Jumat, 20 Mei 2016

CAS 342 : CHAND AKAN MEMBUAT PERHITUNGAN PADA NIRANKHUS, DHARMA MENGHALANGI DAN MEMBAWA CHAND BERSAMA DENGANNYA, NIRANKHUS MEMBAKAR RUMAH DHANIRAM, DI TENGAH HUTAN BELANTARA VITAASHOKA KELAPARAN, DHARMA MENDATANGI PERKEMAHAN KAURVAKI


20 MEI 2016. KODE 19.05


Rumah Kediaman Sementara Dewi Dharma, Devi dan Dhaniram. Dewi Dharma menangis sesunggukan menghawatirkan keadaan anaknya Vitaashoka yang telah di bawa oleh prajurit Nirankhus, Devi berusaha untuk menenangkan Dharma “Bukankah Chand telah pergi untuk mencarinya”
Guard (kuda milik Chand) pergi untuk mencari tuannya, kemudian Vitaashoka kembali memanggil ibunya, Dewi Dharma tercengang ketika ia mendengar nama yang terus menmangil “Ibu.. ibu, aku kembali”

Dharma bergegas menghampiri keluar begitu juga Dhaniram dan Devi, ia memeluk putranya dengan sangat bahagia, ia mencuim kening Vitaashoka, Devi tersenyum dan Dhaniram berterima kasih pada dewa, semua orang bergembira melihat Vitaashoka kembali dengan selamat. Dewi Dharma kemudian bingung ketika melihat seluruh tubuh Vitaashoka berlumuran darah dan penuh dengan luka, “Dimana kak mu Chand?” 

Vitaashoka menjawab pertanyaan ibunya “ Kakak ku akan pergi untuk menemui Nirankhus dan membunuhnya , sebagai hukuman atas apa yang telah Nirankhus lakukan pada ku”. Dewi Dharma mengajak Vitaashoka pergi, Devi dan Dhaniram bingung. 

Chand masih dalam perjalanannya menuju tempat Nirankhus dan para prajuritnya sesegera mungkin, ia begitu sangat marah, disisi lain Dharma dan Vitaashoka terus berlari kemudian mereka berpapasan di tengah jalan, Chand/ Ashoka memelototi ibunya yang telah menghalangi jalannya, Chand meminta agar ibunya menyingkir, “Hari ini aku tidak akan mendengarkan mu, aku akan menghukum orang yang telah menyakiti adik ku Vitaashoka”

Dharma bertanya pada Chand “ Tidak Chand.. tidak… aku tidak akan membiarkan mu, apakah tidak ada yang kau pikirkan selain membalas dendam, kau tidak bisa melihat adik mu terluka, meskipun anak-anak ku terluka, aku juga merasakan sakit dari apa yang telah ku lihat saat ini”. Chand sangat kecewa pada ibunya, Dharma mengatakan pada Chand “ Hari ini aku tidak akan membiarkannya” Dharma tidak akan membiarkan Chand mengacaukan peramian dunia untuk kedamaian batin mereka, kemudian Dharma marah kemudian ia menggandeng tangan Chand dan membawanya pergi.

Dibenteng Nirankhus, Nirankhus masih menyalahkan para prajuritnya masih memkikirkan waktu yang tepat untuk mendapatkan Chand agar kembali masuk dalam genggaman mereka “Chand akan datang kesini untuk membalas atas luka-luka adiknya”.

Nirankhus memerintahkan pada kepala prajuritnya “Tangkap Chand hidup-hidup, jika kalian gagal maka kalian tidak akan ku biarkan untuk hidup”

Pemimpin Prajuritnya kebauan mencium aroma busuk Nirankhus ia mengibaskan tangannya, lalu ia bertanya pada Nirankhus “ Bagaimana kau begitu sangat yakin Chand akan datang kesini untuk balas dendam ?”

Nirankhus hanya tertawa-tawa, ia menjawab” tidak ada sesorang yang bisa datang dan bekerja keras untuk menumpahkan darahnya demi untuk menyelamatkan sudaranya, bagaimana Chand akan tenang ketika ia melihat luka di tubuh adiknya yang masih kecil, Chand pasti akan datang kembali dengan sepenuh hatinya untuk membalas dendam setelah menunggu banyak waktu”.

Pemimpin militer mengatakan pada Nirankhus “Ashoka akan datang atau tidak, sejauh yang ku tahu, Chand jauh lebih cerdik dan tahu jika ia datang kesini dengan tangan kosong, Chand akan kalah dengan jumlah prajurit kita, untuk menyelamatkan nyawanya, ia tidak akan datang dan melarikan diri”
Nirankhus marah mengatakan pada pimpinan militernya “Aku akan mengkap Chand hidup-hidup”

Rumah Kediaman Sementara Dewi Dharma, Malam hari, Dharma sibuk untuk mengemasi semua pakian milik mereka, ia meminta pada Vitaashoka untuk bergegas, Chand masih terlihat marah, Dharma menemukan kain berwarna Pink yang tidak pernah mau dilihatnya, ia kesal dan akan melemparkannya, Chand tidak membiarkan ibunya membuang kain itu “ Kain ini tanda untuk membalas dendam”

Kemudian Dhaniram datang bersama dengan Devi, Dhaniram sangat terkejut ketika melihat mereka mengemasi pakaian mereka untuk bersiap-siap pergi, Dhaniram mengatakan pada mereka “ Kalian bisa tinggal disini, lain kali aku tidak akan marah dan menuntut banyak hal pada kalian bahkan mengenai uang yang harus dibayar untuk sewa”.

Dharma meminta pada Dhaniram “Maaf, jangan katakana hal itu, apapun yang telah kau lakukan kami bersukur, tapi karena kami kalian harus menghadapi banyak hal, aku tidak ingin melibatkan kalian dan juga orang lain dalam kesulitan kami sekarang”.

Devi kemudian datang kerumah Dharma mengatakan “Ini bukanlah waktu yang tepat untuk pergi”
Dharma mengatakan pada Devi “ Ini waktu yang tepat untuk diam-diam melarikan diri”
Vitaashoka mengatakan “Aku sudah menyelesaikan mengemasi semua barang-barang ku”

Devi membawakan satu mangkok Ladoo untuk Vitaashoka dan menyuapinya, Vitaashoka juga menyuapi ladoo kemulut Devi “Aku tidak akan melupakannya, aku sangat suka ladoo”
Vitaadhoka dan Devi berpelukan, Dhaniram kewalahan ketika melihat Vitaashoka membungkuk dan meminta berkatnya, ia memeluk Vitaashoka dengan sangat haru, Dhaniram meminta pada Vitaashoka “Jangan terburu-buru, mereka akan terus datang untuk mengunjunginya, teruslah berlatih bumerang”.

Dhaniram begitu sangat teharu dan salah tingkah karena harus berpisah dengan Vitaashoka, kakak dan juga ibunya, Vitaashoka menghibur Dhaniram dan mengambilakan kain doti miliknya untuk mengusap air matanya.
Chand begitu tegang, ia mengatakan pada Dhaniram“ terika masih untuk membiarkan mereka tetap tinggal di rumah mereka dan meminta maaf jika ada ucapan yang telah menyakiti kalian”
Dhaniram mengatakan “Sharusnya kalian menunda kepergian lebih lama lagi”

Di pasar, semua penduduk berkumpul untuk penuh dengan haru melepas kepergian Dharma, Chand dan Vitaashoka, sementra mereka juga menyadari jika Nirankhus akan kembali datang, Chand menuntn Guard sementara Vitaashoka dan ibunya menaiki kudanya.

Disisi lain, Nirankhus bersama para prajuritnya sedang dalam perjalanannya menuju kerumah Dhaniram.

Dhaniram dan Devi begitu sangat terharu, mereka terkejut ketika melihat Nirankhus kembali dengan membawa lebih banyak pasukan di depan rumahnya, Devi terkejut melihat kedatangan Nirankhus datang kembali kerumahnya.

Dengan nada yang tidak sopan, Nirankhus kemudain bertanya pada Dhaniram “Ashoka, diaman dia?”. Dengan jujur, Dhaniram mengatakan “Merka sudah pergi”
Nirankhus bertanya “Kemana mereka pergi?"

Namun Dhaniram tidak mau memberitahu, Nirankhus marah, Nirankus bertambah marah pada Dhaniram,
Para prajuritnya kemudian menahan mereka, Nirankhus memerintahkan untuk membakar rumah Dhaniram. 

Beberapa prajurit segera masuk kehalaman rumah Dhaniram, mereka menuangkan minyak tanah keseluruh bagian rumah Dhaniram.

Devi dan ayahnya terus memberontak “Tidak jangan bakar rumah kami”
Nirankhus hanya tertawa dan tidak mempedulikan permohonan mereka, kemudian prajurit memberikan Nirankhus obor, Nirakhus dengan Bengal kemudian melemparkan obor itu, api dengan cepat menyambar kebagian minyak tanah dan membakar rumah Dhaniram.

Dhaniram dan Devi menyakisakan rumah mereka telah dibakar tanpa bisa berbuat apa-apa, api dengan cepat melalap habis rumah Dhaniram. Dhaniram kecewa, Nirankhus dan semua prajuritnya tertawa puas.

Di hutan, Dharma dan keluarganya telah memulai perjalanan yang melelahkan, mereka tiba di tengah hutan., Vitaashoka mengeluh kelaparan, Chand menyutuh adik dan juga ibunya untuk beristirahat selama beberapa waktu karena lelah.

Dharma dan Vitaashoka mematuhi perintah Chand, Chand membantu Vitaashoka turun dari kuda, kemudian Chand menaruh kedua tangannya untuk menjadi pelana di kaki ibunya dan membantunya turun dari Guard, Chand begitu cemas, ia meminta pada mereka untuk menunggu, Chand juga meminta pada Guard untuk menjaga adik dan ibunya.

Chand menyusuri hutan untuk mencari makanan, dan kemudian ia memetik beberapa rentet buah-buahan liar untuk di berikan pada Vitaashoka. Kemudian ia mengingat ketika bertengkar dengan Kaurvaki saat masih belia.

Kilas balik ketika dulu Ashoka memperingatkan Kuarvaki agar tidak memakan buah liar dengan jenis yang sama ketika mereka masih belia/ muda.

Ashoka “ Buah itu beracun” kemudian Ashoka dan Kaurvaki bertengkar 
Chand kemudian tersadar “ Aku hanya akan tetap hidup dengan kenangan, setelah aku menyelamatkan Kaurvaki”, Chand berfikir “ kenangan ketika aku menyelamatkan Kaurvaki dan keluarganya begitu melakat diingatan ku”, Chand bertanya-tanya “ Mengapa aku tidak dekat dengannya, mengapa ini semua terjadi pada ku, setiap orang yang ia cintai pergi meninggalkan ku”

Chand membuang buah liar itu dan kembali pada Ibu dan adiknya dan tidak membawa makanan, Vitaashoka menghampri Chand, namun Chand hanya memeluk adiknya, ibunya pun memeluk Vitaashoka dan meminta agar putranya menahan lapar.

Ashoka keluar dari hutan dan menemui ibunya dan Vitaashoka, Vitaashoka kecewa ketika kakaknya kembali tanpa membawa makanan. Chand menjelaskan pada ibunya “Tidak ada buah yang dapat dimakan”. 

Mereka duduk untuk beristirahat, Vitaashoka sangat lapar. Dharma memeluk Vitaashoka untuk bersabar. Chand menyalahkan ibunya “Ini kesalahan mu, jika kau tidak memcegah dan menggandeng tangan ku sekarang pun aku akan berurusan dengan Nirankhus, dan tidak akan kesulitan mencari makanan, pelakunya di biarkan bebas, sedangkan mereka yang bersalah di biarkan bebas”

Dharma meminta pada Chand “ Takhlukan musuh di dalam diri mu sebelum kau mendatangi mereka, sampai kau mampu untuk mengendalikan amarah dan emosis mu sendiri”
Chand mengatakan pada ibunya “Aku sedang tidak membicarakan tentang musuh yang lain, atau pergi ke Pataliputra”

Kemudain, Chand mengumpulkan beberapa ranting kayu Chand menyalakan api dengan menggesekan dua buah batu besar, api kemudain menyala. Chand menyadari sesuatu, ia melihat cahaya terang dari kejauhan, ia ingin pergi kesana untuk meminta makanan, Chand meminta agar ibunya memberinya kemarahan dan dia akan pergi. Dharma terkejut “Ratu dari Magadha akan mengemis untuk meminta makanan”

Dharma mengatakan” Keadaan dan waktu dapat mengubah apapun” . Chand mengatakan “ Kau berani tai ketika masalah datang pada keluarganya”
ia meminta agar kali ini Chand yang menunggu, Dharma membawa Vitaashoka bersamanya dan ia menutupi wajahya dengan Dupptanya

Sementara itu, di bagian dari hutan, Kaurvaki sedang duduk di tendanya, ia menatap pada bulan purnama yang bersinar indah, sementara itu pelayan Bela datang untuk membawakannya makanan. Kaurvaki menolak untuk makan “ Aku tidak lapar”. 

Bela meminta pada Kaurvaki “Jangan kau mengabikan makanan itu, kau harus menempuh perjalanan yang pangang untuk beberapa hari kedepan”
Tapi Kaurvaki mengatakan pada Bela “ jika terus menunda perjalanan seperti ini, ini tidak perlu untuk menunda pertemuan ku dengan Ashoka” Kaurvaki hanya menginginkan air. Bela pergi.
Kaurvaki bertanya-tanya “Dimana Ashoka dan bagaimana keadaanya?”. 

Sementara itu, Dharma dan Vitaashoka sampai di tenda Kaurvaki dan merka masuk kedalam. Penjaga datang dan bertanya Dharma “ Siapa kalian, apa yang kalian lakukan disini”, Dharma menutupi wajahnya “ Kami ingin meminta makanan, hanya untuk anak ku”.

Penjaga mengatakan “Ini tenda milik putri dan merupakan daerah terbatas, ia terus mengejek “ Kau tidak bisa makan lalu mengapa kau melahirkan”
Dharma terperajat mendengar ucpaan penjaga, kemudan Kuarvaki keluar dari tenda dengan sangat menawan menegur penjaga “ Bagimana kau berani berkata seperti itu pada seorang wanita, kau sama sekali tidak mempunyai kesopanan dan kelakuan mu memalukan” 

Kaurvaki meminta maaf atas namanya, karena kelakukan penjaganya yang tidak sopan kepadanya, penjaga itu malu dan pergi.

Dharma kewalahan, Kaurvaki tersenyum manis ketika melihat Vitaashoka tersenyum padanya , tanpa basa basi Vitaashoka meminta makanan, Kaurvaki meminta pada ibu dan Vitaashoka untuk menunggu, sementara Kaurvaki masuk untuk membawakannya makanan. Vitaaashoka senang, Dharma tersenyum.

Sementara itu, Chand yang telah menunggu bertanya-tanya “Mengapa begitu lama”. Chand memutuskan untukpergi menyusul ibunya, Guard memeringati Chand, Chand mengatakan pada kudanya “Aku tahu, aku sudah diberi tahi untuk tidak memukul tapi itu tidak akan menghalangi aku untik pergi

Chand hamper sampai di tenda Kaurvaki, ia hanya berdiri menunggu di kejauhan di bawah pohon ketika adiknya mendapatkan makanan, Kaurvaki kemudian bertanya-tanya pada bayangan dan sosok pria yang menunggu mereka di bawah pohon, Dharma mengatakan “Itu anak ku, ia terlihat kuat tapi memalukan jika mereka harus mengemis makanan di hadapannya”

Kaurvaki terus memperhatikan pria di bawah pohon, Dharma mengatakan pada Kaurvaki “Waktu sangatlah penting dan yang terbaik ketika raja-raja sedang bersujud”
Kaurvaki menyadari ucapan Dharma dan meminta maaf padanya karena yang dikatakannya terlalu terburu-buru dan menyakitkan, Dharma bingung ketika mengetahui Kaurvaki memnita maaf.

Pikiran Kaurvaki dan matanya masih tertuju pada sosok pria yang sedang berdiri di bawah pohon sehingga menampakan bayangan siluet dibawah pepohonan , ia menyadari jika pria itu Ashoka, Kaurvaki terpaku melihat bayangannya.

Perecap : Dipasar, seorang pria sedang menabuhkan gendang dan membuat pengumuman “Di Nalanda akan di mulai gulat untuk laki-laki dan khusus sebagai putra sulung raja Bindusara”. 

Sushima juga akan ikut berpartsisipasi dalam Kompetisi itu, Ashoka terkejut ketika mendengar pengumuman itu ia juga ada di pasar. 

Sementara itu, Sushima berfikir “Dimana pun Ashoka berada maka mereka pasti akan segera bertemu, mereka hidup dengan kemiskinan. 
Disisi lain, kejuaraan pacuan kuda akan segera di mulai, Ashoka sedang memacu Guard untuk sampai ke tempat tesebut

Tidak ada komentar:

Posting Komentar