16 APRIL 2016. KODE
15.04
Rani
Dharma dirantai, ia dipaksa terus berjalan oleh prajurit Yunani, Helena bersama
Nicator dan Mir Khurasan berjalan mengikuti dan mengawasi di belakang. Dharma
menjerit, ia merasa perutnya sakit, Dharma berhenti meminta untuk membiarkan
dirinya beristirahat sejenak pada Ibu suri Helena, Dharma mengatakan pada
Helena " kau juga seorang ibu, kau akan tahu jika seorang wanita
seharusnya diperlakukan dengan baik dalam kondisi ini".
Helena
setuju dengan permintaan Dharma, Namun Helena kesal kemudian mencengkram wajah
Dharma, Helena mengatakan pada Dharma "ini penting bagi mu, karena kau
harus melahirkan bayi". Sesaat kemudian, Seorang prajurit datang kehadapan
Helena dan komplotannya memberitahu Helena tentang nasib tragis prajurit mereka
yang menjaga di sekitar koridor "Mereka semua mati, bindu dan Khaalatak
bersama dua ratu melarikan diri”.
Dharma
tersenyum, Helena marah mengatakan " kau jangan senang dulu, putra mu
bodoh , Ashoka tidak akan bisa keluar dari sini hidup-hidup saat ini"
Dharma hanya tersenyum dengan tegas mengatakan pada Helena " putra ku
mengalahkan kematian saat ia di lahirkan, aku selalu mengajarkan Ashoka untuk
mengikuti jalan anti kekerasan tapi sekarang aku akan menghentikannya untuk
melakukan apa yang seharusnya ia lakukan hari ini (bahkan membunuh Pitamahim,
yang berarti Nicator)" Helena marah menampar Dharma dan memerintahkan agar
prajuritnya membawa Dharma pergi.
Mir
segera pergi dan mengirimkan sekelompok prajuritnya kearah yang berbeda. Ashoka
membunuh mereka semua prajurit yang menghalanginya di Koridor, siamak sengaja
menjatuhkan pot didepan koridor sehingga memancing perhatian para prajurit
Yunani, Ashoka membuka helemnya dan bertarung mengalahkan semua prajurit.
Bindu
sampai di koridor bersama Khaalatak dan kedua ratu. Mereka berjalan dengan
sangat berhati-hati
Mir
bersama prajuritnya juga di koridor yang berbeda, Dharma juga dibawa ke sana.
Helena dengan kasar memperlakukan Rani Dharma di depan mata Bindu, ia mendorong
Dharma yang sudah tidak sanggup berjalan karena menahan sakit, tapi Bindu
memegang dan melindunginya, Helena kesal karena semua orang yang ia benci masih
hidup.
Nicator
mengomeli Helena didepan semua orang, ia menyebut tindakan Helena bodoh karena
menunggu kedatangan Ashoka. Helena memberi alasan bahwa mereka mengikuti ide
Mir Khurasan, ia beralsan “ Setiap kali kita telah mendengarkan Mir, kita telah
gagal.” Mir maju dan menawarkan untuk segera membunuh Bindusar dan ketiga
ratunya.
Ketika
Mir akan menyerang Bindu dan rani dharma Mereka mendengar suara peringatan dari
luar istana . Semua orang terperangah, Shubarasi tersenyum, Ashoka ingin
mencegah tapi kemudian ingat kakak sushim datang bersama pasukannya jajaran
pasukan kebanggaan Magadha berbaris rapi di luar, di hadapan pajurit Magadha,
Sushima bersama Nayak dan Radhagupta bediri mempimpin pasukan Magadha. Diluar
ribuan penduduk datang bersama dengan pasukan Magadha bersama dengan Sushima,
Nayak dan Radhagupta
Seorang
prajurit Yunani memberitahu bahwa mereka akan diserang. Para anggota keluarga
kerajaan mereasa lega. Ashoka berada ditempat berbeda mengatakan pada Siamak
“tidak ada yang dapat mengalahkan kita ketika kedua saudara bersatu, aku dengan
kak sushim, Ashoka pergi bersama dengan Siamak. Bindu mengatakan pada Helena
" seorang ibu akan difitnah terhadap hubungan ini, tapi anak-anak ku tahu
bagaimana menghormati hubungan ini, mereka akan mengalahkan mu"
Nicator
bertanya tentang Ashoka. prajuritnya menyangkal "Hanya ada Radhagupta, aku
tidak melihat Ashoka" , Bindu mengatakan dihadapan Helena, Nicator dan Mir
Khurasan Rani Dharma mengatakan " tidak akan dapat membayangkan semua
perbuatan kalian, sampai sekarang kalian orang asing telah melihat perbedaan
antara keluarga kami, tapi sekarang kau akan melihat mereka bersatu, cabang
Sebuah pohon mungkin pergi dalam arah yang terpisah tetapi mereka berbagi akar
yang sama, mereka begitu dalam berakar di dalamnya. Orang-orang seperti kalian
tidak memahaminya". Helena hanya terdiam
Acharya
Radhagupta dan Nayak tepat di sebelah Sushim, Nayak memimpin semua orang
bersorak sotai jay janani. Prajurit Yunani kembali memberitahu Helena, Mir dan
Nicator tentang jumlah pasukan Magadha yang berdiri di luar pintu gerbang
istana Magadha.
Diluar,
Sushim terus berteriak meminta semua orang untuk menyerang sebelum lawan siap
dan lengah.
Nicator
mengakui dan mengatakan "kami tidak siap untuk menghadapi situasi
ini". Mir memberitahu bahwa mereka masih memiliki kesempatan terakhir.
Nicator mengerti maksudnya. Mir Khurasan menjelaskan pada Nicator " Samrat
akan menjadi perisai kami sampai psdujan kita menjadi sama jumlahnya dengan
tentara Maurya" Sushim Melakukan serangan ke istana, ia melepaskan anak
panah, ribuan anak panah pun melesat kea arah istana dan berhasil mengenai
beberapa pasukan Yunani dan Khurasani yang sedang berjaga.
Ashoka
bersama dengan Siamak bersembunyi di balik tembok melihat pasukan Sushima di
luar, ia berpikir ini waktu yang tepat untuk mengejutkan Yunani, Ini akan
menjadi lebih hebat ika aku bisa mendapatkan baik Helena atau Nicator".
Nicator meminta agar Bindu dan kedua ratunya serta Khaalatak membuang pedang
mereka, pedang telah di buang kemudain Nicator dan Mir meminta Bindu berjalan
mengikutinya. Samarat ditawan dan dibawa keluar untuk menghadapi ancaman
Sushima.
Siamak
menghentikan Ashoka dan sengaja mengulur waktu "Tolong jangan pergi".
Ashoka mengatakan dan mencoba meyakinkannya "kita sudah diserang, mengapa
kau menghentikan aku?'
Siamak
mengatakan pada Ashoka "kau tidak tahu Mir, Jika ia bisa terus memberikan
pedang pada cucunya maka Mir bisa melakukan apa pun". Ashoka memahami
ketakutannya. "Tapi ini perang", aku harus menghadapi mereka tanpa
tasa khawatir tentang diriku sendiri, Ini sudah waktunya".
Siamak
bertanya pada Ashoka " apa mereka akan menyakiti Rani Dharma atau ratu
yang lainnya (Subharasi dan Cahru) atau mereka akan menyakiti ayahnya".
" Aku tidak ingin kau bertanggung jawab atas situasi tersebut".
" ibu ku sudah meninggal aku tidak mau kau disalahkan untuk itu".
"Kemudian Kami kehilangan Drupad, entah bagaimana mereja juga menyalahkan
mu, " Jangan ulangi kesalahan ini".
Ashoka
benar-benar ragu dan mengatakan pada Siamak "kita tidak memiliki pilihan
lain,a ku harus melakukannya tanpa memikirkan konsekuensinya". Siamak
menaruh tangannya di kepala Ashoka. "Aku bersumpah, kau hanya memiliki
aku". Ashoka tak berdaya. Siamak tersenyum puas melihat betapa bingungnya
Ashoka ia berfikir "aku memberi kesempatan untuk Pitamahim (Nicator) untuk
menangani situasi dengan memberikan sumpah ku untuk Ashoka" Siamak terus
merekahkan senyum puas yang tersirat diwajahnya dengan membuat Ashoka bimbang.
Helena
meminta Mir untuk segera bertindak, mereka menawan Bindu dan membawanya keluar
Helena dibelakang mengikuti mengatakan. "Mereka bisa masuk ke dalam kapan
saja", pedang terus di arahkan pada Bindu, kemudian dri luar sorak-sorai
dari Jai Janani dan Har Har Mahadev dari kerumunan yang berkumpul di luar,
sushima dan seluruh pasukan Magadha melep askan ribuanan anak panah, saat itu
ledakan pun terjadi di depan pintu istana, Radhagupta tersenyum senang
Bindu
tampak bangga pada mereka, Bindu dijadikan jaminan Yunani dan Khurasani.
Nicator
meminta Bindu untuk menyerah. Namun Bindu menolak. warga dan pasukan kami
berjuang untuk menyingkirkan kalian, mungkin kau yang harus segera
menyerah".
Mir
memkaksanya untuk berlutut, ia mengarahkan pedang pada Bindu dari belakang.
Nicator meminta Sushim untuk berhent membuat keributan . dan Meminta pada
Sushima “Letakkan senjata mu jika kau ingin melihat Bindu hidup”.
Subharasi
dan Dharma begitu sangat terkejut, cahru tampak tenang ketiga ratu di posisikan
untuk melihat Bindu di tawan oleh Helena, Mir khurasan dan Nicator
Ashoka
mempertanyakan Siamak " mengapa kau menghentikan aku?". setiap orang
harus menanggung hukuman kami sebagai pengecut". Siamak kembali berpura-pura
dan ia kembali untuk berpura-pura ia meminta maaf. Melihat kebimbangan Ashoka,
Siamak merasa sangat puas ia terus tersenyum menatap Ashoka yang terus gelisah
melihat tindakan brutal komplotan Ibu suri Helena
Nicator
memberi mereka kesempatan dan menghitung sampai 10, “ Kalian harus mundur atau
Bindu harus mati. Dharma panik ketika pedang di sodorkan pada Bindu. Ia
menangis mengatakan “ Sushim membawa pasukan besar "Apa gunanya hidup
dengan kehilangan Samrat?'
Ashoka
berpikir “ Itu penting bagi setiap orang untuk tetap hidup dengan menyerah hari
ini.” Sushim meminta solusi. Radhagupta, meminta Sushim untuk menyerah begitu
juga dengan Ashoka yang ada didalam istana sehingga dapat mempermudah mereka
menang.
Sushim
masih memikirkannya
Ashoka
masih bersama dengan Siamak mengamati disekitar istana, Ashoka berharap kakanya
menyadari itu bukan tentang mereka sekarang tapi tentang Magadha. “Sekarang
Jangan membawa permusuhan diantara kita”.
Sushim
mengatakan kita dapat mengorbankan satu orang untuk kemajuan negara. Ayah,
nenek moyang, “ Aku, Sushima cucu dari Candragupta Maurya anak dari Samart
Bindusar, aku menolak untuk menyerah, Guru mengajarkan pada ku, bahwa kita
harus berpikir di luar hubungan pribadi“ Setiap kali orang-orang seperti kau
(Nicator) akan meminta kita untuk memilih antara keluarga dan negara maka kita
akan memilih negara di atas keluarga, ini adalah tradisi” . “Ayah akan sedih
jika aku menyerah sekarang, Kami tidak akan menaruh senjata kami turun, kami
akan berjuang hari ini, akan ada perang yang akan menentukan hari ini! “
Mir
mengatakan kepada Sushima, untuk melihat jika sekarang Bindu sedang sekarat
Radhagupta
mencoba untuk membuat Sushim memahaminya, tetapi Sushim mengatakan pesanan “
Kau tidak berarti apa pun untuk ku, aku akan mengatakan hal yang sama kepada
Ashoka jika dia ada di sini bersama dengan ku?”
Ashoka
bertanya-tanya “ mengapa kakak ku ingin membuat dirinya terlihat baik di mata
semua orang dalam kondisi seperti ini?” Siamak masih tersenyum puas
Mir
mengancam akan membunuh Bindu ketika Sushim meminta dirinya untuk berhenti.
“Hal ini sangat sulit bagi ku, aku punya saran, kau melakukan semua ini untuk
membalas dendam”. “Ku sarankan kau untuk membunuh pewaris Magadh untuk
membunuhku”. “ Kau akan diizinkan untuk kembali kesini dengan aman, Aku akan
mendapatkan izin ini dari ayah”. Namun, Bindu menolak untuk membiarkan hal itu
terjadi. “ Aku tidak bisa melihat putra ku kembali sekarat, . Akan lebih baik
aku yang mati “
Nicator
bertanya pada Helena jika Sushim merupakan Pitr-bhakt (seseorang yang sangat
mencintai ayahnya)." Orang-orang ini tidak peduli pada siapa pun , tetapi
mereka bersatu ketika masalah datang pada mereka”.
Helena
mengatakan “ Sushim jauh lebih maju dari kita dalam kecurangan, ia hanya
memanfaatkan kesempatan ini, . ia tidak akan mau untuk meneteskan setetes
darahnya untuk siapa pun, tidak ada yang percaya padanya”. Nicator kembali
memberi mereka pilihan yang sama. “ Lagi pula Maurya tidak peduli tentang mu,
Ashoka pewaris dan Yuvraaj, kami tidak punya banyak waktu, cepatlah membuat
keputusan”
Sushim
berpikir untuk menerima usulan dari Ayahnya, jika ayah ku akan mati atau
sebaliknya. Maka Warga akan marah dan melawan, Aku akan kehilangan kesempatan
ku”
Sushima
setuju untuk menyerah. Sushima juga mengatakan Jai Janani saat itu. Helena,
Mir, dan Nicator terkejut. Bindu bergumam Jai Janani., Bindu bangga pada
Sushima “ kau melakukan hal yang tepat nak, . Keputusan mu telah membuktikan
betapa kau mampu untuk di jadikan seorang raja di masa depan”.
Dharma
menangis tapi Bindu mengatakan “ ini bukan waktunya untuk menangis”. Charu
berpikir Sushim membuat kesempatan yang bagus, bahkan ia membunuh dua ekor
burung dengan satu batu! "Aku bangga padanya karena ia adalah putra ku”
Precap:
Ashoka ingin tahu apa yang Helena berbicarakan dengan Siamak. Helena mengatakan
kepada Siamak untuk tidak khawatir, akan ku pastikan semuanya akan berjalan
sesuai rencana kami”. Ashoka berpikir.” Apakah Siamak ada di pihak mereka (
yunani dan khurasani )?”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar