Kamis, 22 September 2016

CAS 427 : KEMATIAN SIAMAK DI TANGAN ASHOKA, LASENDRA BERTERIMA KASIH PADA ASHOKA KARENA TELAH MEMBANTUNYA BALAS DENDAM

KAMIS, 22 SEPTEMBER 2016. KODE 21.09


Siamak sampai ketempat yang aman dan melarikan diri dari kemarahan Ashoka  dan menutup pintu, Siamak panik penuh dengan keringat dan dia mengusap keringat di wajahnya dengan menggunakan tangannya, Siamak panik melihat kesekeliling ruangan, ternyata dia menemukan Ashoka sedang duduk di atas tangan dengan memegang rantai dan pedang di tangannya. Kilas balik ketika Ashoka melemparkan rantai pada sebuah tuas dan kemudian membuka kunci yang telah menjebak kakinya, Kilas balik pun berakhir. Ashoka berkata pada Siamak "Kau melakukan semua ini hanya untuk mendapatkan tahta, tapi ini hanyalah mimpi mu, aku akan sangat senang setelah membunuh mu, setelah melihat kau begitu dengan mimpi mu". Siamak mengatakan pada Ashoka "Aku sudah membunuh salah satu anak dari Magadha dan aku akan membunuh mu dan Yunani kemudian akan memerintah Magadha, Yunani akan memerintah seluruh india". 

Siamak mengambil sebuah pedang, Ashoka bergegas melompat dengan memijakkan kaki pada karet merah dan kemudian menangkis serangan pedang dengan rantai yang melilit di tangannya, Ashoka menghitung semua pukulan yang dilakukan oleh Siamak dan memepringatkan semua kesalahannya dan juga keluarganya kilas balik ditampilkan di masa laliu Ashoka ketika berkalo-kali helena berusaha untuk mencelakai Samart Bindusar dengan anak panah, dan ratu Helena tega mencambuki ibunya ketika mengandung Vitaashoka, dan ketika Siamak ikut dalam pembantaian Cahanakya Ashoka terus menghajar Siamak dengan menggunakan rantai, dan perlakuan kejam yang dilakukan oleh komplotannya ketika mengusir ibunya dari istana, Ashoka begitu sangat marah dan kemudian memukul kepala Siamak sehingga dia jatuh tersungkur diatas meja, Siamak mengambil taplak meja dan menutup wajah Ashoka lalu berhasil untuk melarikan diri, Ashoka berteriak "Aku adalah kematian mu, jalankan pengecut". 

Di tahanan, Mahamatya panik saat mendengar suara kemarahan Ashoka, Mahamatya mengatakan "Selamatkan kami, kematian kami akan datang". Mahamatya mencoba untuk membuka tali yang mengikat kedua yangannya dan dia berhasil untuk membuka dan melarikan dirinya meskipun Sushi meminta dirinya untuk berhenti, tapi Mahamatya hanya tertawa dan di bergegas berlari.



Siamak berlari sampai ke tempat gudang makanan, dia bersembunyi di balik lemari, Ashoka datang untuk mencarinya dan kemudian Siamak berhasil untuk menghajar Ashoka, namun Ashoka berhasil untuk menangkis dan memukul Siamak, dan Siamak kembali menangkis dan membalas Ashoka, Ashoka mengingat tentang sketsa kalung yang diberikan oleh perajin perhiasan dan menemukan batu permata itu di sisa abu ibunya, dan kemudian memelintir tangan Siamak, Ashoka berkata pada Siamak "Aku tidak bisa menyelamatkan ibu kum tapi aku akan menyimpan impian ibu ku, aku tidak akan menyayangkan siapapun yang akan mencoba untuk melihat mata yang jahat di tanah air ku". Ashoka mendorong Siamak hingga jatuh tersungkur dilantai dan kemudian menekan tenggorokannya dengan menggunakan
lututnya hingga Siamak kesulitab bernafas, Ashoka mencengkram leher Siamak, Ashoka menambahkan "Kau memiliki menit terakhir untuk memeikirkan semua kesalahan atau ketidakadilan yang telah di lakukan pada Naicator, Mirkhurasan, ibu suri Helena, terhadap Rani Noor (Ibunya) dan terhadap Pangaran Jaustin (Ayahnya), aku akan melakukan hal yang sama untuk mu sekarang, semakin keras cengkraman itu dan membuat Siamak akhirnya mati di tangan Ashoka, Siamak mati dengan mata terbelalak dan Ashoka melepaskan benang merah di tangannya dan pergi meninggalkan benang itu di atas jasad Siamak, dan meninggalkan batu permata milik Siamak, Ashoka berjalan keluar dari sana.

Radhagupta, Lasendra dan pasukan Magadha melihat kondisi di sekitar, banyak mayat yang bergelimpangan, mereka bertemu dengan Ashoka. Ashoka berkata "Balas dendam atas kematian ibu ku telah selesao, aku sekrang harus memenuhi impian ibu ku, maka hanya akan menjadi jiwa untuk ibu ku dan jiwa Acaharya Cahanakya untuk damai". Radhagupta meminta Asoka beristirhat untuk sementara waktu, tapi Ashoka ingin agar Radhagupta mengatur upacara terakhir untuk Martir Magadha, Ashoka meminta kompensasi untuk keluarga mereka

Sushima masih digantung terbalik, sementara itu dia melihat jasad Siamak yang telah mati, Kata-kata Ashoka terus bergema di kepala Sushim "Dia begitu sangat terkejut melihat cinta Ashoka terhadap keluarganya, aku tidak akan memberi tahu ayah tentang rahasia besar ini untuk keselamatan ku, sekarang mungkin akan menyakitkan tetapi aku akan mendapatkannya lebih, kau sudah membunuh Siamak tapi kau tidak akan bisa membunuh diri ku, aku akan memenangkan perang ini!".

Ashoka juga meminta pada Lasendra untuk memastikan agar semua prajurit Yunani yang telah tewas diberikan upacara terakhir yang tepat, Lasednra mengucapkan terima kasih karena Ashoka telah membantunya membalaskan dendam, Lasendra mengatakan "Aku akan memastikan India dan Yunani akan menulis sejarah persahabatan baru". Lasednra pergi bersama 4 orang prajurit. Radhagupta bertanya pada Ashoka "Apa yang harus di lakukan dengan jasad Siamak, apakah dia harus di gantung di Takshsila atau kau ingin jasadnya dikirm ke Magadha?". Ashoka berkata "Dia harus diperlakukan yang sama seperti para prajurit lainnya". Radhagupta kembali bertanya "Mengapa begitu?". Ashoka menjawab " Ibunya tidak akan mungkin hidup tapi cita-citanya masih ada dalam diri ku, jika sesorang telah mati maka dia akan mendapatkan semua hak-haknya, ayah ku berfikir dan menganggak jika Siamak anaknya, ayah ku akan sangat terluka jika upacara terakhir Siamak tidak akan terjadi dengan mengikuti semua ritual, aku tidak mau melakukan Adharma apapun". Radhagupta memberkati Ashoka agar dirinya selalu menjadi seperti itu. Ashoka hanya mengangguk, Ashoka akan pergi ketika Radhagupta akan bertanya pada Ashoka "Shim, dimana dia pergi?". Ashoka mengatakan "Masih ada satu hal yang tersiasa untuk dilakukan". Ashoka pergi dan Radhagupta hanya memandangi Ashoka.

Keesokan malamnya, Radhagupta datang besama dengan prajurit, dia memerintahkan pada prajuritnya untuk memeriksa setiap kamar "Ambil siapa saja yang terluka, hidup atau mati". Sementara Sushima yang masih tergantung terbalik berfikir bahwa dirinya harus melarikan diri dari sana "Aku pasti akan mati jika Radhagupta melihat ku, Khaalatak bodoh dia telah pergi!"

Ashoka pergi menunggangi kudanya, dia telah mengubur semua kenangan Kaurwaki, Ashoka mengingat ketika Kaurwaki datang untuk menolongnya, Ashoka meminta pada kudanya untuk membawanya ke gua itu "Aku ingat jika sekarang aku telah menikahi Devi, aku ingat dengan semua janji yang telah ku buat untuk ibu ku, aku hanya ingin bertemu dengan Kaurwaki jika memang itu benar-benar dirinya, aku hanya ingin bertemu dengannya sekali saja untuk berterima kasih". Kaurwaki sedang gelisah mondar-mandir di dalam gua an terus berdoa untuk Ashoka, Kaurwaki mengatakan "Mengapa aku merasa jika Ashoka akan datang kesini untuk menemui ku?". "Aku tahu cinta kami telah berakhir dalam pernikahan itu, tapi aku masih mau bertemu dengan dirinya untuk terakhir kalinya?". Kaurwaki mulai cegukan "Mengapa aku merasa Ashoka sedang memikirkan diri ku?". Kaurwaki mencari air minum, tapi menemukan jika kedi air telah kosong, Kaurwaki berkata "Bagimana jika Ashoka datang kesini hanya untuk meminta air?". "Aku harus mencari air". Kaurwaki pergi keluar gua.

Radhagupta datang bersama dengan pasukannya untuk melihat jasad Siamak, Radhagupta berkata pada prajurit untuk mengambil jasad Siamak keluar. Parjurit mematuhi. dan mengangkat jasad Siamak dengan tandu Sushima yang masih tergantung terbalik nampak tegang. Radhagupta mulai mencurigai sesuatu dan kemudian seorang prajurit lainnya datang untuk memberitahunya tentang kedatangan Devi,  Radhagupta melangkahkan kakinya namun dia berhenti untuk memastikan kecurigaannya, dan kemudian pergi meninggalkan ruangan itu.

Radhagupta meneui Devi, dan bertanya padanya " Mengapa kau ada disini?". Devi menjawab "Itu akan baik bersama dengannyya, bukannya mati karena semua kekahwatiran ku, aku merasa seolah-olah sesuatu yang salah terlah terjadi, dimana Ashoka?".





Ashoka sampai digua, namun dia menemukan gua itu telah kosong, Ashoka menemukan belati yang sama dengan bercak darah di atasnya. Ashoka mengingat pada sesorang yang saat itu menggunakan belati itu dan menaruhnya pada luka untuk membantu menyembuhkannya Ashoka melihat wajah itu samar-samar dalam setengah kesadarannya, Ashoka juga menemukan kain berwarna hitam disana yang ketika itu digunakan Kaurwaki untuk menutupi wajahnya, Ashoka menutup memejamkan matanya mengatakan "Aku sekarang yakin jika itu jhanya Kaurwaki yang telah menyelamatkan ku, aku tidak tahu mengapa aku merasa kau berada didekat ku.
Kaurwaki sedang berdiri di dekat sungai seorang diri, dia menatap bulan, tiba-tiba petir terjadi dan hujan turun, Kaurwaki mengingat kendi air dan mengambil air disungai dan kembali ke gua. Sementara itu, Ashoka yang masih ada didalam gua memeriksa seluruh gua tapi tidak dapat menemukan Kaurwaki, saat itu Ashoka mendengarkan suara gelang kaki, bayangan seorang gadis datang wajahnya terturtupi oleh asap yang tebal dan gelap, gadis itu melangkah maju, Ashoka berfikir jika gadis itu adalah Kaurwaki, Ashoka berkata " Apakah yang kulihat ini benar?" Kau telah datang kesini untuk ku?". Gadis itu terus melangkah sampai cahaya terang menyinari, itu adalah Devi yang berlinang air mata "Bagaimana aku tidak datang, kau adalah suami ku?"



Precap: Devi mencoba untuk menyingkirkan jerami di dalam gua,   ketika itu tangannya terluka terkena duri, Devi menjerit kesakitan, Ashoka mencabut duri itu dan memeluk Devi, Kaurwaki sampai di depan gua dia terkejut dan menjatuhkan kendi  air  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar