19 APRIL 2016. KODE
:18.04
Di
Istana Magadh, suasana masih sangat menegangkan, Ashoka masih besama dengan
Siamak megamati situasi di suatu tempat, Ashoka kesal dengan sushima mengatakan
“ Dasar gila, memang siapa Sushima sehingga ia berani mengambil keputusan
seperti itu?” apa yang sebenarnya telah mendorong untuk melakukan semua itu?”
Siamak
terus menghasut Ashoka, ia berbicara seolah menentang Sushima “ Kak Sushima
menginginkan tahta, ini kesempatan yang sempurna baginya untuk mengambil
perhatian di hati ayah untuk dirinya sendiri di mata ayah, kak Sushim menginginkan
mengambil kesempatan itu untuk dirinya sendiri”.
Ashoka
menolak untuk membiarkan Sushima berhasil melakukannya “ Ikutlah dengna ku”
Siamak diam-diam pergi ketika Ashoka tidak memperhatikannya, Ashoka menyadari
Siamak sudah menghilang di hadapannya. Ashoka mengatakan “Siamak, kemana ia
pergi”
Siamak
pergi ke koridor Istana, ia datang menemui dan memberitahu prajurit Yunani
bahwa dirinya ingin bertemu dengan Rajamata Helena “ Rajamata tahu dimana aku
akan bertemu dengannya” kemudian prajurit pergi memberitahu Rajamata Helena.
Ashoka
bingung mencari siamak, Komandan Yunani datang menghadang Ashoka mereka
terlibat pertarungan pedang, komandan berhasil memukul Ashoka, Ashoka kemudian
membunuhnya, ashoka mengatakan “Pada akhirnya prajurit itu ku bunuh”
Siamak
marah melihatnya dari kejauhan, kemudian Siamk segera bersembunyi
Ashoka
mengikuti sura langkah kaki sampai disebuah ruangan dan ia masuk kedalam.
Rajamata
Helena datang ia terus memanggil memanggil Siamak “ Dimana kau nak” . Ashoka
mengintip dari balik celah pintu. Ashoka bertanya-tanya melihat Helena
memanggil seoarng anak kecil, Ia terkejut, ia berfikir “ Siapa yang Helena
panggil, ia memanggil seroang anak kecil dalam situasi seperti ini?”
Siamak
kemudian datang menemui Rajamat, ketika itu Helena mau masuk dan membuka pintu
kamar namun kemudian, Siamak datang menemui Helena “Aku disini” Ashoka
mendengarkan pembicaraan antara Siamak dan Rajamata Helena dari balik celah
pintu tersebut.
Siamak
memberitahu pada Helena tentang semua yang telah ia lihat, Helena meyakinkan
Siamak dan mengatakan “ Kau tidak perlu khawatir, aku akan memastikan semuanya
berjalan sesuai dengan rencana kami”
Siamak
mengajak Rajamata Helena pergi.
Ashoka
bertanya-tanya, ia berjalan sendirian di koridor istana dan mengingat semua
yang sudah Siamak lakukan ketika ia terus mengalanginya, ia seakan tidak
percaya atas apa yang sedang dilihatnya dari balik celah pintu yang tidak tertutup
rapat, Ashoka mengatakan“ Helena meninggalkan semuanya dan datang kesini,
bahkan dalam situasi seperti ini, Apakah Siamak ada di pihak mereka (Yunani dan
Khurasani)?”
Di
luar, Bindu masih dijadikan tawanan ia masih di paksa untuk berlutut, gendang
peringatan terus di tabuhkan
Ashoka
masih berjalan sendirian di koridor lain dari istana, pikirannya kacau ia
menemukan semua fakta tentang Siamak sejak dirinya masuk kedalam istana dan
mengacaukan semua rencananya, Ashoka kecewa, ia berfikir “ Mengapa Siamak terus
menghentikanaku untuk menyelamatkan ayah? “ Bukankah Siamak juga merupakan
keturunan Maurya, lalu jika Siamak keturunan Yunani, bukankah ia akan membunuh
setiap keturunan Maurya, tapi mengapa Siamak tidak mau melakukannya?” Hanya
Siamak satu-satunya keturunan Maurya yang bebas berkeliaran di Istana dengan
memakai pakian Yunani!.” Hal ini akan munkin terjadi jika Siamak salah satu
dari mereka”.
Siamak
mengajak Helena kesuatu tempat, ia mengatakan pada Helena “ Ashoka sudah masuk
kedalam istana”
Helena
mengatakan pada siamak “ Ashoka tidak akan duduk diam jika ia berada di istana
ini, aku harus membertahu ayah (Nicator) secepatnya atau mungin Ashoka bisa
merusak rencana kami sekali lagi”
Diluar,
Nayak berfikir “ Mengapa Ashoka tidak ada disini?”
Kemudian
Helena datang memberitahu ayahnya (Nicator) tentang kehadiran Ashoka di istana,
Mir Khurasan bingung mengatakan “ Siapa yang telah membantunya?”
Kemudian
helena menatal Dharma dan menghampirinya
Helena
menarik Rani harma dan bertanya padanya “ Siapa yang sudah membantu putra mu
masuk ke istana ini?” dengan kejam, Rajamata Helena mendorong Rani Dharma
sampai terjatuh, Subharasi menghampiri Rani Dharma ketika Dharma terus menjerit
kesakitan. Shubarasi negitu sangat khawatir pada Dharma
Helena
mengambil cambuk, ia menaruh curiga pada Rani Dharma, kemudian Rajamata Helena
mengatakan pada Dharma “ Mungkin saja kau yang sudah membantu Ashoka masuk
kedalam istana” Helena mencambuki Rani Dharma dengan sangat kejam, Dharma
menangis kesakitaan, ia memegangi perutnya. Bindu sangat sedih, ia berdaya
melihat Dharma terus dicambuki, Bindu masih berlutut dengan pedang dibelakang
lehernya, ia mengatakan “ Hentikan kebiadaban ini!”
Shubarasi
tidak tega melihat Dharma terus merintih kesakitan, kemudian Shubarasi memegang
cambuk untuk menghentikan tindakan kejamnya, Helena danSubharasi bertatapan
mengatakan pada helena “ kau hanyalah binatang, seharusnya ia sebagai orang
biasa kau mempunyai belas kasihan pada wanita hamil, tapi kau barbar bukan
seorang wanita”
Helena
mengatakan pada Shubarasi “ Lakukan n rasa simpati yang ada dalam hati ku, aku
tidak akan membiarkan Dharma hidup"
Helena
tersenyum pada Shubarasi dan mendorong Shubarasi pergi, Shubarasi berpegangan
pada Cahru.
Rajamata
Helena kembali memecuti Dharma, Dharma menjerit kesakitan lalu, Rani Dhrama
hanya pasrah menerima cambukan ditubuhnya, ia memperingatkan Helena dan juga
kelompoknya untuk menyakitinya sebanyak yang mereka inginkan, tapi ini hanya
tentang waktu. Dengan sangat yakin Dharma mengatakan “ Ashoka akan datang dan
mengalahkan kalian semua”
Bindu
mengatakan “ Hanya putra ku Ashoka yang cukup berani untuk membunuh kalian
semua, ia Vanraj, Ashoka mengikuti aturn Van (Hutan) hanya ada satu aturan bagi
Van dimana disana tidak ada aturan, janga menantang kemarahan dalam dirinya”
Nicator
yakin Ashoka tidak dapat melakukan hal yang membahayakan dirinya, ia
memerintahkan pada prajuritnya “Temukan dia, bunuh Ashoka jika itu diperlukan”
Dharma berteriak “Ashoka”.
Ashoka
terus bertanya-tanya, ia masih bingung dengan sikap suamak yang aneh “ Mengapa
Siamak membantu Yunani”
Seorang
Prajurit memberitahu Ashoka dibalik jeruji jendela, prajurit meminta bantuan
mereka akan menghitung sampai 6 “Jika sampai hitungan ke-4 kau tidak
melakukannya maka mereka akan membunuh ayahmu, laksanakanlah sesuatu Yuvraaj,
kaulah sat-satunya harapan kami”
Ashoka
sadar dari lamunannya, ia membuka pintu ketika prajurit Yunani menyerangnya,
dan membunuh semua prajurit dan membeebaskan semua prajurit Magadha.
Ashoka
meminta pada prajurit yang sama untuk melakaukan sesuatu untuknya, Prajurit itu
setuju dan gembira.
Acharya
Radhagupta, memperingatkan Sushima untuk tidak melakukan hal ini., " kau
jangan membahayakan ayah mu " Sushim bilang " aku tidak bisa
membiarkan Pataliputra dalam bahaya" Acharya Radhagupta bertanya pada
Sushima " apakah kau hanya peduli pada nasib semua orang atau kau hanya
mengingnkan tahta saja"
Sushim
menatapnya.
Dharma
sangat tegang dan gelisah.
Charu
berpikir " Pada akhirnya, Samrat akan mati di sini dan jalan menuju tahta
akan menjadi jelas"
Nicator
mengatakan pada Sushima " kau tidak punya pilihan apapun untuk mereka,
katakanlah selamat tinggal pada ayah mu".
Mir
khurasan akan mengayuhkan pedangnya pada Bindu untuk menyakitinya, ketiga ratu
dan khakatak memejamkan mata mereka, di luar Sushima menatap keatas, nasib
bindu sedang dipetaruhkan.Ashoka datang, ia meminta mereka untuk berhenti,
Ashoka mengatakan " Kami akan menyerah".
Semua
orang kaget, ketika Ashoka membuang pedangnya
Bindu
tampak kecewa. helena tertawa puas
Nicator
memaksa Ashoka membungkuk di samping Bindu,Nicator mengejek Ashoka "Kau
tampak gagah di Magadh, bukankah kau Yuvraaj, sebenarnya Nayak pria
pengecut". Prajurit melepaskan ikat kepala dan kain di tubuh Ashoka
Nicator meminta pada Ashoka " Katakan bahwa kau menerima kekalahan dari
Yunani, dan sekarang kau menyerah".
Ashoka
mengikuti semua ucapan Nicator “ aku Ashoka keturunan Maurya, cucu dari
Chandragupta Maurya, putra dari Samrat Bindu, murid Acharya Chanakya menerima
kekalahan dari Yunani dan menyerah!” Helena dan Nicator tersenyum puas
Prajurit
Yunani diperintahkan untuk melakukan sesuatu pada Ashoka, mereka meminta Ashoka
untuk mengatakan “ India akan kehilangan Ashoka, memukul prajurit, ia besorak
sorai untuk India. semua orang terkejut. Nicator meminta pajuritnya untuk
menangani Ashoka, Belati diarahkan pada AShoka, Ashoka di paksa kembali untuk
berlutut, dihadapan semua orang Ashoka di cambuki
Helena
marah ia mencengkram wajah Rani Dharma dan memastikan pada Darma “ Dharma akan
melihat putranya Ashoka kesakitan” Dharma menangis tak berdaya melihat Ashoka
terus di cambuki, Nicator mengatakan " lihatlah, Semua keturunan Maurya
ini sedang sedih" Helena tertawa puas dan melepaskan cengkraman dan
melepaskan Dharma, seolah Helena jijik dan membersihkan kedua tangannya Nicator
kemudian bertanya pada Rani Dharma “ Apakah sekarang kau tidak memuji putra mu
lagi?. Nicator juga mengejek Bindu.
Bindu
bertanya pada Ashoka “Apa yang sudah kau lakukan? Aku akan mati terkena
serangan jantung, tapi kau membuat ku akan kehilangan hal itu, aku akan bangga
pada mu jika kau sudah berjuang, apa lagi yang akan kau lakukan untuk ku?
Dharma
mengatakan pada Ashoka “Kau jangan pedulikan ayah mu, ayah mu tidak tahu apa
yang kau inginkan untuknya, ia akan bangga dengan putranya yang sudah verencana
untuk membuat ayahnya terbunuh”
Nicator
meminta agar Sushima dan timnya menjatuhakan senjata mereka sekarang “ Ashoka
sudah menyerahkan diri kepada kami”
Bindu
mengatakan pada sushima untuk menentang keinginannya
Ashoka
berteriak “Tidak ada lagi cara lain”
Bindu
bertanya pada Ashoka “ Semuanya di hadapkan pada bahaya dan kau mengatakan
untuk menyerah?” dimana kasih kasih sayang mu untuk tanah airmu, itu semua
telah pergi”
Ashoka
menjawab “ Aku lelah dengan semua ini ayah, apa untuk mendapatkan semuanya
dengan memberikan seluruh hidup mereka untuk tanag air mereka?” Apakah ayah
tidak lelah dengan semua ini?” Bindu tampak tidak bahagia mendengarkan ucapan
putranya Ashoka
Prajurit
terus mencambuki Ashoka sehingga membuat dirinya tak berdaya, Ashoka mengatakan
pada Bindu “ Ayah, kita akan kehilangan segalanya jika kita melawan, aku tidak
akan setuju untuk hal itu, jika kita menyerah ini akan menyelamatkan banyak
naywa, kita tidak akan lagi bertindak bodoh”
Ashoka
memberitahu pada Radhagupta, Sushima dan juga Nayak jika istana telah disiram
oleh minyak tanah, seluruh ruangan telah di banjiri oleh minyak tanah oleh
Pajurt Magadha, Ashoka mengatakan “Hanya dengan menyerah kita dapat mengalahkan
semua, kami harus berfikir dengan tenang, mungkin kerugian saat ini akan
membawa kita pada kemenangan yang sedang tersembunyi akan kita dapatkan esok
hari”
Bindu
tidak mengerti dengan semua yang terjadi, ia sangat kecewa pada keputusan
Ashoka“ Aku tidak pernah membayangkan putra ku menjadi seorang pengecut, aku
piker kau akan kehilangan semua kepercayaan dan tujuan dalam hidup mu”,
kemudian Bindu berharap banyak pada Sushima dan memerintahkan agar Sushima
tidak menyerah, dengan menahan sakit saat prajurit Yunani mencambuki Ashoka,
Ashoka mengatakan pada sushima " Kak, jika kau melakukannya pedang yang sama
akan di arah pada ibu mu". Kemudian, Mir menarik Cahru kedapan sebagai
ancaman mereka berikutnya, sushima panik melihat ibunya memanggil namanya.
Bindu menyalahkan Dharma untuk melahirkan seorang putra pengecut. Dharma hanya
bisa menangis.
Radhagupta
meminta agar Sushima menyerah, ia mengatakan pada Sushima “ Ashoka pasti
mempunyai rencana lain”
Precap:
Sushim sudah menyerag mengatakan Nicator “ Aku akan melakukan apa yang telah
kau minta, biarkan aku memenuhi keinginan ku hari ini”. “ Aku akan membunuh Ashoka
dengan tangan ku sendiri hari ini, Sushima menghampiri Ashoka yang penuh dengan
luka cambukan dan sudah tidak berdaya, Ashoka bersandar di tembok menahan rasa
sakit. Helena dengan senang hati memberi Sushima pedang untuk menyakiti Ashoka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar