Sabtu, 30 April 2016

CAS 328 : SUSHIMA MEMINTA AGAR YAM MEMBUNUH ASHOKA, BINDU MEMBUAT KEPUTUSAN TERAKHIR UNTUK RANI DHARMA DAN MELEPASKAN CICIN DI JARINYA, DHARMA DI KEPUNG OLEH MUSUH-MUSUH MAGADHA SUSHIMA MENDANG DHARMA BAYI KECILNYA HAMPIR TERJATUH

30 APRIL 2016. KODE 29.04

Cahru, Mahamatya dan Sushima bertemu dengan Yam di kuil, Sushima meminta pada Yam untuk membunuh Ashoka dan menyelesaikan tugasnya. Yam berjanji akan membunuh Ashoka, Sushima mengatakan “ Hari ini, orang yang selalu bermimpi untuk bersatunya india akan di hancurkan” Yam setuju dengan permintaan Sushima ia bergegas pergi mencari Ashoka dengan pedang di tangannya bertekad untuk mendapatkan Ashoka dan segera membunuhnya.



Di kamar, Rani Dharma mencoba kembali bicara dengan Samrat, Dharma mengatakan “ Bagaimana aku bisa memilih satu mata ku diantara kedua mata ku, jangan kau katakan itu” Bindu mengatakan “Kalian berdua penting bagi ku, sekarang semua keputusan itu ada di tangan mu” Bindu mengatakan “ Sebelumnya, aku telah memutuskannya sendiri, sekarang keputusan terakhir ada di tangan mu, jika kau tetap pergi, ingatlah aku tidak memiliki hubungan apapun dengan kau dan juga bayi ini, aku sudah hidup tanpa kasih mu sejak lama”. Dharma terkejut mendengar ucapan Bindu, Bindu berjalan keluar meninggalkan Rani Dharma besama dengan bayi kecil mereka



Di desa, Ashoka bertemu dengan seorang gadis kecil di dekat sumur, gadis kecil itu kemudian menyapa Ashoka “ Kadang-kadang kau akan kembali memerlukan bantuan ku “ Ashoka mengingat ketika ia bersama dengan seorang gadis kecil di pengungsian, Gadis kecil akan memberikan Ashoka air, kemudian seorang pria datang untuk memberikan pengumuman dan menabuhkan gendang, semua orang berkumpul mendengarkan pengumuman darinya “ Pangeran Ashoka telah di usir dari negara ini, siapapun yang akan membatunya Ashoka, akan disebut sebagai penghianat dan akan di hukum”. Ashoka mendengar pengumuman itu, ia marah dan mengambil kendi air dan melemparkannya pada pria itu, orang itu pun terjatuh.



Kaurvaki menyamar menjadi seorang pelayan terus berlari menuju ke pataliputra di tengah hutan, ditengah perjalanannya, Kaurvaki bertemu dengan seorang pria yang sedang duduk, ia bertanya tantang jarak Pataliputra pada pria tersebut, Pria itu mengatakan dan mengarahkannya “ Kau sudah dekat “. Kaurvaki berharap untuk segera kembali kerumahnya, sehingga ayahnya sama sekali tidak menyadari dirinya sedang tidak ada di istananya.



Di Kalinga, Ibu kaurvaki datang ke kamar Kaurvaki, ia terkejut mengetahui Kaurvaki pergi meninggalkan istana, ia menegur pelayan karena sudah membiarkan Kaurvaki pergi ke negara musuh mereka, “ Ini sangat beresiko, apa yang akan ku katakana pada Maharaj Jagannath jika ia sudah pulang dari pemujaannya di kuil?”. Ia terkejut melihat Jagannath datang menghampiri mereka



Di suatu desa, Yam datang dengan memegang pedang di tangannya, ia melukai satu orang penduduk yang tinggal disana, Yam terus menuntut untuk bertemu dengan Ashoka dan akan membunuhnya, gadis kecil yang sama saat Ashoka temui, memberitahu tentang arah yang sama ketika Ashoka pergi pada Yam, Yam pergi kearah yang ditunjuk.



Rani Dharma bersama bayi kecil dipelukannya berada di kuil, Dharma menangis mengatakan di depan Siwalinga “ Mengapa tidak ada yang dapat melihat, Ashoka melakukan semua ini untuk menyelamatkan orang yang sangat dicintainya? Ia tahu jika racun dapat menyelesaikan segala sesuatu, Ashoka bisa saja mengatakan tentang hal yang sebenarnya, tapi Ashoka tidak mau melakukannya untuk menyelamatkan ayahnya dari perasaan kecewa, suami ku yang telah meminta agar aku memilih antara dirinya dan anaknya, mengapa hal itu terjadi pada orang-orang yang berjalan pada jalan yang benar?”



Ashoka berjalan sendirian di hutan, ia kehausan dan bertemu dengan orang yang sama saat Kaurvaki bertemu dengannya, Ashoka bertanya “Apa kau punya air?” Pria itu menyangkal dan memberi tahu Ashoka agar ia pergi ke sungai terdekat



Rani Dharma masih berdoa di depan siwalinga, ia mengatakan “ Tidak ada yang mempercayai ku karena keadaan ini, semua orang mengira putra ku telah melakukan kejahatan, aku tidak tahu mengapa putra ku marah, aku tidak bias melihatnya berubah menjadi kejam, aku tidak akan membiarkan putra ku berubah menjadi sesuatu yang tidak di takdirkan untuknya, aku harus bersama dengannya, aku harus menghentikan Ashoka dari sifat binatang dalam dirinya, tapi bagaimana aku akan melakukannya? Aku tidak bisa memisahkan anak ku yang masih kecil dari ayahnya, untuk hak ku menyelamatkan anak ku yang lain, bantulah aku dewa, bimbing aku” Dharma mengingat ketika pertunjukan yang Ashoka buat, ketika ditampilakan siwa dan parwati di atas panggung, ia tersenyum senang.



Yam masih mencari keberadaan Ashoka, ia berjalan di dekat hutan dan menyadari jika gadis kecil itu telah menipunya, “ Ini berarti kau akan membiarkan Ashoka tetap hidup, kau akan mati sendiri di tangan ku hari ini”



Bindu berbicara kembali dengan Rani Dharma, Bindu mengatakan “ Aku akan membuat keputusan terakhir untuk mu” Dharma mencoba memberI tahu “Tidak ada seorang wanita yang bisa meninggalkan suaminya dengan bahagia tetapi ketika Dewi Parwati marah dengan suaminya sendiri untuk anaknya Ganesha maka aku hanya manusia biasa” . Bindu memberi tahu pada Dharma dan membenarkan sikap Dwi Parwati” Itu merupakan simbol pengetahuan, aku tidak bisa mengabaikan tindakan anak ku, lalu bagaimana, apa sekarang semua kesalahan ku dan kau menunduh aku pelaku pembunuhan Chanakya? “
Dharma mengatakan pada Bindu “Shiv merupakan Trikal-darshi (Trikal yang rabun), sementara kau tidak mengetahui tentang apapun”. Bindu marah pada Dharma mengatakan “Apa yang tidak bisa aku lihat, aku hanya melakukan hal yang benar, sebagai gantinya kau harus mendukung ku, aku semakin yakin kau akan memanjakan Ashoka” 



Dharma mengatakan pada Bindu “ Amarahnya karena Ashoka menyayangi mu”.
Dharma menjawab “ Kebenaran membutuhkan cahaya dan bukan bukti, aku tidak punya bukti, tapi aku percaya pada dewa, kebenaran akan keluar ketika ia menginginkannya, kemudian kau akan melihat semuanya dengan jelas, sekarang aku tahu jika aku harus bersama dengan anak ku, aku akan mencari Ashoka” Bindu marah mengatakan pada Dharma “ Jangan kau tunjukan wajah mu lagi dihadapan ku, sudah tidak ada hubungan lagi di anatara kau dan aku” Bindu mengambil cincin di jari Dharma dan pergi keluar, dharma terkejut menatap Bindu pergi.



Ashoka berjalan menuju kearah sungai yang ditunjukan oleh pria, ia terjatuh dan menjerit kesakitan memagangi pergelangan kakinya. Kaurvaki mendengar suara jeritan “ Apakah aku sedang bermimpi atau ini benar kenyataan?. Kemudian Ashoka mendengar suara lonecng dikuil. Yam terus mencari Ashoka, ia menemukan setetas darah di atas batu. Yam kemudian mengusap tetesan darah pada batu tersebut.



Kaurvaki melihat sesorang berjalan dengan kaki yang pincang, kemudian pria itu terprosok ikat kepalanya pun terlepas, Ashoka berteriak kesakitan Kaurvaki sepertinya mengenali pria tersebut, kaurvaki bergegas untuk menghampiri dan melihat kondisinya “Apa kau baik-baik saja? . kaurvaki melihat luka di pergelangan kakinya ia melepaskan sandal Asoka dan menyobek kain dupptanya untuk membalut luka yang terus mengeluarkan darah.



Kaurvaki terkejut dan bahagia ketika melihat orang itu adalah Ashoka. Kaurvaki kemudian menghampri Ashoka namun Ashoka menghindari dari Kaurvaki dan tidak mau bicara, Ashoka berfikir bahwa Ia tidak akan melupakan penghinaan Jagannath padanya, Kaurvaki mencoba untuk menghentikannya. Ashoka mengatakan “ apa kau akan mendengarkan apa yang akan ku katakan?” Ashoka kemudian meminta agar Kaurvaki berhenti bebicara, ia menutup bibir kaurvaki dengan jari terlunjuknya, Ashoka mengatakan “ Kau memiliki sumpah ku, apa kau akan mendengarkan apa yang ku katakan?”
Yam hampir dekat dengan kuil tapi ia tidak menemukan Ashoka.
Ashoka menceritakan semua yang telah terjadi sejak ia meninggalkan kalinga “Aku bisa menanggung apapun yang terjadi pada diri ku tapi bukan penghinaan terhadap ibu ku, aku tidak bisa memaafkan ayah mu” kemudian kaurvaki melihat ayahnya menunggangi kuda sedang dalam perjalanannya ke Pataliputra bersama beberapa prajuritnya, kaurvaki menarik tangan Ashoka dan mengajaknya pergi.



Kilas balik di tampilkan ketika Ashoka datang untuk menyelamatkan keluarganya dari Mir khurasan dan komplotannya.



Dharma sedang berjalan di koridor istana bersama dengan bayi yang ia gendong, kemudian ia bertemu dengan Sushima yang sengaja menghalangi jalannya, Sushima melihat bayi kecil lalu mengatakan “ Apa kau akan meninggalkan istana?. Dharma mengangguk kemudian Cahrumitra dating mengatakan “ Sepertinya kau menyadari bahwa kau tidak akan memenangkan tahta, seharusnya kau menyadari itu sejak lama, itu mungkin saja akan menyelamatkan Ashoka, kemudian Khaalatak datang kehadapan Dharma menambahkan “ Setiap orang pasti akan berbuat kesalahan, hanya orang-orang yang cerdas yang akan belajar dari kesalahan mereka”. 



Siamak pun ikut bergabung muncul kehadapan Rani Dharma“ Seharusnya kau dan juga anak mu tidak tinggal di istana ini”. Dharma di kelilingi oleh Sushima, Kaalatak, Cahru dan Siamak. Cahru mengatakan “ Kali ini Chanakya tidak berada disini untuk menyelamatkan salah satu dari mu” Semua mentertawakan Rani Dharma. Mereka semua tertawa puas 



Sushima mengatakan “Apakah ia terlihat seperti ibu dari Ashoka, Chanakya selalu berbicara begitu tinggi, ia berbicara hal baik tentang Ashoka sampai Chanakya menemukan nafas terakhirnya, lihatlah bagaimana dengan mudahnya aku melempar Ashoka keluar dari istana ini, hati ayah dan Magadha kita, Chanakya harus hidup untuk melihat semua ini, lagi pula Chanakya sudah mati dan ia sudah melihatnya, kemudian kami tidak perlu membunuhnya”.



Dharma menyadari Ashoka membicarakan kebenaran pembunuh Chanakya. Sushima setuju dengan Dharma , sushima mengatakan “ Bagaimana Ashoka bisa terlihat berbohongm kebaikannya akan membawanya terjatuh, kami sudah merencanakannya untuk membuat Ashoka terlohat buruk sepanjang waktu, Sushima mengatakan “ Aku, Ibu ku Cahrumitra, Mahmatya, Helena dan siamak telah melakukan pembunuhan Chanakya bersama-sama, itu sangat menyenangkan !”



Siamak mengatakn “ Hal itu tidak akan menyenangkan jika Chanakya tidak ada disini”
Sushima bertanya pada Dharma “Apa yang akan kau lakukan sekarang setelah kau mengetahui kebenarannya?”. Cahru berbicara tentang kelemahan putranya Ashoka terhadap ibu tercintanya, chanakya dan kemarahannya, 
Cahru membuka tabir jebakannya terhadap Ashoka telah mereka rencanakan, Cahru mengatakan pada Rani Dharma “ Helena memang melawan Ashoka, Helena tahu jika Ashoka akan menyakiti Sushima, inilah yang terjadi”. Dharma berfikir Ashoka telah di hukum bahkan saat ia berbicara tentang kebenarannya, ia mengingat ketika Ashoka terus memberontak dan dirantai. Dharma mengatakan pada Sushima “Kau sudah mendapatkan apa yang kau inginkan, hak-haknya, tahta dan semuanya, Ashoka telah di buang, biarkan aku disini, aku berjanji kami tidak akan datang”



Sushima mengatakan pada Dharma “Kau tidak perlu khawatir tentang Ashoka, Yam akan segera membunuh Ashoka” Dharma menangis dan memohon “ Jangan membunuh putra ku untuk Tahta” kemudian Dharma meminta pada Cahru “ Kau seorang ibu, kau dapat memahami aku dan Ashoka tidak akan pernah kembali kesini”. Cahru mencengram lengan Dharma memperingatkan Dharma “ Jangan kau mencoba untuk masuk kembali ke pataliputra” Dharma setuju “Biarkan aku pergi sekarang, putra ku membutuhkan ku”



Sushima tertawa pada Dharma dan mengatakan “ Kau mengashinani dewa bukan setan” Sushima menendang Rani Dharma, bayi kecil Dharma terlepas dari pelukannya dan hampir terjatuh di lantai, dharma segera menangkap bayinya, dan memeluk bayinya Sushima mengatakan “ Bagimana ia akan berhasil untuk menyelamatkan bayinya dan dirinya sendiri” Mereka semua mentertawakan Rani Dharma,kemudian Dhrma menangis dan pergi dari sana.



Perecap : Ashoka di tepian sungai, ia mengukir sebuah batu Ashoka mengatakan “ Aku akan kembali pada ibu dan juga adik ku untuk memenuhi semua sumpah ku pada guru ku untuk bersatunya India", Ashoka menjadi dewasa sedang memahat batu.

Jumat, 29 April 2016

CAS 327 : ASHOKA SEDIH MENINGGALKAN ISTANA MAGDAHA, RANI DHARMA MELAHIRKAN BAYI MUNGIL, SUSHIMA MEMINTA MAHMATYA KAALATAK MEMBUNUH ASHOKA. SAMRAT BINDUSAR MENGANCAM RANI DHARMA JIKA TETAP MENEMUI ASHOKA, MAKA DHARMA AKAN DIUSIR DARI ISTANA KEHILANGAN SUAMI DAN ANAKNYA

29 APRIL 2015. KODE 28.04

Sushima masih belum melewati masa kritis di tempat tidurnya, beberapa orang tabib, melakukan perawatan yang terbaik untuk Sushima, mereka terus merawat luka di dada Sushima dengan memberikan krim obat, Sushima terus menggeliat dan berteriak menahan pedih pada lukanya , cahru menghawatirkan keadaan Sushima yang meronta ketika tabib memberikan krim obat pada bagian luka sayatan pedangnya. Cahrumitra terus menemani, ia terus menangis, ia begitu sangat cemas dengan keadaan putranya Susima.


Ashoka melangkah pergi keluar dari istana Magadha besama dengan Radhagupta bersama dua orang prajurit, Mahmatya dan Siamak mengamati mereka dari kejauhan dari balik pilar, Ashoka sangat sedih ketika mengingat saat-saat indah dan bahagian menghabiskan waktu bersama dengan semua anggota keluarganya terutama dengan ayah dan juga ibunya, ia juga mengingat ucapan terakhir guru Chanakya sebelum menghembuskan nafas terakhirnya.

Ashoka sedih, memandangi sekeliling istana, Siamak dan Mahmatya terlihat begitu sangat senang melihat Ashoka pergi dari istana dari balik pilar. Ashoka mengatakan “ ini diluar dugaan ku, ketika aku akan pergi jauh dari istana ini dan meninggalkan Pataliputra, guru ku pasti tidak akan membiarkan aku pergi, aku ingin tinggal disini untuk memenuhi semua impiannya, namun aku tidak bisa melakukan apapun untuk guru ku, mereka semua telah menipu aku”.

Rani Dharma berbaring di kamarnya, ia akan melahirkan. Seorang bayi mungil telah terlahir, Dharma terus berteriak memanggil nama Ashoka kemudian ia tidak sadarkan diri, setelah adik Ashoka di lahirkan. Seorang pelayan menggendong dan membawa bayi kecil yang telah Dharma lahirkan untuk mencari berkat dari ayahnya.

Di luar, Ashoka berlutut menyentuh tanah dan ia mencakupkan tangan, Samrat dengan sangat marah mengawasi Ashoka dari kejauhan di atas balkon, Ashoka pun marah ketika ia melihat wajah ayahnya, kemudian Ashoka menyeka air matanya. Ashoka mengatakan “ Aku akan menerima hukuman apapun, bahkan kau tega tidak membairkan aku bertemu dengan ibu ku sebelum aku pergi meninggalkan istana ini, kau sudah membuatku jauh dari restu dan juga berkat ibu ku, kau telah memisahkan aku dari seorang bayi yang baru lahir tanpa ampun , kau pernah mengatakan kita akan berbagi apapun, tapi hari ini dan juga seterusnya hubungan antara ayah dan anak selamanya akan rusak, mungkin saja kau yang sudah merusaknya tapi aku tidak akan pernah melupakannya, aku pun akan melakukan hal yang sana, sekarang kau bukan lagi ayah ku Samrat Bindusar!” Aku tidak akan pernah mau memaafkan mu”.

Kemudian, seorang pelayan datang kehadapan Samrat dengan menggendong bayi mungil di tangannya. Pelayan mengantakan pada Bindu “ Rani Dharma telah di karuniai seorang bayi laki-laki” Bindu sangat senang, ia bertanya pada pelayan “Bagaimana dengan keadaan Rani Dharma sekarang?”. Pelayan mengatakan pada Bindu “ Dharma baik-baik saja” . Pelayan akan memberikan bayi mungil yang baru lahir itu pada Samrat yang sudah mengulurkan tangannya, kemudian Cahrumtra tidak suka tiba-tiba datang dan bertanya pada Bindu “ Apakah Bindu pernah menghawatirkan orang lain selain Rani Dharma dan juga bayinya, mungkin saat ini Sushima masih belum masih belum sadar”
Pelayan terkejut menyadari jika samrat hampir menyentuh dan menggendong bayinya sendiri.

Bindu datang kekamar Sushima, ia duduk disebelah Sushima yang telah melewari masa keritisnya, Sushima masih berbaring lemah, Bindu mengatakan pada Sushima “ Maafkan aku anak ku, aku tidak bisa menyelamatkan mu, kau terus mengatakan pada ku jika Ashoka sekarang telah hilang kendali, tapi aku tidak mau peduli dengan ucapan mu, akhirnya aku sudah menghukum pelakunya, aku sudah membuangnya dari Magadha, Ashoka tidak akan kembali lagi pada kehidupan kita, sekarang apakah kau masih marah dengan ku, setelah Ashoka masuk kedalam hidup kita, tapi itu dulu, sekarang akan berubah, jangan tinggalkan aku nak”. Sushima menggerakan jari tangannya, Mahmatya begitu sangat bahagia, ia membertahu semua orang, Cahrumitra dan semua orang senang ketika melihat Sushima membuka matanya. Bindu menyarankan agar Sushima tetap beristirahat dan tidak menghawatirkan tentang apapun. Bindu pergi dari kamar Sushima.

Cahru tersenyum senang melihat keadaam Sushima mulai membaik luka di dadanya sudah di tutupi perban setelah krim obat di berikan, kemudian duduk di samping Sushima yang masih sangat lemah, 
Sushima ingin memberitahu pada Kaalatak, Mahamatya membungkuk dan mendengarkan ucapan Sushima, dengan terbata-bata Sushima mengatakan “ kau hanya membutuhkan sesorang yang dapat membunuh sesorang tanpa ampun, pergilah bunuh putra pelayan itu!”. Mahmatya kemudian mendapatkan ide, ia berfikir harus bertemu dengan Yam, “hanya dialah yang mampu untuk membunuh Ashok, aku harus pergi kekuburan bertemu dengan Yam dan melakukan sesuatu yang Sushima minta”
Tabib kemudian mengatakan pada Samrat “ Rani Dharma masih belum sadarkan diri, jika ia tidak sadar dalam waktu 4 hari berikutnya maka ….” Tabib tidak melanjutkan ucapannya.

Bindu kemudian meminta semua orang keluar, Bindu mengatakan pada Rani Dharma yang masih belum sadarkan diri “Dharma, aku tahu kau marah dengan ku karena aku sudah memisahkan putra mu Ashoka dari mu, aku merasa tidak berdaya untuk menjalankan semua tugas ku, aku mengikuti Dharma ku sebagai Raja, aku tahu, aku tidak bisa meminta maaf pada mu karena aku sudah melakukan hal yang salah, tapi putra kita yang lainya telah datang pada hari yang sama dengan membawa secercah harapan baru, bangunlah”. 

Dharma gelisah, ia bermimpi buruk, dalam mimpinya Ashoka memakai pakian Shree Ram dengan membawa anak panah di punggungnya dan busurnya, dalam mimpi Dharma Ashoka tersenyum manis lalu tiba-tiba Ashoka tertawa dengan sangat keji dan berubah menjadi Ravan dengan menggunakan pakian hitam, Ashoka berteriak dengan sangat keji. Kemudian, dengan eajah penuh amarah, Ashoka mulai menyakiti orang, darah nenyiorati wajahnya“Sekarang kau akan melihat aku akan berubah menjadi kejam”. Kemudian, Dharma bangun dan berteriak “Tidaaaak” Dharma memanggil dan bertanya tantang Ashoka pada Samrat.

Kaalatak datang kekuburan, ia bertemu dengan sesorang sedang memegang tengkorak. Ia bertanya tentang Yam, pria itu memberitahu jika Yam sedang tidur di sebuah pondok tua, Kaalatak masuk kemudian seketika Yam bangun dari tidur lelapnya, Yam membenturkan dua buah tengkorak sehingga membangunkan debu, Yam menunjukan pada kaalatak dua buah kepala tengkorak yang sudah dibunuhnya dengan tangannya sendiri, Yam memberitahu Kaalatak tidur dengan tengkorak di tangannya dan berada di samping mereka akan memberikan ketenangan ketika tidur. Kemudian Kaalatak memberikan sekantong uang untuk Yam, Kaalatak mengatakan pada Yam “ Kau akan mendapatkan uang lebih banyak lagi ketika kau menyelesaikan pekerjaan yang harus kau lakukan” Yam tertawa puas. 

Bindu pun kaget mendengar suara Rani Dharma, ia beristirahat di kamar yang berdekatan dengan Rani Dharma. Dharma akan pergi untuk mencari Ashoka, namun Bindu datang Dharma mengatakan “Aku akan membawa putra ku kembali dengan menggunakan tangan ku sendiri”.
Akhirnya, Bindu memberitahu Dharma tentang Ashoka yang sudah pergi meninggalkan istana. Namun Dharma yakin “Ashoka tidak akan pernah meninggalkan ibunya seperi ini, aku telah bermimpi buruk tentang Ashoka. Seoarang pelayan kembali membawa bayi mungil yang baru saja dilahirkan oleh Rani Dharma, ia memberikan bayi itu kepangkuan Rani Dharma. Bindu menyarankan pada Dharma untuk lebih fokus merawat putra kecilnya yang baru saja lahir dan lebih membutuhkan ibunya, “Aku akan membuat pertemuan untuk mengumumkan kelahirnannya!”

Tabib datang kekamar Dharma, untuk mengucapkan selamat pada Rani Dharma atas kelahiran putra kecilnya, Tabib kemudian melihat wajah bayi kecil, ia mengatakan “ Mimpi mu tidak biasa, aku hanya merasa Ashoka memang akan melewati masa sulit, mungkin saja ia akan menghabiskan waktu 11-12 tahun dan ia akan menjadi pengganti Smarat Bindusar, tapi jalan di hadapannya begitu sangat sulit, ia akhirnya harus kembali menyusuri dan melewati trowongan yang gelap” 

Kemudian, Ashoka datang ke kamar Chanakya, ia berlutut di dekat alas kaki Acharya Chanakya, ia menangis di hadapan meja gurunya, Ashoka mengingat semua ucapan gurunya tentang dirinya akan menjadi Samarat dari Magadha menggantikan kedudukan ayahnya. Ashoka begitu sangat sedih mengatakan “ Acharya, sekarang aku sudah menjadi Yatim piatu, kau pernah bilang kau akan datang mencari ku, kau percaya pada ku dengan semua impian mu ketika aku tidak tahu tentang jati diri ku sendiri, aku melihat kau selalu membantu ku dan membimbing ku tapi hari ini aku telah kalah, lupakan tentang semua impian itu, bahkan aku tidak bisa menyelamatkan kelauara ku agar tidak dipisahkan dari mereka”

Radhagupta memahami kesedihan Ashoka, ia memegang bahu Ashoka mengatakan “ Aku memahami rasa sakit dan juga rasa kecewa mu Ashok, tapi kau harus selalu ingat jika perubahan alam akan terjadi, didunia ini tidak ada yang tidak berubah, tapi percayalah jika waktu yang buruk akan berubah menjadi lebih baik”. Ashoka mengatakan pada Radhagupta “ Kau mengatakan hal yang bernar, semua pada akhirnya akan berubah, sekarang dan selamanya banyak yang akan berubah di istana ini"

Ashoka semakin sedih dan menangis “ Samrat mu akan segera memutuskan hubungan dengan ku, dan sekarang ia tidak lagi mau bertanggung jawab dan mempedulikan aku, ini kesalahan terbesar, sekarang tidak akan bisa yang dapat menghentikan aku Samrat sudah meminta aku pergi dan memberitahu ku bahwa semua yang ku miliki, bukan lagi menjadi milik ku, tapi waktu yang buruk untuk keluarga kerajaan akan segera dimulai”

Dharma akan pergi dengan membawa bayi mungilnya, kemudian Bindu bertanya pada Rani Dharma yang tetap menginginkan putranya Ashoka, , dan bertanya tentang mimpi buruknya tentang Ashoka. Dharma menjawab “ Ya, mimpi itu benar, Ashoka akan berubah menajdi Chanda Ashoka, jika aku tidak mengentikannya hari ini”. Namun, Bindu tetap membantah Sekarang kita hanya memiliki satu putra yang sekarang ada dalam pangkuan mu”
Dharma bertanya pada Bindu “Lalu bagaimana kau bisa menghentikan seorang ibu yang ingin bertemu dengan putranya”

Bindu menghentikan Dharma mengatakan “ Berhenti, meinimal kau minimal kau masih sebagai istri ku” Dharma tetap menolak untuk menerima ucapan Bindu. Bindu mengancam Rani Dharma “Jika kau tetap mau bertemu dengan Ashoka,kau juga akan dituduh sebagai pelakunya, baik kau dan juga putra mu akan dibuang dari negeri ini, kau akan kehilangan anak yang baru saja kau lahirkan dan juga suami mu, sekarang kau hanya memilih antara suami dan putra mu” Dharma terkejut mendengarnya.

Perecap : Ashoka berhenti dan beristirahat di tepian sungai, ia membuat tulisan di batu, Ashoka mengatakan “Aku akan kembali pada ibu ku dan juga saudara ku yang baru lahir, dan memenuhi semua sumpah ku pada guru ku Acharya Chanakya untuk bersatunya India, kemudian Ashoka ditampilkan tumbuh menjadi dewasa sedang memahat esuatu dengan palu.

Kamis, 28 April 2016

CAS 326 : RAJAMATA HELENA MEMUTARBALIKAN SEMUA UCAPANNYA AGAR ASHOKA TERLIHAT SEPERTI PEMBOHONG HELENA MENGHEMBUSKAN NAFAS TERAKHIRNYA DI HADAPAN BINDUSAR, SAMRAT BINDUSAR MENGUSIR ASHOKA DARI MAGADHA DAN TIDAK MENGIJINKAN BERTEMU DENGAN RANI DHARMA YANG AKAN MELAHIRKAN ADIKNYA

28 APRIL 2016. KODE 27.06

Masih diruang persidangan, Usai Ashoka dengan sangat keji memukuli saudaranya Sushima di hadapan semua orang, Cahrumitra begitu sangat hsiteris melihat putranya Sushima terkapar tidak sadarkan diri, Rani Dharma menangis sedih, Bindu memerintahkan agar prajurit merantai Ashoka, Ashoka terus memberontak beberapa prajurit pun kesulitan untuk mengenakhlukan Ashoka yang terus memberontak, para tabib menandu Sushima. Bindu mengatakan "Aku akan segera membuat keputusan terakhir untuk Ashoka"


Acharya Radhagupta menyarankan pada Bindu untuk mencari tahu tentang kebenaran di balik semua ucapan Ashoka. Bindu bingung dan bertanya-tanya "Apa yang sebenarnya Sushina, Cahrumitra, Siamak dan Mahmatya Khaalatak lakukan untuk membunuh Acarya Chanakya?" Atas dasar apa merejka melakukannya, Apakah itu bisa di percaya"

Ashoka mengatakan "Orang yang akan mati tidak akan pernah berbohong, Rajamata Helena telah menceritakan semuanya saat detik-detik nafas terakhirnya tentang pembunuh guru ku". Mendengar ucapan Ashoka Siamak dan Bindu panik, mereka menuju kepenjara untuk menemui Helena, Ashoka juga di bawa ke penjara Helena

Rani Dharma terus menangis, ia bersih keras untuk pergi menemui Ashoka, pelayan berhenti saat Dharma menjerit kesakitan, Dharma mengatakan " Kita akan terlambat jika aku tidak menemui Ashoka sekarang"
Bindu datang ke penjara untuk menemui Helena, pergelangan tangan Helena mengeluarkan darah segar. Helena terbaring lemah di lantai, ia kesakitan

Helena mengatakan pada Bindu " Aku sudah berbohong pada mu bahwa aku membenci muhanya sesudah kematian Justin, kebenarannya adakah aku hanya menanamkan kebencian dan kecemburuan dalam hati justin, itu keinginan ku untuk dapat melihat Justin duduk diatas tahta Magadha, Justin hanya memuaskan semua keinginan ku, namun terhadap keinginannya ia begitu mengabdikan dirinya untuk ibunya, ia menanggung semua kesalahan ku pada dirinya sendiri”.

Kilas balik ketika Helena memakiakan mahkota di kepala pangeran Justin.
Helena mengakui pada Bindu “semua serangan yang telah terjadi pada mu sampai sekarang akulah yang telah melakukannya, aku tahu sebelum kau mengetahui jika Dharma masih hidup, aku selalu mencoba melakukan banyak cara untuk membunuhnya, setiap kali aku mencoba ke pondok Maurya Ashoka dan Chanakya tidak membirakan hal itu terjadi.

Kilas balik ditampilakn ketika panah melesat mengenai Bindu ketika Bindu berburu dihutan, dan ketika Rani Dharma di kepung oleh beberapa orang di tengah hutan.

Helena mengatakan pada Bindu “ Ashoka sebagai penolong bersama Chanakya yang setiap saat selalu di banggakan orang, namun ia menjadi hambatan ku untuk melakukan semua keinginan ku, ku pikir untuk mendapatkan mu Chanakya harus di bunuh untuk mencari cara agar ia keluar menghalangi semua keinginan ku”

Kilas balik ditampilkan ketika panah melesat mengenai Drupad
Bindu duduk di samping Helena “Aku tidak tahu, ibu bisa seperti itu”
Ashoka mengatakan “ Helena tidak sendirian, ada orang yang lebih banyak ikut terlibat dalam pembunuhan Acharya Chanakya, Helena akan memberi tahu mu, tanyakanlah dia”

Siamak menangis sedih melihat keadaan Helena
Namun Rajamata Helena membantah untuk melakukan pembunuhan Chanakya, Helena mengatakan “ Aku memang benci dengan Chanakya tapi aku menginginkan Chanakya tetap hidup, sehingga Chanakya bisa melihat semua garis keturunan Maurya kalah, aku ingin Chankya melihat Yunani menang, tapi itu pun tidak terjadi”

Helena mencoba duduk dan memagang tangan Bindu, mengatakan “ Aku hanya punya satu keinginan, aku tetap tidak bisa menerima tanah air ini hingga hari ini bahkan ketika tanah air ini telah memberikan segalanya untukku, aku hanya tidak menghormati hal itu, tolonglah aku, maukah kau mengubur ku di negeri ini meskipun itu melawan tradisi Yunani, aku tidak bisa menjadi satu dengan tanah air ini dengan hati tapi aku bisa besatu dengan tanah air ini dengan tubuh ku, apakah kau mau memenuhi semua keinginan ku?” 

Helena memagang tangan Bindu, Helena pun menghembuskan nafas terakhirnya dan melepaskan tangan Bindu, ia pun tewas tergeletak di lantai Siamak menangis melihat Helena sudah meninggal dunia di depan matanya. Kemudian, Bindu meminta agar prajurit membawa Ashoka pergi, semua prajurit mematuhi perintahnya dan dan membawa Ashoka kembali ke ruang persidangan.

Sushima masih berbaring tidak sadarkan diri dikamarnya, tiga orang tabib melakukan perawatan pada luka sayatan di dada Sushima, Cahrumitra begitu sangat panik dengan Sushima ia berbalik berfikir dengan penuh amarah dan penuh kebncian terhadap Ashoka“ Ashoka sudah menyakiti putra ku untuk kedua kalinya, aku tidak akan membiarkannya lolos sekarang”

Ashoka kembali dihadapkan di pengadilan, Bindu mengatakan pada Ashoka “Beberapa waktu yang lalu kau mengatakan pada ku jika sesorang yang berbaring diranjang kematiannya ia tidak akan berbohong, sekarang Helena telah wafat, bahkan ia juga membenarkan bahwa kau memang berbohong, kau sudah begitu sangat rendah, kau memilih untuk mengambil sumpah dari orang yang akan meninggal dunia sehingga kau bisa memastikan bajwa smua orang yang akan menyalahkan mu bisa keluar dari jalan mu mendapatkan tahta Magadha”

Ashoka membertahu Bindu “Pikirkan apa yang ku inginkan, ingatlah aku tidak akan memberikan penjelasan apapun, apapun yang terjadi di masa depan ku, perang masih belum berakhir!” Aku akan pastikan kau tidak akan bisa hidup sampai kau meninggal dunia, aku katakan pada mu aku akan datang setelah aku mendapatkan semua bukti itu di hadapan mu” Ashoka meronta, ia mencoba untuk menghampiri Kaalatak namun prajurit menarik rantai dengan sekuat tenaga agar Ashoka tidak dapat menjangkaunya, Kalaatak terlihat ketakutan.

Bindu mengatakan pada Ashoka “ Kau benar, kau sudah menjadi Chandaashoka, istana ini tidak cocok dengan binatang seperti mu, hutanlah yang cocok dengan mu, Hari ini aku Bindusar dari Maurya bukan hanya akan mengusir mu dari istana tapi juga dari kekasisaran Magadha, aku akan memerintahkan mu untuk di bunuh saat kau terlihat di sekitar Magadha”. Semua orang tertengun terkecuali Siamak, Cahru dan Kaalatak.

Bindu mengatakan pada Ashoka “ Aku masih menyayangi mu, itulah sebabnya tidak memberikan Ashoka hukuman mati, aku menghukum mu untuk tinggal jauh dari tanah air ini, kau pun harus hidup tanpa tanah air ini, kau hanya akan melihat tanah air ini dari jauh tapi kau pun tidak akan mampu melakukan apapun untuk Magadha, ini akan mematahkan semua keangkuhan mu, semua keparcayaan Acahrya Chanakya pada mu, aku akan merebut semua impian mu mulai dari sekarang, kau tidak akan memiliki sumpah dan juga janji apapun untuk tanah air ini, aku menghukum mu agar kau menjalani hidup seperti itu”

Dharma menjerit kesakitan, Ashoka berteriak “Ibu” Bindu meminta agar pelayan membawa Rani Dharma ke kamarnya. Ashoka meminta bersama dengan ibunya hanya dalam satu menit namun Bindu meolak “ Aku tidak akan membiarkan bayangan mu terus membayangi anak ku” Ashoka di seret oleh prajurit.

Ashoka mendesak Radhagupta untuk memungkin Ashoka bertemu dengan ibunya walaupun itu hanya sekali. Prajurit membawa Ashoka pergi kembali ke penjara
Siamak tersenyum puas, ia berfikir “ pengorbanan yang di lakukan Rajamata Helena tidaklah menjadi sia-sia, satu anak berjuang untuk hidup sementara yang lain di penjara, sekarang Magadha hanya memiliki satu pilihan yaitu Aku”
Di kamar. Rani Dharma menolak untuk melahirkan bayinya tanpa kehadiran Ashoka, pelayan mengirimkan seseorang untuk memberitahu Bindu.

Di koridor luar istana, Samrat Bindusar meminta Mahmatya untuk membuat pertemuan terakhir untuk ritawak terakhir Helena. Mahmatyapun pergi.
Radhagupata meminta pada Bindu untuk membiarkan Ashoka besama ibunya dalam kondisi saat ini, seorang pelayan datang memberitahu tentang kondisi Dharma. Pelayan menyampaikan pesan Dharma” Rani Dharma meminta agar Bindu membiarkan untuk bertemu dan melihat putranya Ashoka” Bindu mengatakan “Aku tidak ingin membawa anak ku kedunia dengan situasi yang buruk, Bindu memberitahu “ Sekalipun kau harus mendengarkan wanita, aku sudah cukup kehilangan dan aku tidak bisa kehilangan apapun lagi, bindu berfikir maafkan aku kerena kebohongan ku”.

Kemudian Bindu melakukan penguburan Rajamata, siamak menaruh dua buah koin Yunani di kedua mata Helena, Helena, Bindu mengatakan “ Kami akan memaafkan mu untuk apa pun yang telah kau lakukan pada kami, semoga jiwa mu beristirahat dengan damai. Peti pun di kuburkan kedalam pusara peristirahatan teakhir Helena 

Dharma berbaring ditempat tidurnya, ia akan melahirkan terus berteriak memanggil nama Ashoka, di penjara Ashoka cemas dengan keadaan ibunya, ia berteriak meminta bantuan “ Bawa aku menemu ibu ku, ibu ku membutuhkan ku, apa ada orang disana?” Bindu datang kepenjara menemui Ashoka.
Ashoka mengatakan pada Bindu “ Ku marah pada ku, jangan menghukum ibu ku seperti itu, ibu ku sekarang membutuhkan ku, aku harus bersama dengannya”.

Bindu tetap bersih keras menolak permintaan Ashoka “ Itu semua karena pebuatan mu yang salah, kami akan menyambut kelahiran seorang bayi, tapi sayangnya ia hanya akan melihat semua hal yang salah disini, ia akan terlahir di tempat dimana saudaranya saling melawan, Sushima sedang berjuang untuk hidupnya, aku tidak ingin membayangkan jika bayangan mu tetap menghantui anak ku yang akan lahir”

Ashoka menangis mendengarkan ucapan Bindu yang tidak peduli padanya. Ashoka mengatakan “ Jika kau memang mengashinani aku bahkan sedikit pun rasa sayang itu masih ada dalam hati mu kau akan membawa ku menemui ibu ku, ibu ku membutuhkan ku, aku akan pergi meninggalkan istana ini setelah aku dapat melihat ibu ku”

Bindu menjawab Ashoka “ Bahkan aku tidak bisa memberikan dan memiliki rasa sayang itu pada mu” Bindu mengacuhkan Ashoka dan pergi. Ashoka memanggil Bindu Ayah, namun Bindu kembali menoleh penuh dengan kemarahan ketika Ashoka memanggil dirinya ayah, Bindu mengorekasinya “ Aku Raja dari Magadha untuk mu hari ini!” Aku tidak mempunyai hubungan apapun dengan mu lagi, bagi mu aku sudah mati sebagai ayah mu, aku mengambil semua hak dari mu untuk hubungan apapun, kau akan pergi sendiri, berfikirlah, kau hanya akan menjadi seorang anak yatim piatu”

Ashoka melihat bindu ketika ia pergi, Ashoka menangis sedih berlutut di dekat pintu penjara mengatakan“ Aku berharap bisa memberitahu mu dan menjelaskan semuanya pada mu bahwa kau tidak memisahkan aku dari mu tetapi memisahkan aku dengan keberaran” 

Ashoka berteriak “Ibuuuuuuuuuuu” tidak ada seorang pun yang mendengarkan dan peduli pada Ashoka, ia tak berdaya meratapi nasibnya yang tidak boleh bertemu dengan ibunya

Perecap : Ashoka akan keluar dari istana Magadha bersama nayak dan Radhagupta, ia mengatakan “Aku akan menerima hukuman apapun tatapi jangan membiarkan aku untuk tidak bisa bertemu dengan ibu ku sebelum aku pergi meninggalkan istana ini, kau raja disini” 
Bindusar tetap menolak mengatakan pada Ashoka “ Bagi ku dari hari ini dan seterusnya aku akan menghukum mu” 
Sushima telah tersadar dari masa keritisnya, ia meminta Kaalatak dapat menemukan sesorang yang dapat membunuh Ashoka, Ashoka diusir dari istana itu hanya hukumannya, bunuhlah putra pelayan itu”

Rabu, 27 April 2016

CAS 325 : HELENA MENGATAKAN SUSHIMA DALANG DARI PEMBUNUH ACHARYA CHANAKYA, ASHOKA MENJADI MURKA MEMATAHKAN PINTU PENJARA DAN MENYERANG SEMUA ORANG YANG MENGHADANG JALANNYA UNTUK MENUNTUT KEADILAN ATAS KEMATIAN GURUNYA, ASHOKA MENYERANG SUSHIMA DI HADAPAN SEMUA ORANG DI PENGADILAN

27 APRIL 2016. KODE 26.04


Di Istana Kalinga, Kaurvaki menyamar menjadi seorang pelayan, ia meminta agar pelayan Bela merahasikan kepergiannya. Bela takut jika ayah kaurvaki mengetahui kepergiannya untuk menemui Ashoka, namun Kaurvaki bertekad tetap akan menemui Ashoka dengan resiko apapun yang harus ditanggungnya, kemudian Kaurvaki bergegas pergi.

Di penjara, Rajamata Helena mengatakan pada Ashoka “ Aku akan mengatakan kebenaran tentang kematian guru Acharya Chanakya dan aku akan menyebutkan nama-nama si pembunuh itu, tapi berjanjilah pada ku bahwa kau tidak akan melakukan tindakan apapun yang akan mencelakai Siamak”Ashoka menolak untuk percaya ucapan Helena “ Aku tidak akan pernah mau mempercayai mu, aku pun tidak akan pernah bisa berjanji, aku pasti akan menghukum Siamak jika memang dia bersalah “

Di ruang persidangan, semua orang telah berkumpul, Mahamatya Khaalatak mengatakan pada Bindu “Ashoka sudah di luar kendali, hari ini ia menyerang ayahnya, setelah ini setiap anak dari Magadha tidak akan pernah merasakan ragu untuk membunuh ayah mereka”

Sushima mengatakan “Ashoka sudah menyerang Samrat dari Magadha, hanyalah hukuman mati yang pantas baginya” namun Acahrya Radhagupta menyatakan pendapatnya untuk Bindu “Berikanlah aku kesempatan, aku akan membuat Ashoka menjadi lebih baik”

Siamak mengatakan pada Bindu “ Pertama kau harus memilih, siapa yang kau inginkan hidup, Aku atau Ashoka!. Jika kau membiarkan Ashoka hidup, maka hidup ku berada dalam bahaya begitu juga dengan kehidupan kak Sushima”.

Lalu kemudian Rani Dharma datang untuk menyela pembicaraan Bindu “Samrat, Inilah situasi yang harus Ashoka hadapi, ia menerima kenyataan pahit, tidak ada kesalahan yang di lakukan Ashoka untuk membuat dirinya selalu benar setelah kematian Acharya Chanakya, setelah ia menyadari kenyataan pahit bahwa ia harus kehilangan adiknya Drupad meninggal dan konspirasi yang dilakukan Rajamata Helena serta kau lebih mempercayai sushima dari pada Ashoka, bukankah Sushima membenci Ashoka” Bindu hanya terdiam menatap sinis Rani Dharma. Mendengar Rani Dharma, Siamak Marah dan menatap Dharma penuh dengan kebencian.

Bindu mengatakan “ Itu membutuhkan banyak waktu, perlilaku Ashoka telah berubah dari waktu ke waktu, Ashoka tidak bisa mengendalikan kemarahannya, mungkin saja ia bisa mendobrak pintu penjara, penjara akan merubah prilakunya menjadi lebih baik“
Di penjara, Rajamata Helena mengatakan pada Ashoka “Aku tahu Ashoka, kau tidak percaya pada ku, tapi kau akan tahu, jika orang mati tidak pernah berbohong.

Kemudian Rajamata Helena mengambil sesuatu dan menyat pegelangan tangannya, Ashoka terkejut dan beteriak meminta bantuan.
Helena menunjukkan luka sayatan di pergelangan tangannya, darah mengalir dari urat nadi Helena, Helena mengatakan “Disini tidak ada yang bisa mendengarkan mu terkecuali hanya tembok, kau mau berjanji pada ku atau tidak, aku akan memberitahu pada mu tentang kebenaran pembunuh Acharya Chanakya

Kilas balik di tampilkan ketika dengan kejamnya Khaalatak, Cahrumitra, Sushima dan Rajamata Helena megelilingi Chanakya dan menikamnya secara bergantian, kemudian membakar gubuk tua.
Ashoka mengatakan “ Katakan pada ku siapa pembunuh guru ku?
Helena semakin lemah, ia mengatakan pada Ashoka “ Sushimalah dalang dari pembunuh guru mu Chanakya”

Ashoka menjadi sangat marah, ia mencengkram seluruh bagian jeruji penjara, ia bertambah Murka berteriak mencengkram dan mematahkan seluruh jeruji penjara dan mendobrak pintu penjara, kemudian Ashoka menendang pintu penjara melepaskan pintu penjara, ia membawa satu batang besi yang bengkok ditangannya. Rajamata Helena jatuh pingsan.

Ashoka sedang dalam perjalanannya menuju keruang sidang dengan membawa sebatang jeruji besi yang bengkok ditangannya, beberapa prajurit mencoba menghentikan Ashoka namun Ashoka semakin kalap menghajar setiap prajurit yang datang menghalanginya di koridor

Ashoka mengatakan “Hari ini tidak akan ada yang dapat menghentikan ku aku keluar untuk mendapatkan keadilan dan menghukum pembunuh guru ku Acaharya Chanakya, siapapun yang berani menghentikan aku hari ini, ia akan menjadi musuh ku” semua prajurit kemudian menyingkir dan memberikan Ashoka jalan.

Di Koridor dalam istana, Ashoka menuju ruang sidang dengan membawa sepotong besi yang bengkok, ia mengingat pesan Chanakya ketika akan menghembuskan nafas terakhirnya.
Prajurit datang ke koridor luar istana, ia terkejut melihat beberapa prajurit lainnya terkapar kemudian prjurit meniupkan terompet dan Bindu mendengar suara peringatan dari luar, sidang masih berlangsung, seorang prajurit datang keruang sidang memberitahu jika pangeran Ashoka mengamuk.

Ashoka datang ke ruang sidang dengan penuh Murka menatap Sushima. Suasana yang tenang seketika berubah menegangkan. Sekelompok prajurit datang menghadang Ashoka,namun dengan seluruh kekuatannya Ashoka berontak dan menjatuhkan para prajurit, Samrat hanya menatap kedatangan Ashoka di atas tahtanya.

Sushima ketakutan menjatuhkan belati ditangannya ketika melihat Ashoka, Sushima mulai ketakutan melihat sorot mata Ashoka. Bindu hanya diam ketika melihat Ashoka datang dengan hidung mengeluarkan darah
Kemudian, Ashoka datang penuh dengan amarah di depan pintu ruang persidangan menatap Sushima, Bindu masih membicarakan hukuman Ashoka, semua orang terkejut.

Beberapa orang prajurit datang untuk menghalangi Ashoka, Ashoka bertambah murka, beberapa Acharya berusaha menghadang namun Ashoka mendorong mereka, Nayak pun ingin menghentikan Ashoka namun kemarahan Ashoka semakin murka.

Dharma berusaha menghentikan putranya, namun Ashoka dengan marah berteriak menghentikan ibunya bicara dan seolah tidak peduli dengan permohonan Dharma kepadanya, Ashoka mengatakan “ Aku tidak akan mendengarkan mu, aku akan membunuh setiap penjahat seperti Khaalatak menjebak guruku, ia merencanakan dan mengajak guruku dan membunuh Acharya Chanakya di tempat Rahasia, Ashoka menunjuk pada Cahru, Khaalatak, Siamak dan Sushima, Ashoka mengatakan pada Bindu“ Mereka semua terlibat pembunuhan guru ku". Cahru tersentak kaget ketika namanya disebutkan oleh Ashoka.

Bindu berusaha menghentikan Ashoka, beberapa prajurit berada di belakang Ashoka memegang tubuh Ashoka namun ia berontak dan menghempas semua prajurit, dengan seluruh tenaga yang ia punya, ia pun mendorong Bindu. Ashoka menghampiri Sushima dan memukul wajahnya.

Bindu terus melerai namun Ashoka bertambah marah.
Ashoka mencekik Sushima dari belakang, Ashoka mengatakan “Kaulah pembunuh guru ku Acharya Chanakya, kau tahu! Chanakya bukan hanya guru ku” prajurit berusaha menarik Sushima , bindu pun menarik tangan Ashoka untuk membebaskan Sushima, Ashoka mengalahkan semua prajurit yang menahannya, ia berteriak “Arrrrrrghhhh” penuh murka dan menghempas semua prajurit, semua prajurit terjatuh, kemudian Ashoka mendorong Sushima dan kembali akan memukulnya, prajurit besusaha melerai bergitu juga dengan Samrat yang turun tangan, Ashoka pun marah dengan Bindu.

Kemudian Ashoka merebut pedang ditangan Bindu dan menyerang Sushima, Ashoka menebaskan pedang di dada Sushima, seketika Sushima terjatuh dan tidak sadarkan diri di dekat anak tangga, Cahru berteriak histeris melihat Sushima terkapatlr, ia meminta Rani Dharma bertindak menghentikan Ashoka.

Dharma tidak menyangka ia syok, kemudian merasakan sakit diperutnya, ia jatuh menahan sakit. Seorang pelayan membantu Rani Dharma berdiri.

Ashoka yang sedang murka, ia akan menyerang Cahrumitra namun Bindu menghentikan Ashoka, Bindu menankis pukulan pedang yang akan dihempaskan ke cahru dengan sarung pedangnya. Bindu memerintahkan agar prajurit merantai Ashoka, Ashoka terus berteriak dan meronta.

Perecap : Bindu, Siamak dan Ashoka datang ke penjara menemui Helena, Helena tidak sadarkan diri. Kemudian Bindu bertanya pada Helena “ Apa yang telah kau katakana pada Ashoka beanar?!”
Helena mengatakan bahwa ia tidak mengatakan apapun pada Ashoka, Ashoka Syok. “ Kau yang sudah mengatakan pembunuh guru ku Acharya Chanakya”
Kemudian Ashoka dibawa keruang persidangan dengan seluruh tubuh dirantai, Bindu memutuskan untuk mengusir Ashoka dari istana Magadha dan apabila Ashoka terlihat Bindu akan membunuh Ashoka

Selasa, 26 April 2016

CAS 324 : SIAMAK MENGHASUT BINDU DIDEPAN SEMUA ORANG, ASHOKA MARAH DAN MELUKAI LENGAN BINDU, RANI DHARMA MENAMPAR WAJAH ASHOKA, ASHOKA MASUK KEPENJARA

26 APRIL 2016. KODE 25.04



Di Koridor Yang mulia Bindusara, keluar dari ruangan pemujaan Ramayana Paath bersama Sushima, Cahru dan Rani Dharma , Bindu sangat marah dengan Ashoka, Siamak berlindung balik punggung bindu dan terus memegang tangan ayahnya. Ashoka terus menuntut Siamak bicara jujur tentang surat yang ditemukan di kantong baju Mir khurasan, Ashoka geram “Beri tahu Siamak, kau jangan lagi berbohong” 


Siamak memelas kepada Bindu mengatkan “Aku mengakui itu memang tulisan ku ayah tapi aku tidak pernah memberikan kertas itu pada Helena, kau boleh tidak mempercayai ku namun aku berani bersumpah bahwa aku tidak melakukan seperti yang Ashoka katakan”
Bindu percaya dengan Siamak



Bindu kembali memarahi Ashoka karena Ashoka menghalangi kebaikan dengan selalu mencari-cari masalah.



Siamak kembali memelas, ia takut pada Kak Ashoka, karena khawatir jika Ashoka akan menyerang seperti ketika dirinya berjalan sendirian di koridor, Ia takut jika Ashoka akan membunuhnya, lalu bagaimana jika kak Ashoka nanti kembali memukul dan juga mencekiku, aku tidak bohong aku punya buktinya” Siamak menunjukkan bekas cekikan di lehernya, Siamak berhasil menghasud Bindu sehingga Bindu bertambah benci pada Ashoka, Ashoka geram “pembohong kau Siamak ” Ashoka akan menyerang Siamak, Siamak ketakutan dan mengumpat di belakang Bindusar, Bindu menghentikan Ashoka



Bindu menarik Siamak ketika Ashoka akan menyerangnya, Ashoka kesal dan menghempaskan pedangnya, Bindu terkena tebasan pedang Ashoka dan semua orang terkejut. Dua orang prajurit segera menahan Ashoka, Dharma sangat kecewa dengan tindakan putranya, ia menampar Ashoka di depan semua orang bahwa tindakan Ashoka benar-benar keterlaluan, Dharma kecewa jika putranya tidak bisa mengendalikan emosi dan tega menyakiti adik dan juga ayahnya. Dharma marah meminta prajurt membawa Ashoka pergi kepenjara ia begitu sangat kecewa pada Ashoka. Siamak tesenyum puas ia tersentum bengis menatap Ashoka.



Bindu terus memagangi lengannya yang terluka, ketikaDharna akan mendekati Bindu, Bindu menolak dan pergi Rani Dharma menyusul Bindu dari belakang. 



Hanya tersisa Siamak dan Sushima, Sushima sangat bangga atas tindakan yang telah dilakukan oleh Siamak pada Ashoka, Siamak pun bangga atas semua jebakan yang telah di lakukannya dan dia akan membalas dendam untuk kematian ibunya, kemudian Siamak pergi dengan tersenyum puas.
Cahru dan Sushima masih di koridor istana, Cahru mengingatkan agar Sushima merencanakan semua rencana yang telah Tantric sarankan padanya bahwa Sushima harus berhasil menyingkirkan Ashoka keluar dari istana, Sushima meyakinkan ibunya bahwa dirinya akan melakukannya.



Ashoka di bawa ke penjara yang bersebrangan dengan ibu suri Helena, ia sama sekali tidak pernah menyangka jika Ayahnya tidak lagi percaya padanya, kemudian Ashoka bertanya kepada dironya sendiri meluapkan kekesalannya "Siamaklah pengianat, ia berpihak terhadap Yunani dan Khurasani dewa mengapa ayah meragukan aku, ia merasa dirinya tidak dipercaya oleh ayahnya apa lagi ibunya. Kemudian Ibu suri Helena menyapa Ashoka, ia tertawa karena melihat Bindu menjeblosakan Ashoka kepenjara, Helena terus menggunjing seorang Yuvraj pun bisa masuk ke penjara dan di hukum. 



Di kamar, lengan Bindu sedang diobati oleh tabib, tabib berpendapat bahwa luka sayatan di lengan Bindu tidak parah. Bindu menyalahkan Rani Dharma atas semua tindakan Ashoka, Dharma sangat menyesal ia tidak menduga jika Ashoka semakin tidak bisa dikendalikan, kemudian Cahru datang menemui Bindu, Cahru mengatakan bahwa Mahamadya Khaalatak sudah mempersiapkan pertemuan untuk melepaskan kedudukan Yuvraaj dari Ashoka. Rani Dharma pamit, ia menangis karena merasa di acuhkan



Di ruangan pemujaan Puja Ramayana Paath masih di langsungkan, Pundit kembali melantunkan semua mantra dan Shubarasi kembali membacakan bait demi bait
Sebuah kilas balik di tampilkan ketika Ashoka pertama kali hidup sebagai rakyat biasa dan belum memasuki istana dan menampilkan masa lalu Ashoka.



Pundit dan Subharasi menyelesaikan puja mantra mereka
Dharma mengingat semua kisah yang ia lalui bersama dengan Ashoka, Bindu pun mengingat ketika ia pertama kali bertemu dengan Ashoka sewaktu dahulu, Rani Dharma sedih menghapus air matanya dan pergi dari kamar Bindu.



Dharma datang kepenjara menemui Ashoka, Ashoka masih sedang kesal dengan semua tindakan Siamak, ia menyadari kedatangan ibunya. Dharma memarahi Ashoka dan meminta penjelasan dari mulutnya "Kau telah menyerang Siamak dan melukai Ayah mu, tidak bisakah kau kendalikan amarah mu Ashok, beritahu pada ku apa yang sebetulnya terjadi?", Ashoka hanya menangis, ia mencoba mengatakan yang sebenarnya jika Siamak mencoba membantu musuh dengan menulis dan mengirimkan pesan dengan bahasa Yunani, "siamak berpohak pada musuh ibu, aku punya bukti tulisam tangannya, ia menuliskan surat membocorkan trowongan rahasia barudi istana ini, percayalah pada ku'.



Helena menyapa mereka bedua, Helena menjelaskan bahwa tindakan Siamak bukanlah kesalahan Siamak namun Kesalahan Bindu, ketika dahulu Rani Noor menikah dengan Bindu, Bindu tidak benar-benar mencintainya, Helena mengatakan jika Ashoka mencoba untuk mengatakan pada Bindu, ya memang benar Siamak memiliki darah Khurasani dan Yunani didalam pembuluh darahnya, itu bukan kesalahan Siamak, karena selama ini Siamak diakui oleh Bindu sebagai putranya namun yang sebenarnya yang terjadi Siamak bukan putra Bindu, tapi ia anak dari putra kandung ku, Siamak putra Rani Noor dan Pangeran Justin. Dharma terperangah mendengarkan pengakuan Helena 



Ashoka mencoba untuk membuat ibunya memahami bahwa tindakan yang dilakukannya untuk keselamatan keluarganya, setelah mendengar ucapan Helena, Rani Dharma menangis dan meminta maaf pada Ashoka.



Helena terdenyum puas, ia berfikir jika semua jebakannya akan berhasil melalui tangan Ashoka dan juga ibunya Tani Dharma.



Perecap : Dipenjara, Helena memberi tahu tentang pembunuh guru Acharya Chanakya, Ashoka marah dan meminta Helena berbicara, Helena memberitahu jika Sushima dan juga Cahrumitra ikut terlibat didalamnya. Ashoka marah dan melwan semua prajurit yang menghalangi jalannya " Aku akan melakukan keadilan untuk guruku, siapaunyang menghalangi jalanku akan menjadi musuh ku" prajurit memberikan 
Ashoka keluar dari penjara, ia berjalan menuju ruang persidangan dengan membawa pedang, ia marah dan menghajar semua orang yang ada dipengadilan, beberapa acahrya mencoba mencegah begitu juga dengan Nayak namun Ashoka murka dan mendorong mereka dan mengalahkan beberaoa prajurit yang menghalanginya, ia langsung memukul Sushima dan menyerang Sushima dari belakang, Ashoka mencekek Sushima dari belakang membuat semua orang terkejut, Bindu dan prajurit berusaha menghentikannya namun Ashoka mendorong Bindu dan merebut pedang Bindu dan menebaskannya pada Sushima, semua orang terkejut sushima jatuh terkapar, Bindu memerintahkan prajurit untuk menangkap Ashoka kemudiansushima segera ditandu