dan Chanakya menutup pintu ini dan menjauhkan Yunani dari Magadha, dan kau telah membukanya dan memberikan akses untuk ke Magadha, Yunani akan memerintah India, Yunani akan selalu berhutang pada mu, kau sudah melakukan apa yang tidak pernah bisa dilakukan oleh nicator dan Helena". Lasendara mendengarkan pembicaraan mereka berdua, Lasendara berfikir "Ashoka telah hilang, aku sudah kehilangan harapan terakhir ku, bagaimana aku akan balas dendam atas kematian suami ku?".
Antiocus membawa Lasendra untuk ikut bergabung dan memujinya "Tidak akan mungkin terjadi tanpanya, dia harus mendapatakan penghargaan untuk itu, dia harus menghabiskan waktu bersama dengan orang yang akan memerintah India di masa depan". Antiocus mengatakan "Tidak akan yang dapat mungkin terjadi pergi bersama dengan Lasendra dan meninggalkan Siamak. Siamak memutusakan dan memastikan untuk hidup Sushim agar melihatnya duduk disinggasana Magadha "Mungkin dia akan mati karena penghinaan ini, seperti Ashoka yang sekarang sudah mati"
Jagannath mengamuk dan melempar nampan minum yang terletak di atas meja, istrinya ketakutan. Jagannath mengatakan "Mengapa dia tidak mengingat jika dirinya ratu dari Kalinga, ini merupakan penghinaan untuk Kalinga dan warganya, mengapa dia lupa jika tindakan kita merupakan hal yang teladan untuk negara?" Apakah dia sudah tidak memiliki tanggung jawab terhadap mereka?". Dia masih belum bisa memahami akan hal itu, dia melihat kita kembali untuk melihat waktu ke bawah dengan membatu putra pelayan itu, aku tidak punya pilihan lagi yang tersiasa sekarang". Jagannath mengambil pedangnya, namun Istri Jagannath mencoba untuk menenangkannya tapi sia-sia, Jagannth mendorong istrinya.
Guard datang ke gua dimana Ashoka telah di selamatkan oleh Kaurwaki, dan menjilati tangan Ashoka. Angin menghembus cahaya lilin Diya tetapi Devi menutupinya dengan tangannya. Devi merasakan firasat buruk " O ya dewa, Apakah Ashoka sedang dalam masalah?". Devi mencakupkan kedua tangannya dan melantunkan Mahamrityunjaya Mantra untuk kesejahteraan Ashoka. Guard terus menjilati tangan Ashoka dan Ashoka membuka matanya dan mengetahui Guard ada di sampingnya, Ashoka melihat benang suci terikat di tangannya dan mencoba untuk duduk. Disisi lain, Devi terus berdoa untuk Ashoka, dan Kaurwaki kembali kegua namun daia tidak menemukan Ashoka "Kondisi mu sedang tidak baik!". "Aku akan selalu berdoa untuk kemenangan mu". Ashoka sedang dalam perjalanannya kembali ke Takshsila dengan menunggangi kudanya.
Precap: Ashoka membunuh Siamak berpikir tentang semua cara Siamak ketika merugikan orang yang dicintainya sampai hari ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar