Jumat, 29 April 2016

CAS 327 : ASHOKA SEDIH MENINGGALKAN ISTANA MAGDAHA, RANI DHARMA MELAHIRKAN BAYI MUNGIL, SUSHIMA MEMINTA MAHMATYA KAALATAK MEMBUNUH ASHOKA. SAMRAT BINDUSAR MENGANCAM RANI DHARMA JIKA TETAP MENEMUI ASHOKA, MAKA DHARMA AKAN DIUSIR DARI ISTANA KEHILANGAN SUAMI DAN ANAKNYA

29 APRIL 2015. KODE 28.04

Sushima masih belum melewati masa kritis di tempat tidurnya, beberapa orang tabib, melakukan perawatan yang terbaik untuk Sushima, mereka terus merawat luka di dada Sushima dengan memberikan krim obat, Sushima terus menggeliat dan berteriak menahan pedih pada lukanya , cahru menghawatirkan keadaan Sushima yang meronta ketika tabib memberikan krim obat pada bagian luka sayatan pedangnya. Cahrumitra terus menemani, ia terus menangis, ia begitu sangat cemas dengan keadaan putranya Susima.


Ashoka melangkah pergi keluar dari istana Magadha besama dengan Radhagupta bersama dua orang prajurit, Mahmatya dan Siamak mengamati mereka dari kejauhan dari balik pilar, Ashoka sangat sedih ketika mengingat saat-saat indah dan bahagian menghabiskan waktu bersama dengan semua anggota keluarganya terutama dengan ayah dan juga ibunya, ia juga mengingat ucapan terakhir guru Chanakya sebelum menghembuskan nafas terakhirnya.

Ashoka sedih, memandangi sekeliling istana, Siamak dan Mahmatya terlihat begitu sangat senang melihat Ashoka pergi dari istana dari balik pilar. Ashoka mengatakan “ ini diluar dugaan ku, ketika aku akan pergi jauh dari istana ini dan meninggalkan Pataliputra, guru ku pasti tidak akan membiarkan aku pergi, aku ingin tinggal disini untuk memenuhi semua impiannya, namun aku tidak bisa melakukan apapun untuk guru ku, mereka semua telah menipu aku”.

Rani Dharma berbaring di kamarnya, ia akan melahirkan. Seorang bayi mungil telah terlahir, Dharma terus berteriak memanggil nama Ashoka kemudian ia tidak sadarkan diri, setelah adik Ashoka di lahirkan. Seorang pelayan menggendong dan membawa bayi kecil yang telah Dharma lahirkan untuk mencari berkat dari ayahnya.

Di luar, Ashoka berlutut menyentuh tanah dan ia mencakupkan tangan, Samrat dengan sangat marah mengawasi Ashoka dari kejauhan di atas balkon, Ashoka pun marah ketika ia melihat wajah ayahnya, kemudian Ashoka menyeka air matanya. Ashoka mengatakan “ Aku akan menerima hukuman apapun, bahkan kau tega tidak membairkan aku bertemu dengan ibu ku sebelum aku pergi meninggalkan istana ini, kau sudah membuatku jauh dari restu dan juga berkat ibu ku, kau telah memisahkan aku dari seorang bayi yang baru lahir tanpa ampun , kau pernah mengatakan kita akan berbagi apapun, tapi hari ini dan juga seterusnya hubungan antara ayah dan anak selamanya akan rusak, mungkin saja kau yang sudah merusaknya tapi aku tidak akan pernah melupakannya, aku pun akan melakukan hal yang sana, sekarang kau bukan lagi ayah ku Samrat Bindusar!” Aku tidak akan pernah mau memaafkan mu”.

Kemudian, seorang pelayan datang kehadapan Samrat dengan menggendong bayi mungil di tangannya. Pelayan mengantakan pada Bindu “ Rani Dharma telah di karuniai seorang bayi laki-laki” Bindu sangat senang, ia bertanya pada pelayan “Bagaimana dengan keadaan Rani Dharma sekarang?”. Pelayan mengatakan pada Bindu “ Dharma baik-baik saja” . Pelayan akan memberikan bayi mungil yang baru lahir itu pada Samrat yang sudah mengulurkan tangannya, kemudian Cahrumtra tidak suka tiba-tiba datang dan bertanya pada Bindu “ Apakah Bindu pernah menghawatirkan orang lain selain Rani Dharma dan juga bayinya, mungkin saat ini Sushima masih belum masih belum sadar”
Pelayan terkejut menyadari jika samrat hampir menyentuh dan menggendong bayinya sendiri.

Bindu datang kekamar Sushima, ia duduk disebelah Sushima yang telah melewari masa keritisnya, Sushima masih berbaring lemah, Bindu mengatakan pada Sushima “ Maafkan aku anak ku, aku tidak bisa menyelamatkan mu, kau terus mengatakan pada ku jika Ashoka sekarang telah hilang kendali, tapi aku tidak mau peduli dengan ucapan mu, akhirnya aku sudah menghukum pelakunya, aku sudah membuangnya dari Magadha, Ashoka tidak akan kembali lagi pada kehidupan kita, sekarang apakah kau masih marah dengan ku, setelah Ashoka masuk kedalam hidup kita, tapi itu dulu, sekarang akan berubah, jangan tinggalkan aku nak”. Sushima menggerakan jari tangannya, Mahmatya begitu sangat bahagia, ia membertahu semua orang, Cahrumitra dan semua orang senang ketika melihat Sushima membuka matanya. Bindu menyarankan agar Sushima tetap beristirahat dan tidak menghawatirkan tentang apapun. Bindu pergi dari kamar Sushima.

Cahru tersenyum senang melihat keadaam Sushima mulai membaik luka di dadanya sudah di tutupi perban setelah krim obat di berikan, kemudian duduk di samping Sushima yang masih sangat lemah, 
Sushima ingin memberitahu pada Kaalatak, Mahamatya membungkuk dan mendengarkan ucapan Sushima, dengan terbata-bata Sushima mengatakan “ kau hanya membutuhkan sesorang yang dapat membunuh sesorang tanpa ampun, pergilah bunuh putra pelayan itu!”. Mahmatya kemudian mendapatkan ide, ia berfikir harus bertemu dengan Yam, “hanya dialah yang mampu untuk membunuh Ashok, aku harus pergi kekuburan bertemu dengan Yam dan melakukan sesuatu yang Sushima minta”
Tabib kemudian mengatakan pada Samrat “ Rani Dharma masih belum sadarkan diri, jika ia tidak sadar dalam waktu 4 hari berikutnya maka ….” Tabib tidak melanjutkan ucapannya.

Bindu kemudian meminta semua orang keluar, Bindu mengatakan pada Rani Dharma yang masih belum sadarkan diri “Dharma, aku tahu kau marah dengan ku karena aku sudah memisahkan putra mu Ashoka dari mu, aku merasa tidak berdaya untuk menjalankan semua tugas ku, aku mengikuti Dharma ku sebagai Raja, aku tahu, aku tidak bisa meminta maaf pada mu karena aku sudah melakukan hal yang salah, tapi putra kita yang lainya telah datang pada hari yang sama dengan membawa secercah harapan baru, bangunlah”. 

Dharma gelisah, ia bermimpi buruk, dalam mimpinya Ashoka memakai pakian Shree Ram dengan membawa anak panah di punggungnya dan busurnya, dalam mimpi Dharma Ashoka tersenyum manis lalu tiba-tiba Ashoka tertawa dengan sangat keji dan berubah menjadi Ravan dengan menggunakan pakian hitam, Ashoka berteriak dengan sangat keji. Kemudian, dengan eajah penuh amarah, Ashoka mulai menyakiti orang, darah nenyiorati wajahnya“Sekarang kau akan melihat aku akan berubah menjadi kejam”. Kemudian, Dharma bangun dan berteriak “Tidaaaak” Dharma memanggil dan bertanya tantang Ashoka pada Samrat.

Kaalatak datang kekuburan, ia bertemu dengan sesorang sedang memegang tengkorak. Ia bertanya tentang Yam, pria itu memberitahu jika Yam sedang tidur di sebuah pondok tua, Kaalatak masuk kemudian seketika Yam bangun dari tidur lelapnya, Yam membenturkan dua buah tengkorak sehingga membangunkan debu, Yam menunjukan pada kaalatak dua buah kepala tengkorak yang sudah dibunuhnya dengan tangannya sendiri, Yam memberitahu Kaalatak tidur dengan tengkorak di tangannya dan berada di samping mereka akan memberikan ketenangan ketika tidur. Kemudian Kaalatak memberikan sekantong uang untuk Yam, Kaalatak mengatakan pada Yam “ Kau akan mendapatkan uang lebih banyak lagi ketika kau menyelesaikan pekerjaan yang harus kau lakukan” Yam tertawa puas. 

Bindu pun kaget mendengar suara Rani Dharma, ia beristirahat di kamar yang berdekatan dengan Rani Dharma. Dharma akan pergi untuk mencari Ashoka, namun Bindu datang Dharma mengatakan “Aku akan membawa putra ku kembali dengan menggunakan tangan ku sendiri”.
Akhirnya, Bindu memberitahu Dharma tentang Ashoka yang sudah pergi meninggalkan istana. Namun Dharma yakin “Ashoka tidak akan pernah meninggalkan ibunya seperi ini, aku telah bermimpi buruk tentang Ashoka. Seoarang pelayan kembali membawa bayi mungil yang baru saja dilahirkan oleh Rani Dharma, ia memberikan bayi itu kepangkuan Rani Dharma. Bindu menyarankan pada Dharma untuk lebih fokus merawat putra kecilnya yang baru saja lahir dan lebih membutuhkan ibunya, “Aku akan membuat pertemuan untuk mengumumkan kelahirnannya!”

Tabib datang kekamar Dharma, untuk mengucapkan selamat pada Rani Dharma atas kelahiran putra kecilnya, Tabib kemudian melihat wajah bayi kecil, ia mengatakan “ Mimpi mu tidak biasa, aku hanya merasa Ashoka memang akan melewati masa sulit, mungkin saja ia akan menghabiskan waktu 11-12 tahun dan ia akan menjadi pengganti Smarat Bindusar, tapi jalan di hadapannya begitu sangat sulit, ia akhirnya harus kembali menyusuri dan melewati trowongan yang gelap” 

Kemudian, Ashoka datang ke kamar Chanakya, ia berlutut di dekat alas kaki Acharya Chanakya, ia menangis di hadapan meja gurunya, Ashoka mengingat semua ucapan gurunya tentang dirinya akan menjadi Samarat dari Magadha menggantikan kedudukan ayahnya. Ashoka begitu sangat sedih mengatakan “ Acharya, sekarang aku sudah menjadi Yatim piatu, kau pernah bilang kau akan datang mencari ku, kau percaya pada ku dengan semua impian mu ketika aku tidak tahu tentang jati diri ku sendiri, aku melihat kau selalu membantu ku dan membimbing ku tapi hari ini aku telah kalah, lupakan tentang semua impian itu, bahkan aku tidak bisa menyelamatkan kelauara ku agar tidak dipisahkan dari mereka”

Radhagupta memahami kesedihan Ashoka, ia memegang bahu Ashoka mengatakan “ Aku memahami rasa sakit dan juga rasa kecewa mu Ashok, tapi kau harus selalu ingat jika perubahan alam akan terjadi, didunia ini tidak ada yang tidak berubah, tapi percayalah jika waktu yang buruk akan berubah menjadi lebih baik”. Ashoka mengatakan pada Radhagupta “ Kau mengatakan hal yang bernar, semua pada akhirnya akan berubah, sekarang dan selamanya banyak yang akan berubah di istana ini"

Ashoka semakin sedih dan menangis “ Samrat mu akan segera memutuskan hubungan dengan ku, dan sekarang ia tidak lagi mau bertanggung jawab dan mempedulikan aku, ini kesalahan terbesar, sekarang tidak akan bisa yang dapat menghentikan aku Samrat sudah meminta aku pergi dan memberitahu ku bahwa semua yang ku miliki, bukan lagi menjadi milik ku, tapi waktu yang buruk untuk keluarga kerajaan akan segera dimulai”

Dharma akan pergi dengan membawa bayi mungilnya, kemudian Bindu bertanya pada Rani Dharma yang tetap menginginkan putranya Ashoka, , dan bertanya tentang mimpi buruknya tentang Ashoka. Dharma menjawab “ Ya, mimpi itu benar, Ashoka akan berubah menajdi Chanda Ashoka, jika aku tidak mengentikannya hari ini”. Namun, Bindu tetap membantah Sekarang kita hanya memiliki satu putra yang sekarang ada dalam pangkuan mu”
Dharma bertanya pada Bindu “Lalu bagaimana kau bisa menghentikan seorang ibu yang ingin bertemu dengan putranya”

Bindu menghentikan Dharma mengatakan “ Berhenti, meinimal kau minimal kau masih sebagai istri ku” Dharma tetap menolak untuk menerima ucapan Bindu. Bindu mengancam Rani Dharma “Jika kau tetap mau bertemu dengan Ashoka,kau juga akan dituduh sebagai pelakunya, baik kau dan juga putra mu akan dibuang dari negeri ini, kau akan kehilangan anak yang baru saja kau lahirkan dan juga suami mu, sekarang kau hanya memilih antara suami dan putra mu” Dharma terkejut mendengarnya.

Perecap : Ashoka berhenti dan beristirahat di tepian sungai, ia membuat tulisan di batu, Ashoka mengatakan “Aku akan kembali pada ibu ku dan juga saudara ku yang baru lahir, dan memenuhi semua sumpah ku pada guru ku Acharya Chanakya untuk bersatunya India, kemudian Ashoka ditampilkan tumbuh menjadi dewasa sedang memahat esuatu dengan palu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar