Kamis, 08 September 2016

CAS 420 : CAHRU TERKEJUT KETIKA MENGETAHUI PEMBUNUH RANI DHARMA ADALAH SUSHIMA, ASHOKA MASIH PERCAYA JIKA IBUNYA MASIH HIDUP, RADHAGUPTA MEMINTA PADA SAMRAT BINDUSAR AGAR MELAKUKAN UPACARA TERAKHIR UNTUK RANI DHARMA

NASKAH SINOP Kamis, 8 September 2016. Kode 07.09

Keesokan paginya, Bindusar terbangun dari tirurnya dan menemukan Ashoka masih duduk di samping ibunya. Bindusar berkata pada Ashoka "Apa kau tidak tidur sepanjang malam?". Ashoka bangun dan menghampiri Ayahnya. Bindusar mengatakan  "Orang sudah terbangun sebelum orang lain tertidur". Ashoka mengatakan "Mungkin aku perlu lebih banyak istirahat, itu tidak akan tepat  untuk membangunkannya". Bindusar menyarankan Ashoka untuk pergi beristirahat "Devi telah menunggu mu". Ashoka hanya mengangguk dan melihat ibunya sesekali sebelum dia pergi, salah satu tangan Dharma mencengkar dengan sangat erat mengenggam sesuatu. Ashoka menyentuh kaki ibunya.


Devi sedang bersiap dan ketika itu Ashoka datang kedalam kamar, Devi mencoba untuk mengikatkan tali pada Blushnya, Ashoka dan Devi melihat satu sama lain dicermin dan kemudian mereka tersadar. Ashoka menuangkan air minum ke gelas untuk dirinya sendiri. Devi keluar dari ruangannya yang terpisah tiran dan bertanya tentang keadaan Dahrma. Ashoka menjawab "Ibu ku baik-baik saja, aku hanya merasa sepertinya dia akan pergi, aku befikir aku harus melanjutkan tugas ku, Acahrya harus perlu mengetahuinya". Devi mengatakan  pada Asoka untuk terlebih dahulu istirahat, jika semua pekrjaan tanpa istirhat itu tidak akan baik untuk mu". Ashoka tersenyum dan mengatakan pada Devi "Ibu baru saja sakit dan kau sekarang sudah mengambil tempatnya, ibu juga menegur ku dengan cara yang sama". Devi menjawab "Tidak ada yang bisa di lakukan oleh ibu, jangan meratakannya, meskipun aku bisa memijat kepala mu dengan minyak panas sepetyi yang dilakukan ibu". Lalu Devi memijat kepala Ashoka. Devi tersenyum manis ketika dia memijat kepala Ashoka

Tabib datang kekamar Samarat Bindusar untuk memeriksa keadaan Dahrma. Bindusar telah mengambilkan Kaadha (Ramuan obat) untuk Dharma, tapi Bindusar merasa jika dirinya akan menganggu tidurnya. Tabib kemudian meyakinkan samrat bahwa dia sedang tidak menganggu tidurnya. Lalu Tabib memeriksa denyut nadi Dharma dan dia tampak tertengun atas apa yang telah terjadi ketika tabib menaruh kedua jarinya di lubang hidung Dharma. Bindusar bertanya  pada tabib "Apa yang terjadi padanya?". Tabib hanya menggeleng pada Bindusar seolah mengisyaratkan pada Samrat bahwa Dharma sudah tidak ada. Kaadha terjatuh dari tangan Bindusar, Bindusar terkejut "Tiiiidaaaak!"... "Itu tidak mungkin". Bindusar menghampiri tabib dan memegang kedua bahu tabib mengatakan  "Ini tidak mngkin, priksalah kembali Dhrma, tidak akan ada yang bisa terjadi padanya". Bindusar duduk di samping jasad Dharma dan mencoba untuk membangunkannya namun sia-sia. Tabib kembali memberitahu pada samrat  agar samrat dapat mengendalikan dirinya " Nafas Dharma telah berhenti, jantungnya sudah tidak lagi berdetak". Mendengar Tabib, seolah Bindusar tidak percaya, Bindusar mengatakan "Dharma meminta air dan aku pergi untuk membawakannya, lalu kemudian dia telah tidur dengan damai". Tapi Tabib menyangkalnya "Ini mengisyaratkan bahwa Dharma telah mati lama, mungkin rasa sakit itu  telah terlalu banyak dan dia meninggal dalam tidurnya. Bindusar tetap menolak untuk percaya pada ucapan tabib, Bindusar mengatakan "Bukalah mata mu Dharma!". Bindu kemudian menjerit dalam tangis kesedihanya dan tidak melihat bercak merah di leher istrinya, Bindusar menjerit
"Dhaaaarmaaa"!. Semua orang terkejut ketika mendengarnya. Ashoka, Vitaashoka dan Devi bergegas lari kekamar Bindusar, mereka semua terpana ketika melihat kondisi Rani Dharma telah tidak bernyawa, Vitaashoka menangis, Ashoka bertanya pada ayahnya "Ayah mengapa kau menangis, bukankah ibu sedang tertidur, dia akan bangun ketika mendengar suaram jangan menangis ayah". Ashoka mengulanginya "Ibu ku akan baik-baik saja". Semua orang berdatangan kekamar Samrat, Ashoka meminta semua orang untuk pergi meninggalkan ibunya " Ibu ku tidak memelukan banyak orang di sekelilingnya, kami akan mengabarkan pada kalian, ibu baik-baik saja".  Bindusar menghentikan Ashoka dan mencoba untuk membuat Ashoka memahami akan sesuatu. Ashoka mengatakan "Ibu ku mengatakan pada ku jika dia ingin melihat ku memenuhi impian ku, ibu menginginkan melihat Vitaashoka tumbuh dewasa dan banyak yang diinginkannya, Ibu berjanji pada kita, ibu tidak pernah mengingkari janjinya, dan kau juga tahu akan hal itu ayah, ayah mari kita bertanya pada ibu, Vitaashoka menangis sedih dan Devi segera memeluknya.  Ashoka membangunkan dan mengguncangkan kaki ibunya berkata "Kau tidak percaya pada ku ayah, dia hanya beristirahat". Vitaashoka menagis di sedih karena telah kehilangan ibunya, Ashoka mengatakan "Ayah kau telah membuatnya takut, jika kau hanya diam saja maka bagaimana Vitaashoka akan mengurus dirinya sendiri". Lalu Ashoka menghampiri Vitaashoka  dan menghibur namun Vitaashoka hanya menangis Ashoka mengatakan pada Vitaashoka "Vitaashoka tenanglah ibu mu baik-baik saja"

Ashoka juga meyakinkan Devi yang menangis, dia meyakinkan bahwa ibunya baik-baik saja, lalu Ashoka menggandeng Devi menemui Ayahnya dan meminta pada Devi mengatakan pada Ayahnya bahwa ibunya hanya sedang beristirhat, namun Devi tidak dapat menahan air matanya, Ashoka mengatakan "Ibu harus melihat anak-anak kita dan bermain besama dengan mereka". Devi diam-diam menangis, Ashoka mengatakan "Mengapa kau tenang?". Devi kemudian menapar Ashoka hanya untuk Ashoka kembali kedalam kenyataannya, semua orang nampak tertengun. Devi mengatakan pada suaminya Ashoka  dan berteriak padanya "Ya Ashoka, ibu tidak akan pernah kembali sekarang, tidak akan!". Ashoka terkejut dia menggeleng dan meolak untuk percaya, Ashoka menghempas tangan Devi dan mecoba untuk mengambilkan makan serta air untuk ibunya. Ashoka marah mengatakan " Beritahu pada semua orang tidak akan terjadi untuk mu". Sushima dan siamak kemudian datang mereka menonton serta menikamti Ashoka yang sedang panik dan terus mencoba memangunkan ibunya. 

Ashoka mengatakan "Apa yang telah terjadi pada ibu ku, ibu ku masih hidup, ibu ku hanya ingin beristirahat". Sushima dan Siamak terpana melihatnya, Sushima berdikir "Bukankkah sebelumnya Dahrma sudah mati sebelumnya". 
Tabib mengatakan "Kita tidak bisa melakukan apapun sebelumnya, ini kehendak dewa". Ashoka berteriak jika itu bukanlah kehendak dewa.
Radhagupta memberithau pada Samrat untuk segera melakukan upacara terakhir untuk jadad Rani Dharma, "Kau harus melakukannya, dia harus berpakian seperti pengantin". Bindusar hanya mengangguk sambil menangis. Ashoka memeringatkan ayahnya untuk tidak melakukannya "Tidak akan terjadi pada ibu ku, ibu ku masih hidup". Ashoka terus mencoba memangunkan ibunya, Ashoka mengatakan "Ibu katakan pada semua orang bahwa kau dalam keadaan baik-baik saja bu, mereka semua mengatakan bahwa kau telah mati, ibu beritahulah pada mereka!". Ashoka menangis, namun Dharma tetap tidak merespon atau pun bereaksi. Sushima dan Siamak tersenyum puas melihatnya.

Ashoka menyesal karena tidak bisa menyelamatkan naywa ibunya disaat nafas terakhirnya "Seandinya aku ada disini aku bisa menyelamatkannya, aku sangat buruk, aku tidak bisa melakukan apa-apa". Ashoka mengamuk dan melempar semua barang-barang. Ashoka terus mengamuk, Lasendra datang ke kamar Samrat, Vitaashoka mencoba untuk menangkan Ashoka dan mencengkarm tubuhnya namun Ashoka menghetikannya. Lasendra mengatakan "Inilah yang kutakutkan, dewa tahu apa yang telah terjadi sekarang, entah Ashoka akan menghancurkan dirtinya sedniri atau dia akan menghancurkan semua orang!"


Ashoka menatap Adiknya, dia mengingat semua pesan ibunya ketika Dharma mengatakan tugas-tugasnya untuk adiknya "Kau harus memikirkan Vitaashoka sebelum kau melakukan sesuatu". Ashoka berlutut dihadapan adiknya dengan hati yang sangat hancur. Vitaashoka memberitahu pada Ashoka "Ibu sudah tidak berada bersama dengan kami, tapi dia akan selalu bersama dengan kami, kak jangan menangis, ibu akan selalu mengawasi kita". Ashoka dan Vitaashoka berpelukan dengan sangat emosional, Ashoka menjerit "Ibuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu!!!". semua orang menagis terkecuali Sushima dan Siamak. 

Siamak sedang berada dikamarnya, dia membereskan semua pakiannya kedalam tas, Sushima datang dan melempar semua pakiannya, Sushima mengatakan "Kau jangan bertindak bodoh dalam ketakutan". Siamak mengatakan "Apakah ada saran dari mu sehingga dapat menghentikan ku untuk pergi dasi sini, malam ini aku harus pergi. Sushima memperingatkan pada Siamak untuk tidak bertindak bodoh dan wajar "Lakukan itu saja, bukankah tabib mengatakan jika Dharma telah meninggal secara damai, aku memberitahu mu untuk bertindak wajar sehingga tidak akan ada orang yang tahu". Siamak akan pergi keluar namun ketika itu mereka di kejutkan dengan kedatangan Cahru, Cahru terkejut "Apa yang sedang kalian bicarakan, kalian menyembunyikan apa?". Siamak memberitahu Cahru "Aku tidak membunh Dahrma tatpi Sushima yang mealukannya". Cahru terekejut ketika mendengar itu dari Siamak, Cahru terperangah dan memangis "Sushim"

Semua wanita berkumpul dengan mengenakan baju putih, jasad Dharma dibaringkan. seorang wanita tua membacakan beberapa mantra untuk kedamian jiwa Dahrma. Devi akan membersihkan tubuh Dahrma dengan handuk, tetapiCahru mengentikannya dan menwarkan diri untuk melakukannya, Cahru mengatakan "Kau memakan mil mu segera setela kau datang di rumah ini, aku tidak akan membiarkan untuk menguntungkan pengantin setelah mealukan ritual ini". Cahru meyakinkan "Tidak ada yang harus meragukan apapun". Devi sedih menepi. Cahru bertanya-tanya tentang tanda dileher Dharma sementara dia sedang membersihkan tangan Dharma, Cahru terkejut ketika melihat tada merah di leher Dharma dan kemudian meminta Chanda membawakan kalung, lalu Cahru memakian  kalung dileher Dharma untuk menyembunyikannya". Chanda memnerikan aalta pada kaki Dahrma dan Cahru merapihkan rambut Dahrma. Cahru memakian duptta Dahrma dan menatap Dahrna "Dalam kelahiran ini kau telah membuat neraka dalam kelahiran ini, aku tidak akan mampu untuk menanggung hal yang lain dalam satu hari". Kemudian Cahnda mengambil jejak kaki Dharma di handuk dan memerikannya pada Devi,  Cahru kemudian mengumumkan bahwa jasad Dahrna siap untuk melaukan upacara terakhir, dan bahkan tidak ada yang mencurigai genggaman ditangan Dahrma


Precap: Ashoka, Bindu dan Vitaashoka menyalakan  api di  tumpukan kayu. Sushim memberitahu ibunya bahwa Ashoka dan Bindu tidak ada di sini. "Sebelum Ashoka bisa keluar dari rasa sakit, kita akan memberinya lagi dengan merebut tanah air darinya"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar