Sabtu, 28 Mei 2016

CAS 348 : VITAASHOKA BERTANYA PADA IBUNYA TENTANG RAJA BINDUSAR, DAN SUSHIMA, ASHOKA MENATAP PENUH KEMARAHAN PADA AYAHNYA DAN TIDAK MAU MEMBUNGKUK MEMBERIKANNYA HORMAT.

SABTU, 28 MEI 2016. KODE 27.06



Rani Dharma sedang berdoa dihadapan siwalinga untuk keselamatan Ashoka, ia mengatakan semua harapannya “Putra ku akan pergi untuk ikut bagian dalam kompetisi kejuaraan gulat, ia akan pergi untuk mendapatkan keadilan dari sorang ibu yang sudah kehilangan anaknya, bahkan siapa saja bisa kehilangan kesabaran dan nyawa mereka dalam keadaan ini, tapi aku berharap Chand tidak mengalaminya dan melakukan kesalahan”

Vitaashoka datang secara tiba-tiba dibelakang ibunya, ia mengatakan “ Bahkan aku sudah kehilangan kesabaran ku” Dharma menoleh dan menatapnya dengan penuh rasa heran, ia bertanya kembali pada Vitaashoka dengan semua maksud ucapannya “Apa yang terjadi pada mu?” Vitaashoka langsung menyebutkan nama Bindusar, Dharma bertambah terkejut ketika mendengarkan ucapannya.

Di Nalanda, Ashoka masih mengenakan kalung yang sama, semua peserta kompetisi sedang sibuk untuk berlatih, Ashoka mengeluarkan kain milik ibunya, ia mengatakan dengan penuh amarah “Aku sudah tersesat dalam terowongan gelap selama 10 tahun, aku hanya bisa mendengarkan ibu ku dan rasa sakit kehilangan guru ku, dan aku telah menunggu saat ini, untuk mengakhiri semua musuh-musuh ibu ku dan ibu pertiwi ku, hari ini aku disini untuk melakukannya!”

Kemudian Ashoka mengikat kain milik ibunya di pinggang “Sampai sekarang pun ibu ku masih memberikan ku sumpah untuk menghentikan aku untuk melakukannya, tapi sekarang Sushima harus mati, siapapun yang mencoba untuk datang menghalangi mereka juga harus mati!”

Beberapa orang pria mengejek Ashoka untuk terlebih dahulu melawan Mallu, kemudian mereka panik ketika mereka melihat Sushima nerjalan terlgesa-gesa di sebuahbkoridor, Ashoka heran mendengar mereka ketakutan ketika mereka menyebutkan nama Sushima, dengan sangat marah ia memukul kendi air didekatnya dengan kayu, penjaga memberitahu padanya, agar ia lebih mengontorl dan menjaga kemarahannya pada saat kompetisi berlangsung, ia juga mengingatkan pada Ashoka jika Ashoka tidak bisa mengendalikan kemarahannya makan ia akan di diskualfikasi/ dikeluarkan dari kompetisi”.

Ashoka pergi, pria lain memberi tahu pada peserta yang lainnya untuk segera bersiap-siap “waktunya akan segera di mulai”
Bindu datang untuk menemui Sushima ke Nalanda, dengan perasaan bahagia Sushima menyambut kedatangan ayahnya dan memeluknya, kedatngan Bindu untuk melihat bagaimana pertandingan itu sedang berlangsung. Pertandingan akan segera di mulai antra peserta Mallu dengan peserta bernama Cakhravatin Chand, Bindu sangat bersemangat untuk menyaksikan ketika ia melihat dengan sangat jelas. Sushima mengalihkan perhatian Bindu “Aku begitu terkejut ,melihat kehadiran mu disini, perjuangan ku bukan hanya hari ini, aku sudah mengatur semua keperluan mu untuk beristirahat, silahkan ayah beristirhat”.

Bindu menolak tawaran yang Sushima untuk beristirahat, Bindu bilang pada Sushima “Aku tidak perlu beristirahat, aku harus melihat jalannya pertandingan ini, entah mengapa aku merasa perasaan ku begitu gelisah”. Sushima mengikuti ayahnya ke area pertandingan, ia bertanya-tanya “Aku tidak punya banyak waktu untuk terus bersama dengan pecundang seperti dia”

Sementara itu, Shripad kembali datang untuk menemui Ashoka, ia menepuk tubuh belakang Ashoka, Ashoka kesal dan bertanya-tanya “Bagimana ia selalu datang ketika aku pergi untuk melakukan segala sesuatu yang baik”. Shripad mengatakan pada Ashoka “Akulah pemberi selamat untuk mu, kau harus memenangkan pertandingan laga ini, jika kau benar-benar ingin bertarung untuk melawan Sushima, tapi kau harus ingat ketika kau berhadapan dengannya, lawan yang kau hadapi terlalu kuat, jika kau berusaha untuk melakukan apapun untuk melawannya itu tidak akan pernah berpengaruh apapun untuknya, maka cobalah untuk membuatnya terjatuh ke tanah, hanya dengan begitu kau dapat mengalahkannya". Shripad pergi, pintu kemudian di buka dan Ashoka masuk keruang kompetisi.

Mahamatya mengumumkan peserta selanjutnya yang akan bertanding ialah Cakhravatin Chand, Ashoka keluar dari sana. Kemudian, Mahamatya membicarakan tentang tragedi kematian peserta Bhupal yang telah mati di tangan Sushima, dengan sedikit arogan Mahamtya mengatakan “ Sepertinya kami akan kembali melihat jika pada akhirnya peserta dari Rajgir akan menemukan nasib yang sama atau tidak”.

Ashoka menyentuh pasir dan mengsuapnya di kepala dan keningnya “Jai Jannani” (Hidup ibu pertiwi), ia melangkah memasuki diluar ring pertandingan. Shripad terlihat tersenyum bangga melihat Ashoka, berikutnya Mahamtya memanggil lawan dari Ashoka dengan memperkenalkan Mallu, ia pun berjalan dengan tegap dan bertubuh kekar.

Mahamatya memberikan intruksi untuk kedua peserta dengan secara jelas ia menjelaskan “ hanya ada satu aturan dari pertandingan ini bahwa tidak adanya tidak ada aturan, kalian tidak perlu untuk menghentiakn diri untuk melakukan sesuatu hanya untuk menang, kalian berdua hanya mempunyai dua pilihan, dan pilihlah setelah masuk kedalam ring petarungan pertama harus memutuskan dengan baik membunuh lawan mu, atau kalian menyerah, jika pertandingan ini telah di mulai dan peserta ingin mengundurkan diri atau menyerah, maka keputusan akan dipertimbangkan oleh lawan, hanyalah petarung terbaiklah yang menang”.

Pertarungan di mulai, shripad menyakiskan ketika Ashoka telah gagal saat memukul dan akan menyakiti Mallu, ketika Mallu akan memukul dengan cepat Ashoka melompat dan menyelamatkan serta menghindari dirinya dari bahya. Seorang pria bertanya pada Shripad “Siapakah namanya?”. Shripad menjawab pertanyaannya “ ia Cakhravatin Chand”. Semua orang bersorak sorai menyemangati Ashoka. Mallu menahan tangan Ashoka ke atas, Shriphad pada berfikir jika Chand masih ragu, Ashoka telah di kalahkan Mallu dengan sangat telak, ia dipukul pada bagian dadanya dan terjatuh.

Mahamatya begitu sangat menikmati semua, Ashoka jatuh dengan telak ke tanah dengan belakang leher mengeluarkan darah, ia pingsan dengan mata melek, kemudian semua orang bersorak sorai untuk Mallu. Mahamatya mengumumkan bahwa pemanangnya akan di umumkan ialah peserta Mallu, jika sampai hitungan 10 Chand tidak bangun maka Mallu bisa dengan bebas melakukan apapun yang dinginkannya, atau Mallu bisa mengampuni nyawa Chand, lalu Mahamatya mulai menghitung, Bindu memasuki ruang pertandingan pada hitungan ke-6 bersama dengan prajurit pengawalnya, Ashoka kemudian mengetahui jika ayahnya sudah datang, ia berfikir “Semua orang akan sibuk untuk menyapa Bindu”. Ashoka masih tergeletak tengkurap setengah sadar, ia berfikir bagaimana dulu ayahnya dengan sangat kejam menghukumnya dan kemudian memutuskan hubungan dengannya.

Bindu duduk diatas tahtanya, Hitungan Mahamtya sampai pada hitungan 9, tanpa diduga Ashoka bangun dan membuat semua orang terkejut. Mahamatya kembali mengejek, ia mengatakan “Sepertinya Cakhravatin Chand sudah menentukan kematian untuk dirinya sedniri, kami pasti akan melihat sampai dimana Chand akan bertahan, kemudian Malu mencoba untuk kembali menyerang Ashoka, dengan cepat Ashoka menangkap tangannya dan menatap penuh dengan amarah pada ayahnya, Ashoka berfikir “ pembunuh dari guru ku diberikan dari kehidupan yang layak dan geratis, ia mendapatkan rasa hormat dari mu, bahkan ibu ku pergi sejak 10 tahun dengan berjalan kaki tidak memiliki rumah untuk tinggal dan juga keluarga, Ashoka sudah menjadi Chand, kau yang akan bertanggung jawab untuk semua penderitaan kami Bindusar!”

Ashoka kemudian mengalahkan Mallu, namun Mallu menyerah dan memohon ampun agar tubuhnya tidak bertambah memar dan ia tidak mati di tangan Ashoka, Ashoka menghentikan pukulannya, semua orang kembali bersorak sorai untuk Chand , Mahamtya sangat terkejut melihat kemenangannya dan dengan terpaksa mengumumkan Chand sebagai pemenangnya, Bindu tampak bahagia, Ashoka menatap Bindu dengan penuh amarah dan penghinaan terhadapnya, Mahamatya kembali dengan nada angkuhnya mengatakan pada Ashoka “Kau harus menyambut Samrat dengan membungkukan kepala mu” dengan kesal Ashoka menjawab dengan sangat tegas “ Kepala ku ini tidak akan pernah membungkuk untuk siapapun”.

Semua orang terkejut mendengar ucapan Ashoka 

Perecap : Bindu bertanya pada Chand “Apa kau tidak pernah membungkukan kepala mu pada yah mu? Dimana ayah mu?” Chand menjawab pertanyaan Bindu “Ayah ku sudah mati”
Mahamatya kembali memberitahu Sushima “ Ashoka disini, ia menyebut namanya sebagai Cakhravatin Chand”
Ashoka kembali masuk ke dalam ring pertandingan, ia menatap Sushima dengan penuh amarah dan kebencian

Tidak ada komentar:

Posting Komentar