Ashoka dan Kaurvaki terus berlari, Jagannath sedang dalam perjalanannya menunggangi kuda ke Patliputra didampingi oleh beberapa orang prajuritnya. Disisi lain, Yam terus berlari dengan pedang ditangannya, Ashoka melihat kedatangan Yam mereka menghentikan langkah kakinya dan bersembunyi di batu. Prajurit Jagannath melepaskan anak panah kearah Yam namun anak panah itu pun meleset, Yam marah dan membunuh prajurit di depan mata Kaurvaki, Kaurvaki berteriak ketika Yam membunuh prajuritnya tepat di depan matanya. Ashoka besama dengan Kaurvaki kemudian menghentikan langkah kaki mereka di bawah pohon, Ashoka menahan kesakitan
Kaurvaki bilang "aku mengerti mengapa ayah datang ke sini, tapi siapa yang membunuh prajurit itu". Ashoka " aku yakin ada sesuatu yang salah, Kita harus pergi ke arah yang berbeda". Kaurvaki enggan untuk berpisah dari ashoka, aku tidak akan bisa hidup tanpa mu".
Ashoka beralasan "kita akan bertemu lagi jika kita tetap hidup, Waktu ataupun musuh dapat memisahkan kita”. Ashoka meminta pada kaurvaki “Perglah Kaurvaki”.
Kaurvaki pun menangis ketika Ashoka melepaskan genggamakn tangannya, kaurvaki berbalik dan pergi meninggalkan Ashoka, ia pergi dari saba dengan berlinang air mata, Kaurvaki menoleh kembali namun Ashoka tidak terlihat, Kaurvaki bertemu dengan ayahnya, ia kembali berbalik untuk melihat Ashoka namun Ashoka bersembunyi di belakang pohon. Jagannath memerintahkan prajuritnya untuk menangkap kaurvaki. Ashoka mengatakan "maafkan aku Kaurvaki, aku tidak ingin hidup mu berada dalam bahaya karena aku". "Suatu hari nanti kami pasti akan bertemu"
Ashoka berjalan sendirian, kemudian sesorang menarik Ashoka, Yam pun datang terus mengejar Ashoka.Dharma membawa Ashoka ke gua. Ashoka melihat adiknya. Dharma membuat Ashoka bertemu adik kecilnya. Ashoka terharu dan mencium adik kecilnya. Ashoka mengatakan "Mengapa kau datang bersama ibu untuk bertemu dengan ku?" Aku dibuang, aku tidak punya pilihan lain". "Mengapa aku tidak berpikir tentang adikku?"
Ashoka bertanya pada Dharma " mengapa kau pergi meninggalkan ayah?".
Dharma bilang " aku tidak bisa hidup tanpa mu di istana jadi aku meninggalkan semuanya". Ashoka bertanya bagaimana ibu bisa meninggalkan ayah?". Ashoka melihat tanda di pakaiannya.
Ashoka mengatakan pada Dewi Dharma "Apakah Samrat membungkuk begitu rendah sehingga ia mendorong mu keluar dari istana?"
Dewi Dharma menyangkal " itu keputusan ku".
Ashoka terus menuntut untuk tahu apa yang sebenarnya terjadi" siapa yang melakukannya, kau selalu bicara kebenaran, mengapa hari kau ragu?"
Dewi Dharma akhirnya menyebutkan nama Sushim. Ashoka marah, ia memberikan adik kecilnya pada ibunya mengatakan " Sushim telah memanggil kematiannya dengan melakukan hal ini pada ibu ku" Ashoka bertanya pada ibunya "Mengapa ibu tidak membalas?" Dharma mengatakan" aku takut, aku meninggalkan istana ketika mereka semua mengelilingi ku, mereka mengatakan kepada ku tentang segala sesuatu".
Mereka di tengah hutan, Ashoka bergegas akan membalaskan semua perlakuan Sushima namun Dewi Dharma mengikutinya. Ashoka bersumpah untuk membawa Sushim kehadapan ibunya, bukan hanya Sushima tapi yang lain juga harus membayarnya, Ini akan menjadi pesan bagi mereka”.
Dharma mengatakan pada Ashoka untuk menunggu waktu yang tepat. Dharma beralasan bahwa setiap orang (dirinya dan Acharya Chanakya) selalu berbicara tentang waktu yang tepat. Askoka membantah "Tidak ada waktu yang tepat. Tapi dengan apa yang telah Sushim lakukan pada mu Hal ini menjadi waktu yang tepat"
Dharma menaruh tangannya di atas kepala adiknya, Dharma meminta pada Ashoka untuk memulai dengannya jika ia memang ingin membunuh seseorang, Dharma mengatakan " kau akan melihat wajah kematian saudara mu, jika sekarang kau pergi"
Ashoka menolak, ia mengatakan pada Dharma " kau tidak bisa melakukan ini terhadap ku, dengan begini aku akan mati jika kau membuat ku tidak berdaya dengan merebut kekuatan yang ku miliki dari ku".
Ketika Ashoka akan pergi, tangan kecil adiknya menarik kalungnya, Ashoka pun terdiam menatap adiknya, kemudian Dewi Dharma berlutut memohon pada Ashoka
Dewi Dharma meminta pada Ashoka untuk berjanji padanya bahwa dirinya tidak akan pernah kembali menginjakkan kakinya di pataliputra, sampai ibunya memberikan izin kepadanya, Dharma mengatakan sumpahnya " kau harus bersumpah demi adik mu". Ashoka kembali menaruh tangannya diatas kepala adiknya dan bersumpah.
Ashoka mengatakan " Suatu saat adik ku pun akan berfikir untuk membenci ku, kau pun membuat ku tidak berdaya" Akhirnya Ashoka pun bersumpah " ingat hari ini kau telah menyelamatkan anak kecil ini, tapi kau kehilangan anak sulung mu!". Dharma terkejut dengan ucapan Ashoka.
Yam hampir mendekat, Ashoka dan Dewi Dharma menemui jalan buntu mereka menemui tepian jurang, Yam tepat berada di depan mata mereka, Ashoka mengengam tangan ibunya, Yam melihat mereka dengan sangat bahagia. Ashoka berfikir “ Kami tidak memiliki pilihan lain sekarang". Mereka melompat dari tebing. Yam terkejut ketika melihat mereka dengan cepat mengambil tindakan.
Kemudian Yam datang menemui Sushima, Sushima membayar sisa uang yang telah mereka janjikan pada Yam, Sushima meresa sangat senang karena sudah tidak ada lagi penghalang untuk mereka, Sushima mengaggumi semua kerja keras yang telah Yam lakukan untuk menyingkirkan Ashoka dan juga ibunya.
Di Kalinga, Kaurvaki menolak untuk menerima jika Ashoka telah tewas. Ibunya mengatakan " ini kebenarannya, tidak ada satu pun dari mereka yang selamat, Bindu telah membuat pengumuman resmi". Kaurvaki terus menangis dan mengatakan pada ibunya" pengumuman tersebut pernah dibuat di masa lalu, Samrat juga sebelumnya sudah pernah menerima jika Ashoka pernah dikabarkan telah tewas, Ashoka tidak bisa meninggalkan aku sendiri, diya ini untuk Ashoka, sebelum itu pecah, Ashoka tidak bisa mati, aku akan menunggu ia datang, cintaku akan tetap hidup, kami akan bertemu suatu saat nanti". Kaurvaki terus duduk di hadapan siwalinga dan menatap lilin diya yang ia nyalakan untuk Ashoka.
Ashoka, Dewi Dharma tergeletak di tepian sungai, Ashoka kemudian tersadar, ia memuntahkan air, ia menghampiri ibunya dan juga adik kecilnya yang belum sadar, Ashoka memeriksa denyut nadi ibunya, untungnya Dewi Dharma dan adik kecilnya masih hidup. Ashoka berdiri diatas batu. Ashoka mengatakan “Sushim telah membayar Yam untuk membunuh Ashoka, sekarang mereka semua sudah tewas, sekarang Ashoka telah keluar dari hidup ku untuk selamanya sekarang!"
Ashoka berdiri di dekat tepian sungai dan mengambil sebuah batu kecil dan menuliskan di sebuah batu besar tentang sumpahnya
Ashoka mengatakan “ Untuk menyembuhkan luka membutuhkan waktu, tapi apa yang telah kita lakukan saat ini hanya mengisi luka pada kami, aku pernah bersumpah untuk tidak membiarkan luka yang pernah mengisi hati ku, rasa sakit mereka akan mengingatkan ku tentang semua yang telah mereka renggut dari ku di pataliputra, Rasa hormat ku, hak ku dan impian ku! Aku akan datang sebagai Yam untuk membunuh guru ku, aku akan datang kembali untuk memenuhi semua impian ibu ku, untuk memberikan Guru Daksina pada guru ku, untuk memenuhi semua janji ku untuk bersatunya india!” Aku akan kembali bersama ibu dan juga adik ku kepataliputra”
Malam hari, Mahamatya, Sushima, Siamak dan Cahru berada di kuburan ibu suri Helena, mereka menggali kembali kuburan dan membuka peti mati Helena, Sushima dan Kaalataj membatu Helena bangun dan kembali bernafas, mereka menariknya keluar dengan aman.
Kilas balik ditunjukkan ketika Cahru datang menemui ibu suri Helena di penjar, Helena bersama dengan Cahru sedang merencanakan untuk mengusir Ashoka, Helena mengatakan “ Jika Ashoka keluar dari kehidupan kita maka Sushima dan Siamak akan aman”. Cahru pun mendukung rencana Helena. Kemudian Helena menunjukkan pada Cahru sebuah kotak berisi ramuan Yunani, yang dapat menghentikan detak jantung sesorang sehingga orang yang mengkonsumsinya akan dinyantakan telah meninggal dunia”
Helena mengatakan “ Aturlah peti matiku agar terdapat lubang agar aku bisa benafas di dalam tanah”
Klias balik pun berakhir.
Mereka berkumpul di malam hari di bekas liang pemakaman setelah Helena keluar dari peti matinya . Helena mengatakan “semua pengorbanan ku akan terbayarkan “
Sushima setuju “ Dharma dan juga bayi kecilnya pun akan meninggal”
Kilas balik ketika Ashoka dan Dewi Dharma memutuskan untuk terjun dari jurang besama-sama
Helena tertawa puas dengan semua rencananya mengatakan “Rencana ku berhasil, aku ingin melihat tubuh mereka” semua orang pergi dengan tenang. Namun Helena menolak untuk percaya akan kematian Rani Dharma sebelum ia melihat jenazah mereka dengan mata kepalanya sendiri, Helena mengatakan “Kematian membenci Ashoka, sehingga tidak pernah bisa membawa Ashok, seblumnya Ashoka selalu memanangkan kematiannya berkali-kali, mungkin aku tidak percaya, tapi aku memiliki keyakinan bahwa ia tidak akan mati, kami harus menunggunya, mungkin butuh waktu 2 tahun, 5 tahun atau bahkan 10 tahun, tapi ia pasti akan kembali datang!. Semua orang terkejut
10 TAHUN KEMUDIAN :
__________________________ _________________________
Sebuah pemandangan indah ditampilkan, jembatan panjang membentang, menjadi aset untuk menyebrang dan melintasi jurang. Beberapa buruh pekerja bekerja mengantungkan diri mereka pada seutas tali dan memahat bebatuan dibawah permukaan gunung. Beberapa buruh menunggu bebatuan akan di bawa keluar di tepian gunung , beberapa buruh lainnya sedang melakukan pekerjaan mereka, mereka menghancurkan batu dengan palu di tangan mereka, beberapa orang membawa bebatuan naik keatas. Dua orang buruh sedang berjuang dan berusaha keras menarik batu besar yang terikat tali, batu hampir sampai keatas dan mereka berhasil untuk menariknya, namun batu besar menggelinding dan terjatuh kembali ke bawah ketika dua orang buruh akan mengeluarkan dan mengangkat batu, mereka terkejut menatap pada arah batu besar terjatuh, seorang pria pemilik lahan tambang batu datang langsung memecut salah seorang buruh tanpa rasa belas kasihan, pria itu mengatakan “5 orang pekerja ku telah berusaha untuk membawanya dan semua sia-sia kau malah membuangnya” pemilik lahan kembali mencambuki buruh tua hingga tergeletak di hadapan semua orang, ia juga membentak buruh lainnya untuk kembali bekerja, ia terus mencambuki pria tua hingga 5 kali cambukan untuk menghukum atas kesalahannya, pria tua meminta ampun pada pemilik lahan.
Pemilik lahan tambang batu pun pergi, pria itu mengamati situasi ketika buruhnya sedang bekerja, beberapa orang wanita pun ikut bekerja fisik melakukan pekerjaan menghancukan batu-batu besar, seorang wanita mulai gelisah mengusap peluhnya, kemudian suara tangisan bayinya pun terdengar, ia menghentikan pekerjaannya dan menghampiri bayi kecilnya yang ia taruh di ayunan kain yang terikat oleh beberapa batang kayu kecil, bayi itu terus menangis, ibunya mengatakan " Diamlah nak, lihat itu ayah disana" sinar matahari menyengat dan terik semakin panas, sang ayah menoleh pada istri dan juga bayi kecilnya sambil mengangkat batu besar dipundaknya ketika ibu mencoba nenenangkan bayinya yang terus nenangis, Pria pemilik lahan tambang batu pun membentaknya “ Kita harus menyelesaikan pekerjaan ini dalam waktu seminggu atau semua orang akan di hukum”
Pria itu mengatakan “Bagaimana mungkin, mereka sedang bekerja sementara penguasa diam di bagunan istana dan sibuk untuk dirinya sendiri di pegunungan, mereka harus menyebrangi jembatan untuk mengirimkan batu dari satu gunung ke tempat lainnya”. kemudian pria itu berjalan menghampiri jembatan.
Pemilik lahan pun tidak mau peduli dan tetap bersih keras dengan ucapannya untuk meminta mereka untuk terus bekerja.
Satu persatu buruh melewati jembatan gantung, mereka mengangkat bebatuan dan beberapa benda berat, jembatan gantung itu Nampak kokoh berdiri tegak, jembatan terus bergoyang membuat buruh ketakutan dengan nasib mereka ditengah-tengah jurang. Pria yang sama ketika menoleh anak dan istrinya
beralasan “ Ada banyak orang disana, di jembatan sudah dipenuhi oleh bebatuan berat, jika kami akan pergi maka jembatan itu akan rusak”
Pemilik lahan yang sadis pun kemudian menegurnya dan memecutnya setelah buruh yang lainnya berjalan melewati jembatan , pemilik lahan mengatakan “ jembatan itu akan tetap diam karena talinya terbagi dua, semua orang melewati jembatan itu untuk kehidupan mereka”
Sesaat kemudian, tali simpul pengikat jembatan gantung perlahan-lahan lapuk dan akan terputus, kayu penyanggah jembatan pun perlahan-lahan akan terjatuh, pria itu pun ragu untuk kembali melangkah, beberapa saat kemudian tali itu pun terputus dan semua pekerja berteriak meminta tolong saat jembatan terputus, suara jeritan mereka terdengar hingga di kejauhan, para buruh pun mengalami nasib buruk mereka bergelantungan pada jembatan yang sudah terputus, seluruh buruh yang tersisa pun berlari menghampiri ke arah suara jeritan meminta tolong, pemilik lahan hanya terdiam mengamati apa yang sedang terjadi. Wanita yang sama dengan menggendong bayinya datang meminta bantauan “Apa Suami ku baik-baik saja, ia ada disana?”
Seorang pria mengatakan “tidak ada yang bisa menyelamatkan mereka sekarang”
Pria lain mengatakan “ Ada sesorang yang daoat membantu, ia sedang menghadapi masalah besar karena jika ada yang bermain dengannya, maka kematian juga akan takut padanya, dimatanya nampak kemarahan yang dapat mencairkan sebongkah batu, kata-katanya begitu beracun bahkan baginya racun terasa manis”. Semua orang sedang membicarakan tentang Chand “Bagaimana ia akan menyelamatkan kita!, Chand begitu sangat egois”
Orang lain mengatakan " Chand akan melakukannya jika kita membayar imbalan untuknya”
Seorang pria ditampilkan sedang menghancurkan bebatuan dengan tenaganya ia mengayunkan palunya dan menghanucurkan batu besar sebagai Chand. Wanita yang sama dengan menggendong bayinya datang kehadapan Chand dan berlutut dihadapannya meminta bantuan pada Chand (Ashoka dewasa) Chand mengatakan mengatakan “Mungkin ia akan melakukan bebarapa keajaiban dan menyelamatkan semua orang baginya hidup dan mati adalah sama”, Chand melantunkan puja dewa siwa (om nama siva) sambil menghancurkan batu.
Seorang pria duduk disana mengatakan “ Bahkan batu bisa melelah tapi ia bukan Chand / Ashoka”
Wanita itu yakin bahwa pria itu Chand “Ashoka tidak berubah”
Wanita itu menaruh bayi kecilnya didekat bebatuan, anaknya pun menangis keras, Wanita itu mengatakan “ Mengapa anak kecil ini harus menjadi yatim piatu, apa kesalahannya dalam hal ini?” Ashoka mengingat kata-kata ayahnya ketika Bindu memenjarakan dirinya, dan saat Bindu memutuskan hubungan antara ayah dan anak, ia dipisahkan dari ibu dan adik Keciknya Ashoka telah tumbuh menjadi dewasa menghentikan pekerjaannya.
Precap: Ashoka tekah dewasa, ia tinggal disebuah rumah, ia meminta pada ibunya untuk membiarkan dirinya kembali ke Patliputra. Rani Dharma menolak untuk membiarkan Chand/Ashoka pergi ke sana “ Aku hanya akan kembali hanya dengan anak ku, bukan dengan Chand!”
Dharma berdoa kepada dewa. “Apa yang telah kau pikirkan anak ku? dewa berikan aku petunjuk mu”. Adik kecil Ashoka telah tumbuh sedikit besar Kaurvaki ditampilkan mengenakan pakaian seorang prajurit. “Tidak ada yang bisa menyelamatkan Ashoka dari Kaurvaki dan menyatukan kami!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar