Masih di penambangan batu, Ashoka menghentikan pekerjaannya mengatakan padacwanita yang datang meminta bantuan" anak ini tidak akan menjadi yatim piatu". Ashoka mengambil dan mengembalikan bayi wanita itu dan segera berlari ke jembatan. Jembatan perlahan-lehan akan terprosok masuk kedalam jurang, karena beban berat para buruh yang mengalami nasib buruk menggantungkan hidupnya pada sisa jembatan yang telah terputus,
Ashoka masih berlari untuk membatu dan akan segera sampai, ia bergegas melompat dan mengambil sisa tali jembatan, pemilik lahan yang sadis hanya diam menyaksikan besama dengan semua buruhnya, Ashoka kemudian menarik tali, ia berjalan hingga perlahan-lahan sisa jembatan yang telah terputus itu kembali ke atas tanah, hampir semua orang yang dapat diselamatakan, namun suami dari wanita yang sama saat mendatangi Ashoka, hampir terjatuh ke jurang, ia segera melepaskan tali dan bergegas menangkap kedua tangannya, namun tidak sengaja suaminya menarik kalung pemberian Kaurvaki Ashoka pun menatap sedih kalungnya, Ashoka segera menarik dan melemparkannya ke tanah dan ia menerjunkan dirinya kedalam jurang untuk mengambil kalung dan bergatung pada batu di tebing.
Kalinga :
Seorang wanita berpakian prajurit dengan wajahnya tertutup cadar sedang berlatih padang di keliling oleh beberapa prajurit Kalinga, Kaurvaki pun telah menjadi dewasa, ia membakar ujung pedangnya setiap kali akan melawan satu persatu prajurit yang datang di hadapannya dan menyelesaikan latihannya.
Kaurvaki berkeringat, ia kemudian mengibaskan wajahnya, cadarnya pun terlepas dan wajah cantiknya pun terlihat, sorot matanya penuh dengan kemarahan, ia berjalan pergi untuk manaruh pedangnya pada rak. Ibu Kaurvaki datang mengatakan pada putrinya “Sudah bertahun-tahun kau akan bertarung dengan kegelapan”
Kaurvaki mengatakan pada ibunya “Aku harus membayar semua kesalahan ayah ku atau aku akan menembus semua kesalahan ku sampai aku tua, aku akan menyakiti Ashoka, tapi mengapa harus aku yang menanggung rasa sakit karena jarak ini, hanya Ashoka yang dapat membawa ku keluar dari kegelapan ini, tidak ada yang bisa menghalangi ketika Ashoka dan Kaurvaki akan dipersatukan, bahkan ayah!”
Maharaj Jagannath mendengarkan mereka dibalik pilar
Di pertambangan batu, pemilik lahan cebol menyodorkan pada Ashoka sekatung uang dari hasil yang telah di kumpulkan oleh para buruh. Pemlik lahan itu memberitahu pada Ashoka" semua orang tidak bahagia, aku pun harus membayar untuk itu, Mengapa kau hanya diam, bukankah sekarang kau membutuhkannya ?” Atau kau merasa kau sudah mereasa berkecukupan?”
Ashoka marah mendengar ucapan kasarnya, ia memelintir tangan dan juga memukulnya. Ashoka mengatakan pada pemilik lahan cebol “ Aku harus ngatur orang yang tepat dengan membuat daftar panjang"
Pemilik lahan yang sadis memukulkan pecutnya ketanah dan memperingatkan Ashoka untuk berhati-hati “ Aku mengawasi mu dengan mataku!”
Ashoka menjawab “Mata mu hanya tertuju pada emas, yah tapi itu akan tetap aman” kemudian Ashoka mengambil kantung uang itu dari tangan pria cebol.
Wanita yang sama saat memohon menyelamatkan suaminya kemudian berlutut di hadapan Ashoka “terima kasih atas semua bantuan mu, aku tidak akan pernah merlupakannya”
Ashoka menjawab wanita itu “ Chand tidak pernah takut dan tidak pernah mendukung siapapun, bahkan aku sekarang dibayar atas semua tindakan ku!. Ashoka pergi meninggalkan penambangan batu
Ujjain ;
Dhaniram membawa buku merah, ia sedang bingung berbicara sendirian di sepanjang perjalanannya, ia berfikir untuk memastikan agar penyewa mau membayarnya hari ini atau ia akan mengusir semua orang keluar, kemudian ia mendatangi sebuah rumah, Dhaniram terkena batu ketika seorang anak kecil sedang bermain memukul batu ke tembok, menyadari ada orang di belakangnya, anak itu ( putra kedua Dewi Dharma) tertawa terpingkal-pingkal, Dhaniram pun marah mengatakan padanya “ Sekarang aku tidak akan bersikap baik, katakan pada ibu mu aku datang je sini untuk mengambil uang iuran”
Anak itu berlari menghampiri ibunya "ibu ada yang nencari mu". Dewi Dharma keluar dengan membawakan nampan minuman dan makanan ditangannya dan memberikannya salam. Dhaniram, terpesona dengan kecantikan Dewi Dharma, Dewi Dharma meyakinkan Dhaniram akan membayar iuran tepat pada waktunya. Dhaniram mengambil nampan dari tangan Dhrama, ia mencicipi hidangan,
Dhaniram mengatakan pada Dharma “ Aku memberikan pinjaman pada orang baik, aku akan mengirimkan sewa seceoatnya. Dharma mengatakan pada Dhaniram “Chand putra ku belum kembali, aku akan membayar uang iurannya” kemudian Dhaniram terkejut mendengarkan nama Chand dan menjatuhkan nampan di tangannya.
Dhaniram panik, ia merubah topik pembicaraannya setelah ia mendengar nama Chand, mengatakan pada Dharma “Jangan mengatakan apapun pada Chand”
Putra kedua Dewi Dharma telah tumbuh sedikit besar, ia mengancam Dhaniram “Aku akan memberitahukan segalanya pada kakak ku ketika ia datang”
Dhaniram pun berlari ketakutan keluar dari rumah Dahrma ketika mendengarnya “ jangan bilang apa-apa putra Dharma”
Putra kecilnya tertawa terbahak-bahak sementara ibunya tampak tegang menggelengkan kepalanya
Ashoka berada di pasar, ia merasa ada sesorang yang sedang mengikutinya, ia melihat ke bekakang, pria misterius sembunyi sehingga Ashoka tidak dapat melihat siapa orang itu. Kemudian, Ashoka menghampiri dan berdiri di dekat dengan wanita yang sama ketika meminta dirinya untuk menyelamatkan suaminya di pertambangan batu, Ashoka mengatakan pada wanita itu “Ini cara untuk menyerahkan kantung uang (potli) padanya” wanita itu mengatakan “ Aku tidak mau sedekah, kau memperkirakan berapa nilai ku dengan memberikan ini?” Simpanlah ini utang ku pada mu, aku akan datang untuk mengambilnya suatu hari nanti” Ashoka pun pergi
Wanita itu berfikir “ Ia dapat mencoba untuk menyembunyikan kebaikan dalam dirinya untuk semua yang dinginkannya, tapi ia begitu baik”
Sekelompok orang bersorak sorai untuk melawan raja /penguasa mereka, Chand / Ashoka berada disana dan berdiri di hadapan mereka, ia pun ikut bergabung dengan mereka, Satu orang pria membawa bendera dan juga obor mengatakan “Aku akan membakar bendera ini. Ashoka menghentikannya, ia memukul orang itu, bendera terlepas dari tangannya terbang di udara, Ashoka memangkapnya.
Seorang pria misterius menggunakan tongkat terus mengawasi Ashoka
Ashoka menginjak pundak pria itu ketika ia tergeletak lemah, mengatakan “Kau telah menghina negara kami”
Kemudian, Aashoka menghampiri beberapa orang yang sama ketika bersorak sorai, ia mengatakan “ Ada perbedaan antara negara dan raja, kita harus menghormati bahkan jika kita tidak menghormati raja” Raja merupakan hamba negara yang mendapatkan hak istimewa untuk melayani orang”. Raja mungkin datang dan pergi tapi negara akan tetap, jika kita tidak mengormati negara, maka kita akan berakhir menjadi pemberontak, Ketika kita sendiri tidak akan menghormati tanah air kita, maka raja juga tidak akan menghormati hal itu”. “ Aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi di negara ku! “ Jika ada yang mencoba untuk melawan itu maka aku tidak akan mengampuni mereka!
Ashoka pun berjalan menaruh bendera merah itu pada tempat yang selayaknya
Precap: Ashoka meminta ibunya untuk membiarkan dia kembali ke Patliputra, Ashoka kesal mengatakan pada ibunya “ bahkan kau tidak membiarkan ku menyebutkan nama Patliputra lagi”. Ashoka meminta adiknya untuk membuat ibu mereka mengerti. Seorang wanita cantik (Devi) ditampilkan. Kemudian Sushim mengatakan pada Cahru “dunia ini membutuhkan iblis dan bukan Nayak! "Akulah iblis itu!” Charu tersenyum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar