Malam hari, Ashoka bermalam dikuil dimana ia pernah datang bersama dengan
Kaurvaki, ia datang ke sebuah pohon besar, ia melepaskan benang ditangannya,
Ashoka juga mengingat Kaurvaki dan juga perimntaan ibunya pada Kaurvaki untuk
selalu berada disisinya, kemudian ia mengikatkan benang itu pada tumpukan
benang yang menlilit di pohon, ia juga mengingat semua ucapan Kaurvaki “
Kaurvaki mengatakan pada ku akan sangat mudah jika ia meminta, aku ingin
memenuhi keinginan ibu ku, keinginan mereka berdua sama, jika memang aku harus
menghabiskan takdir ku bersama dengan Kaurvaki, maka aku akan menerimanya,
berikan aku kekuatan untuk dapat meminta maaf padanya, dan aku ingin berbagi
apa yang ada di dalam hati ku”
Kaurvaki, berlari tanpa arah dan tujuan di koridor istana, dupptanya terbang dan terkibas mengenai salah satu lilin diya dan terbakar, ia sama sekali tidak menyadari api begitu sangat besar membakar duptta miliknya, kemudian dupptanya terjatuh di lantai saat ia tidak menyadari jika kobaran api masih menyala membakar duptta miliknya
Ashoka masih sangat gelisah, ia masih berada di dekat pohon, Ashoka berfikir “ untuk pertama kalinya aku bertengkar dengan Kaurvaki, Kaurvaki mengatakan begitu banyak hal dan saat itu Kaurvaki tidak membiarkan aku berbicara, aku sudah berjanji tentang persahabatan ini untuk seumur hidupnya, sekarang tidak mungkin ada kesalahpahaman diantara kami”
Jagannath berdiri di hadapan Kaurvaki dan bertanya “ Kau akan pergi kemana?”. Kaurvaki begitu sangat marah pada ayahnya mengatakan “ Aku akan melakukan pertobatan atas kesalahan yang sudah kau lakukan”. Jagannath menahan Kaurvaki dan memegang tangan putrinya dan mengatakan “ itu untuk rasa hormat mu, tapi jika kau berani mengentikan aku, hari ini juga aku akan melakukan sesuatu, dan aku akan melanggar semua batasan dari semua rasa hormat itu”. Jagannath menahan tangannya yang lain untuk menampar Kaurvaki, Kaurvaki marah kemudian melepaskan tangan ayahnya dan kemudian pergi dari hadapan Jagannath.
Jagannath hanya bisa memandang dengan geram dari kejauhan, ia pun menjadi sangat geram, ia bersumpah “sampai aku masih hidup, aku tidak akan pernah membiarkan putrinya menikah dengan keturunan Maurya”
Dikamar, Siamak besama dengan Rajamata Helena, Siamak sangat sedih, ia bertanya pada Rajamata Helena mengatakan “ kebencian ini pada semua darah keturunan Maurya, dan membuat aku membenci Sushima dan juga Ashoka, mengapa ibu ku selalu mengatakan hal yang sebenarnya?”. Mengapa ibu ku selalu membuat ku menjauhi ayah ku?” Seharusnya aku bisa memeluk ayah ku, meskupun itu hanya sekali”. Siamak menangis.
Helena mengatakan pada Siamak “ Orang tua mu begitu sangat mencintai mu, mereka berdua kahwair jika cinta mereka akan membuat mu menjauh dari nasib mu untuk mendapatkan tahta, ibu mu memang mencintai Bindu, tapi Bindu sudah menipunya, pada saat ibu mu menikah dengan Bindu, ibu mu menyembunyikan fakta ini, bahwa Bindu telah memberikan hatinya hanya untuk Dharma saja, bahkan Bindu mengatakan pada Noor bahwa ia tidak pernah mencintainya, Bindu menikahinya karena hanya menginginkan dukungan dari Khurasani, ketika penghinaan yang dilakukan oleh Bindu menjadi tidak terbalaskan, saat itu ibu mu berfikir untuk menakhiri hidupnya, namun takdir punya rencana lain, Justin telah menyelamatkan hidupnya, Justin hanya menginginkan jika Noor tetap berada di istana ini, kemudian mereka berdua di abaikan, mereka mulai dapat memahami rasa sakit masing-masing, baik ibu mu dan Justin, mereka menjadi teman dan kemudian mereka saling jatuh cinta”. Ibu mu menyembunyikan dalam waktu yang lama dari Justin jika kau putra kandungnya, bahkan kau harus berpura-pura kau anak dari Bindu, sehingga kau bisa mencapai semua yang kau inginkan”
Mendengarkan semua ucapan Rajamata Helena, siamak menyimpan begitu banyak rasa benci dan kemarahan ketika ia mendengarkan semua cerita menyedihkan yang harus di tanggung oleh kedua orang tua kandungnya, di hadapan Rajamata Helena , bersumpah memastikan agar setiap keturunan Maurya untuk membayar semua penghinaan yang sudah dilakukan untuk ayah dan juga ibunya,
Helena menceritakan kembali pada Siamak “ Pada akhirnya Noor mengatakan pada Justin tentang semua kebenarannya ketika Justin mengambil semua resiko untuk menyelamatkan kalian dari kebakaran diistana “ Siamak mengenang Justin, ketika Justin menyelamatkan dirinya dan Justin selalu menganggap Siamak sebagai anaknya. Helena kembali mengatakan “ Ketika itu aku ingin membunuh Noor, ketika Justin mengatakan pada ku tentang kebenaran mu, sangat sulit bagi ku untuk menerimanya”.
Helena mengatakan pada Siamak “ ketika Ashoka mengatakan pada semua orang tentang hak yang sebenarnya, sebelum aku di persalahkan, Justin menanggung semuanya sendirian, Justin ingin aku tetap hidup sehingga aku melindungi mu, dan membantu mu mendapatkan hak mu". " Aku tahu Chanakya meragukan ku dan ia akan melakukan segalanya, untuk membuktikan aku bersalah, itulah mengapa, aku hanya punya satu pilihan untuk menyalahkan diri ku, dan untuk memenuhi impian Justin, aku membunuh Justin dengan tangan ku sendiri dan aku menjadi dewi dimata semua orang"
Helena berlinang air mata mengatakan "kau cucu ku" kau terkahir karena perilaku salah Bindu dengan membawa dua orang sedih bersama-sama Justin dan Noor meninggal karena rasa sakit yang diberikan oleh Bindu, Bindulah penyebab dari air mata mereka, atas ketidakadilan yang dilakukan pada mereka".' Justin menyarankan pada Noor agar kau menjadi anak Bindu" "Ketika kau akan memberinya rasa sakit maka ia akan merasakan betapa sakitnya jika anaknya sendiri bisa melakukan hal seperti itu".
Siamak hanya bisa terperangah mendengarkan semua cerita penderitaan kedua orang tuanya, raut mukanya penuh dengan kebencian dan juga kemarahan, ia mengamuk dengan membuang semua barang dan berteriak kesal. Helena mengatakan "Sampai dia meninggal, aku tidak bisa memberitahu siapa pun jika kau mitra dalam kejahatan ku".
Siamak kembali bersumpah untuk memastikan agar setiap keturunan maurya membayar untuk penghinaan yang sudah dilakukan untuk ayah dan ibunya terutama terhadap Dharma.
Di ruang peresmbunyian para wanita dan ketiga ratu Magadha, prajurit Yunani datang mendobrak paksa pintu yang terkuci, semua orang menjadi panik
Para prajurit Yunani mengepung semua wanita, Shubarasi dan Cahru ketakutan namun Dharma berdiri di depan semua wanita dengan berani mengarahkan bekati untuk menangkis pedang ptajurit Yunani., Dharma mengatakan kepada semua prajurit Yunani “ Jangan mencoba untuk menyentuh Maharani Charu, menang bukan berarti menjadi murah, Kami akan pergi menghadap Raja mu, tetapi dengan hormat". Para prajurit membuat jalan bagi mereka.
Diruang persidangan, ketiga ratu datang kesana, Bindu berdiri di sana dengan dirantai. Siamak juga juga ada disana. Nicator dan Mir tersenyum senang melihatnya. Helena datang dengan menggunakan gaun merah dan langsung duduk di atas takhta dan mengacuhkan ketiga ratu dan juga Bindu. Nicator mengatakan " Disini Maurya dihadapkan sebagai pelakunya, kami akan segera memutuskan hukuman mereka". Dharma berpikir tentang Ashoka.
Akhirnya, Sushim berhasil untuk menemukan Ashoka yang sedang khawatir. " kau datang ke sini sendirian? 'Apa yang terjadi denganmu?" Sushim mengatakan Ashoka tentang Nicator menyerang pada istana mereka " Ayah harus menyerah". sushim nengulurkan tangannya " Ini waktu untuk bergabung tangan dengan saudara mu, tanah air kita membutuhkan kedua putranya untuk bersama-sama, Kami berdua da
Akan menyelamatkan Magadh bersama-sama hari ini!" Ashoka menatap Sushim.
Helena menyebut Sushim Dan memanggilnya “tikus”, "kebungkaman mu tidak akan pernah membuat mu tetap hidup lebih lama". "Entah mungkin saja ia menyembunyikan diri di suatu tempat atau Sushim pergi untuk mencari bantuan dari seseorang, meskipun begitu ia tidak akan kembali". Helena meminta Mir untuk mengakhiri semuanya,dengan cara memasuki istana. "cari Sushim, aku ingin Sushima hidup atau mati'. Charu tampak khawatir. Mir pergi untuk membuat pertemuan.
Sushim bertanya pada Ashoka dan kembali mencoba untuk menyakinkannya" apa yang kau pikirkan, setiap saat kita menghabisi waktu di sini bisa berarti bahaya bagi semua orang untuk kembali ke rumah, kita harus bersama-sama untuk melawan mereka". Sushima menceritakan segalanya untuk Ashoka. Mereka memilih waktu dan tempat yang tepat. Sushim menambahkan "Serangan itu dilakukan sangat cerdas, tidak ada yang bisa merasakan apa pun, mereka tahu tentang terowongan baru kami' "Kami tidak memiliki pilihan, Ayah harus menyerah". Kedua Nayak dan Acharya Radhagupta mengatakan" Ashoka harus segera pergi". Ashoka tertawa mengatakan "Aku hendak jatuh untuk kata-kata mu, kau membuat rencana besar, kau ingin membunuh ku di jalan!" Jika aku percaya kau bahkan sedikit saja aku percaya cerita mu, maka aku akan pergi dengan mu tanoa membuang banyak waktu, tetapi kau sudah telah melanggar kepercayaan ku"
Sushima bingung dengan rekasi Ashoka, ia kembali untuk membuat Ashoka memahami jika kerajaan mereka sedang dalam bahaya, sushima kembali membujuk Ashoka, Sushim menegaskan bahwa ia tidak berbohong, " Datang bersama dengan ku, demi perintah ibu Dharma aku diminta datang menemui mu".
Ashoka memberitahu sushim untuk tidak membawa nama ibunya. "Orang lain sudah menyalahgunakan nama ibu ku dan menghina ibu ku, Aku tidak akan membiarkan siapa pun membuat nama ibu ku sebagai bagian dari kekuatan atau kelemahan ku lagi". Ashoka menolak untuk percaya dan meminta agar Sushima pergi dari hadapannya, namun Sushim menolak untuk pergi tanpa Ashoka' Ashoka memberinya pedang untuk membuat keputusan siapa yang menang. Ashoka memberikan pedangnya pada Sushim. Sushim menjatuhkan pedangnya. "Memang benar bahwa kami, akan selalu menjadi musuh, tetapi jika tahta yang kami perjuangkan pergi ke musuh maka mengapa harus tetap melawan". " aku tidak bisa datang untuk membunuh mu sekarang, kau memiliki pasukan terbaik dari Magadh, aku berdiri di sini tanpa senjata apapun" Selamatkan Magadh!" Sushim berlutut dihadapan Ashoka dan mencakupkan tangannya mengatkan " Patliputra dalam masalah, Patliputra membutuhkan mu ".
Ashoka memegang tangan Sushim, Ashoka mengatakan "Kami akan berangkat ke Patliputra segera".
Precap: Helena mengatakan pada Dharma "suaminya akan dibunuh tepat di depan mata mu". Helena meminta Siamak untuk membunuh ayahnya atau siap untuk mati sendiri. Siamak mengambil pedang. Ashoka dan Suahim hampir dekat dengan Patliputra, seperti Hanuman melompat di Lanka untuk menyelamatkan ibu Sita " Bagaimana bisa Yunani ini menghentikan ku untuk memasuki kedalam rumah ku?"
Kaurvaki, berlari tanpa arah dan tujuan di koridor istana, dupptanya terbang dan terkibas mengenai salah satu lilin diya dan terbakar, ia sama sekali tidak menyadari api begitu sangat besar membakar duptta miliknya, kemudian dupptanya terjatuh di lantai saat ia tidak menyadari jika kobaran api masih menyala membakar duptta miliknya
Ashoka masih sangat gelisah, ia masih berada di dekat pohon, Ashoka berfikir “ untuk pertama kalinya aku bertengkar dengan Kaurvaki, Kaurvaki mengatakan begitu banyak hal dan saat itu Kaurvaki tidak membiarkan aku berbicara, aku sudah berjanji tentang persahabatan ini untuk seumur hidupnya, sekarang tidak mungkin ada kesalahpahaman diantara kami”
Jagannath berdiri di hadapan Kaurvaki dan bertanya “ Kau akan pergi kemana?”. Kaurvaki begitu sangat marah pada ayahnya mengatakan “ Aku akan melakukan pertobatan atas kesalahan yang sudah kau lakukan”. Jagannath menahan Kaurvaki dan memegang tangan putrinya dan mengatakan “ itu untuk rasa hormat mu, tapi jika kau berani mengentikan aku, hari ini juga aku akan melakukan sesuatu, dan aku akan melanggar semua batasan dari semua rasa hormat itu”. Jagannath menahan tangannya yang lain untuk menampar Kaurvaki, Kaurvaki marah kemudian melepaskan tangan ayahnya dan kemudian pergi dari hadapan Jagannath.
Jagannath hanya bisa memandang dengan geram dari kejauhan, ia pun menjadi sangat geram, ia bersumpah “sampai aku masih hidup, aku tidak akan pernah membiarkan putrinya menikah dengan keturunan Maurya”
Dikamar, Siamak besama dengan Rajamata Helena, Siamak sangat sedih, ia bertanya pada Rajamata Helena mengatakan “ kebencian ini pada semua darah keturunan Maurya, dan membuat aku membenci Sushima dan juga Ashoka, mengapa ibu ku selalu mengatakan hal yang sebenarnya?”. Mengapa ibu ku selalu membuat ku menjauhi ayah ku?” Seharusnya aku bisa memeluk ayah ku, meskupun itu hanya sekali”. Siamak menangis.
Helena mengatakan pada Siamak “ Orang tua mu begitu sangat mencintai mu, mereka berdua kahwair jika cinta mereka akan membuat mu menjauh dari nasib mu untuk mendapatkan tahta, ibu mu memang mencintai Bindu, tapi Bindu sudah menipunya, pada saat ibu mu menikah dengan Bindu, ibu mu menyembunyikan fakta ini, bahwa Bindu telah memberikan hatinya hanya untuk Dharma saja, bahkan Bindu mengatakan pada Noor bahwa ia tidak pernah mencintainya, Bindu menikahinya karena hanya menginginkan dukungan dari Khurasani, ketika penghinaan yang dilakukan oleh Bindu menjadi tidak terbalaskan, saat itu ibu mu berfikir untuk menakhiri hidupnya, namun takdir punya rencana lain, Justin telah menyelamatkan hidupnya, Justin hanya menginginkan jika Noor tetap berada di istana ini, kemudian mereka berdua di abaikan, mereka mulai dapat memahami rasa sakit masing-masing, baik ibu mu dan Justin, mereka menjadi teman dan kemudian mereka saling jatuh cinta”. Ibu mu menyembunyikan dalam waktu yang lama dari Justin jika kau putra kandungnya, bahkan kau harus berpura-pura kau anak dari Bindu, sehingga kau bisa mencapai semua yang kau inginkan”
Mendengarkan semua ucapan Rajamata Helena, siamak menyimpan begitu banyak rasa benci dan kemarahan ketika ia mendengarkan semua cerita menyedihkan yang harus di tanggung oleh kedua orang tua kandungnya, di hadapan Rajamata Helena , bersumpah memastikan agar setiap keturunan Maurya untuk membayar semua penghinaan yang sudah dilakukan untuk ayah dan juga ibunya,
Helena menceritakan kembali pada Siamak “ Pada akhirnya Noor mengatakan pada Justin tentang semua kebenarannya ketika Justin mengambil semua resiko untuk menyelamatkan kalian dari kebakaran diistana “ Siamak mengenang Justin, ketika Justin menyelamatkan dirinya dan Justin selalu menganggap Siamak sebagai anaknya. Helena kembali mengatakan “ Ketika itu aku ingin membunuh Noor, ketika Justin mengatakan pada ku tentang kebenaran mu, sangat sulit bagi ku untuk menerimanya”.
Helena mengatakan pada Siamak “ ketika Ashoka mengatakan pada semua orang tentang hak yang sebenarnya, sebelum aku di persalahkan, Justin menanggung semuanya sendirian, Justin ingin aku tetap hidup sehingga aku melindungi mu, dan membantu mu mendapatkan hak mu". " Aku tahu Chanakya meragukan ku dan ia akan melakukan segalanya, untuk membuktikan aku bersalah, itulah mengapa, aku hanya punya satu pilihan untuk menyalahkan diri ku, dan untuk memenuhi impian Justin, aku membunuh Justin dengan tangan ku sendiri dan aku menjadi dewi dimata semua orang"
Helena berlinang air mata mengatakan "kau cucu ku" kau terkahir karena perilaku salah Bindu dengan membawa dua orang sedih bersama-sama Justin dan Noor meninggal karena rasa sakit yang diberikan oleh Bindu, Bindulah penyebab dari air mata mereka, atas ketidakadilan yang dilakukan pada mereka".' Justin menyarankan pada Noor agar kau menjadi anak Bindu" "Ketika kau akan memberinya rasa sakit maka ia akan merasakan betapa sakitnya jika anaknya sendiri bisa melakukan hal seperti itu".
Siamak hanya bisa terperangah mendengarkan semua cerita penderitaan kedua orang tuanya, raut mukanya penuh dengan kebencian dan juga kemarahan, ia mengamuk dengan membuang semua barang dan berteriak kesal. Helena mengatakan "Sampai dia meninggal, aku tidak bisa memberitahu siapa pun jika kau mitra dalam kejahatan ku".
Siamak kembali bersumpah untuk memastikan agar setiap keturunan maurya membayar untuk penghinaan yang sudah dilakukan untuk ayah dan ibunya terutama terhadap Dharma.
Di ruang peresmbunyian para wanita dan ketiga ratu Magadha, prajurit Yunani datang mendobrak paksa pintu yang terkuci, semua orang menjadi panik
Para prajurit Yunani mengepung semua wanita, Shubarasi dan Cahru ketakutan namun Dharma berdiri di depan semua wanita dengan berani mengarahkan bekati untuk menangkis pedang ptajurit Yunani., Dharma mengatakan kepada semua prajurit Yunani “ Jangan mencoba untuk menyentuh Maharani Charu, menang bukan berarti menjadi murah, Kami akan pergi menghadap Raja mu, tetapi dengan hormat". Para prajurit membuat jalan bagi mereka.
Diruang persidangan, ketiga ratu datang kesana, Bindu berdiri di sana dengan dirantai. Siamak juga juga ada disana. Nicator dan Mir tersenyum senang melihatnya. Helena datang dengan menggunakan gaun merah dan langsung duduk di atas takhta dan mengacuhkan ketiga ratu dan juga Bindu. Nicator mengatakan " Disini Maurya dihadapkan sebagai pelakunya, kami akan segera memutuskan hukuman mereka". Dharma berpikir tentang Ashoka.
Akhirnya, Sushim berhasil untuk menemukan Ashoka yang sedang khawatir. " kau datang ke sini sendirian? 'Apa yang terjadi denganmu?" Sushim mengatakan Ashoka tentang Nicator menyerang pada istana mereka " Ayah harus menyerah". sushim nengulurkan tangannya " Ini waktu untuk bergabung tangan dengan saudara mu, tanah air kita membutuhkan kedua putranya untuk bersama-sama, Kami berdua da
Akan menyelamatkan Magadh bersama-sama hari ini!" Ashoka menatap Sushim.
Helena menyebut Sushim Dan memanggilnya “tikus”, "kebungkaman mu tidak akan pernah membuat mu tetap hidup lebih lama". "Entah mungkin saja ia menyembunyikan diri di suatu tempat atau Sushim pergi untuk mencari bantuan dari seseorang, meskipun begitu ia tidak akan kembali". Helena meminta Mir untuk mengakhiri semuanya,dengan cara memasuki istana. "cari Sushim, aku ingin Sushima hidup atau mati'. Charu tampak khawatir. Mir pergi untuk membuat pertemuan.
Sushim bertanya pada Ashoka dan kembali mencoba untuk menyakinkannya" apa yang kau pikirkan, setiap saat kita menghabisi waktu di sini bisa berarti bahaya bagi semua orang untuk kembali ke rumah, kita harus bersama-sama untuk melawan mereka". Sushima menceritakan segalanya untuk Ashoka. Mereka memilih waktu dan tempat yang tepat. Sushim menambahkan "Serangan itu dilakukan sangat cerdas, tidak ada yang bisa merasakan apa pun, mereka tahu tentang terowongan baru kami' "Kami tidak memiliki pilihan, Ayah harus menyerah". Kedua Nayak dan Acharya Radhagupta mengatakan" Ashoka harus segera pergi". Ashoka tertawa mengatakan "Aku hendak jatuh untuk kata-kata mu, kau membuat rencana besar, kau ingin membunuh ku di jalan!" Jika aku percaya kau bahkan sedikit saja aku percaya cerita mu, maka aku akan pergi dengan mu tanoa membuang banyak waktu, tetapi kau sudah telah melanggar kepercayaan ku"
Sushima bingung dengan rekasi Ashoka, ia kembali untuk membuat Ashoka memahami jika kerajaan mereka sedang dalam bahaya, sushima kembali membujuk Ashoka, Sushim menegaskan bahwa ia tidak berbohong, " Datang bersama dengan ku, demi perintah ibu Dharma aku diminta datang menemui mu".
Ashoka memberitahu sushim untuk tidak membawa nama ibunya. "Orang lain sudah menyalahgunakan nama ibu ku dan menghina ibu ku, Aku tidak akan membiarkan siapa pun membuat nama ibu ku sebagai bagian dari kekuatan atau kelemahan ku lagi". Ashoka menolak untuk percaya dan meminta agar Sushima pergi dari hadapannya, namun Sushim menolak untuk pergi tanpa Ashoka' Ashoka memberinya pedang untuk membuat keputusan siapa yang menang. Ashoka memberikan pedangnya pada Sushim. Sushim menjatuhkan pedangnya. "Memang benar bahwa kami, akan selalu menjadi musuh, tetapi jika tahta yang kami perjuangkan pergi ke musuh maka mengapa harus tetap melawan". " aku tidak bisa datang untuk membunuh mu sekarang, kau memiliki pasukan terbaik dari Magadh, aku berdiri di sini tanpa senjata apapun" Selamatkan Magadh!" Sushim berlutut dihadapan Ashoka dan mencakupkan tangannya mengatkan " Patliputra dalam masalah, Patliputra membutuhkan mu ".
Ashoka memegang tangan Sushim, Ashoka mengatakan "Kami akan berangkat ke Patliputra segera".
Precap: Helena mengatakan pada Dharma "suaminya akan dibunuh tepat di depan mata mu". Helena meminta Siamak untuk membunuh ayahnya atau siap untuk mati sendiri. Siamak mengambil pedang. Ashoka dan Suahim hampir dekat dengan Patliputra, seperti Hanuman melompat di Lanka untuk menyelamatkan ibu Sita " Bagaimana bisa Yunani ini menghentikan ku untuk memasuki kedalam rumah ku?"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar