Kamis, 05 Mei 2016

CAS 331 : DHARMA MEMARAHI CHAND KETIKA SORANG MANDOR DARI PERTAMBANGAN DATANG MENGADU PADA IBUNYA, NAYAK DAN RADHAGUPTHA DATANG MENEMUI DHARMA DI TEMPAT TINGGALNYA YANG BARU DI UJJAIN

KAMIS, 05 MEI 2016 KODE 04.05

Di pasar, pria yang sama ketika pembuat onar meminta maaf pada Chand "Sekarang aku akan menghormati bendera dan negara ku, aku akan selalu ingat itu". Pria itu kesakitan di lehernya, Chand mengerti ucapannya kemudian, dan membetulkan posisi lehernya yang tidak bisa di gerakan.


Beberapa pria pengunjuk rasa menyebut pria itu sebagai pemberontakan
Pria lainnya mengatakan " Namanya Chand dan semua tindakannya membenarkan hak itu, kau memang pemberontak" Chand tidak menghiraukannya dan pergi. 

Seorang Acharya mengamati Chand dari kejauhan dengan memegang tongkat, wajahnya terhalang keranjang yang tergantung ia berfikir "Acharya Chabakya benar, kau memang dilahirkan untyk memerintah dan memenuhi semua impiannya, semuanya berubah dalam kurunwaktu 10 tahun, termasuk cinta mu untuk ibu pertiwi masih tetap sama, Sudah saatnya kami datang ke runah Ashoka, Acharya pergi ketika Chand telah menjauh

Seorang Wanita sedang marah, ia begitu kesal, ia mengambil benda tajam dan berlari menuju ke kamar lainnya, Devi naik ke atas ranjang membuang guling satu persatu ke lantai, ia menemukan tikus dan akan menusuknya, Satu persatu tikus-tikus itu mekarikan diri, ia membuang kembali guling yang lainnya dan kembali mencoba membunuh tikus dan berguam kesal padar tikus-tikus, devi mengatakan “Aku bilang kau diam disana”, tikus pun kabur Devi segera mencarinya di setiap sudut riuangan kamarnya menjatuhkan vas dan semua barang. Devi sedang berjuang mencoba membunuh tikus, ia putri dari 
Dhaniram, kemudian ayahnya masuk bertanya " Apa yang sedang kau kakukan" Devi semakin sewot ketika melihat seekor tikus naik di bahu ayahnya, ia meminta ayahnya berhenti dan menyodorkan benda tajam pada sang ayah " Apakah dia membayar sewa?" 

Ayahnya menjawab " dia akan melakukannya". Devi bertambah kesal memperjelas ucapannya " kejahatan tikus Bagaimana bisa dia tinggal di sini ketika ia belum membayar sewa! " Devi memukul pundak ayahnya, tikus dengan cepat berlari

Devi kembali mengejar tikus tapi berhenti dan bicara pada Ayahnya. Ayahnya menyadari bahwa dia telah berbicara tentang tikus. "Ku pikir kau berbicara tentang Chand itu". Wajah Devi nampak tambah kesal " Apakah aku tidak punya pekerjaan lain? Aku harus mengejarnya dengan cara yang sama setiap hari, mereka belum bayar sewa, kan?" Bagaimana akan bekerja? " Devi terus nengomel sambil mengembalikan semua barang ke tempatnya semula " kau menyimpan begitu banyak uang jika tidak, kau akan berjalan di sepanjang jalan, tetapi kau selalu bertindak toleran dengan mereka". 

Ayah Devi menenangkan, ia nengatakan "Ibu Chand seorang wanita yang benar-benar baik, Aku tidak bisa mengabaikan ucapannya ketika ibunya mengatakan tidak bisa memberikan uang, Devi mengatakan " kebenaran air mata setiap wanita akan membuat mu meleleh",
Ayah Devi menyangkal " tapi aku menunjukkan sifat marah ku untuk Chand dan meminta sewa, bagaimanapun caranya Kami akan mendapatkannya hari ini!"

Mandor pertambangan batu datang dengan tangan di perban ke rumah Ashoka bersama beberaoa anak buahnya, Vithasoka lari ketakutan bersembunyi di balik dinding ketika Dharma menemui mereka dan bertanta "siapa yang inginkau temui?" Mandor menyebut nama Chand

Dharma mengatakannya " Chand belum pulang, apakah ada pesan untuknya?'

Mandor mengatakan" ia mengalahkan kami ketika kami melakukan hal yang baik baginya". Mandir pun terus bergumam pada dirinya sendiri menunjukan bukti peban ditangannya. Dharma berpikir jika Ashoka sudah mengambil uang dari tenaga kerja. 
Mandor menjawab "Aku akan menemuinya hari ini! "
Dharma menjawab " putra ku bykan Ashoka lagi tapi Chand!"
Devi dan ayahnya bingung mengamati dari atas balkon" Siapa yang sedang mereja bicarakan?"

Ashoka mengetuk pintu "Mengapa pintu di tutup? " Vithaashoka mengatakan " salahkan waktu". 
Dharma mengatakan pada Vitaashoka untuk memberitahu saudaranya jika sekarang pintu tidak akan pernah terbuka untuknya"
Chand setuju dan pergi. Kemudian ia melompat dari tembok batas yang tidak terpagar. Saudaranya tersenyum gembira. mengatakan " aku takut, mungkin kau pergi ke suatu tempat dengan kemarahan mu".
Chand mengatakan pada Vithaashoka " itu tidak pernah bisa terjadi". Chand memberikan mainan untuk vithaashoka, untuk membuatnya bahagia. Kemudian Chand melirik wajah ibunya marah 

Chand mengatakan pada Vitaashoka "pintu tidak akan terbuka sehingga aku terpaksa mekakukannya”.
Vithaashoka mengatakan Guru ji (berarti Ashoka/ Chand) " saat satu pintu tertutup kau harus mencari jakanlaun, kau masukkan ke dalam dengan sangat baik". 
Dharma meminta vithaashoka "tanyakan pada kakak mu, apakah ia akan senang saat menyakiti orang sendiri untuk semua alasannya itu". 

Chand kaget ketika mendengar ucapan ibunya, "Bagaimana ibu tahu tentang hal itu? "
Chand beralasan "itu tidak benar bagi mereka untuk datang menjadi pusat perhatian, kehidupan semua orang ketika itu dalam bahaya, kau harus menyelamatkan mereka, kau marah dengannya karena mengambil uang dari para buruh, suatu hari nanti aku tidak tahu jika jau akan berubah menjadi destruktor (Bhakshak) dari penyelamat (Rakshak)".

Chand menegaskan “Mereka datang kesini tidak membawa kesejahteraan apapun, semua orang juga tahu mereka harus membayar ketika aku menyelamatkan mereka dari bahaya, aku tidak akan melakukan apapun dengan geratis, aku tidak akan melakukan amal lagi”. Ia meminta agar ibunya yang datang menghampirinya kemanapun ia pergi. 

Dharma mengatakan pada Chand “Apa yang akan kau dapatkan dengan pergi kesana?" kemudian Chand duduk di kursi panjang, ia meminta pada ibunya untuk membiarkannya pergi ke pataliputra. Namun, Dharma menolak untuk membiarkan Chand pergi kesana “ Tidak, aku hanya akan pergi dengan putra kedua ku bukan dengan Chand!”

Di atas balkon rumah Dhaniram bersama dengan putrinya Devi sedang mengamati sekaligus mendengarkan perbincangan mereka, Devi menyadari” itu berarti mereka datang dari negera lain ayah, apa mereka menyembunyikan sesuatu?”

Dharma mengatakan pada Chand “Secara tidak langsung aku tidak akan membiarkan kau pergi kesana”. Chand marah dan menghempaskan tempat duduknya, ia pergi karena muak dengan Ucapan ibunya. Dharma sedih, ia berfikir “Semakin hari putra ku mencoba menyelamatkan dirinya di akan terus berubah menjadi Chand (pemarah) , semakin cepat itu terjadi” Dharma berdoa pada Dewa “Apa kau pun berfikir sama tentang putra ku, bagaimana putra ku berubah kembali menjadi Ashoka? Tunjukan aku jalan ya dewa.

Malam hari, Vithaashoka tidur dipangkuan ibunya, Dharma terus membelai putra kecilnya dengan penuh kasih sayang, ia menyanyikan lagu penghantar tidur ketika dahulu Ashoka masih seusia putra keduanya, Dharma mengingat semua kenangan bersama dengan Ashoka di masa lalu, baginya itu sangat indah. Chand terus mondar-mandir, ia begitu kesal menahan amarahnya, kemudian ia mendengarkan ibunya menyanyikan lagu penghantar tidurnya, ia mengingat masa kecilnya ketika ia bertemu dengan Helena dipenjara, Helena memberitahu dalang pembunuhan Chanakya, lalu dengan penuh amarah yang tidak terkendalikan, Ashoka murka menyerang Sushima di hadapan semua orang di pengadilan dan membuat dirinya dijebloskan di penjara dan Bindu memutuskan hubungan antara ayah dan juga anak, Chand menutup kedua telinganya dengan tangannya.

Chand kemudian membuka peti penyimpanan barang, ia mengambil kain lama milik ibunya dan melihat bekas sandal Sushima.
Kilas balik ketika Khaalatak, Cahru, Sushima dan Siamak mengeliling Dharma, kemudian mengancam, dan Sushima menendang pinggul ibunya dan adik kecilnya terlepas dari pelukan ibunya, dan Dharma berhasil mengangkap bayinya dengan selamat. Kemudian Chand membuang kain itu kembali ketempatnya, dan ia pergi dari rumah. Vithaashoka sudah tertidur lelap, sesorang mengetuk pintu, Dharma bertanya-tanya “ Siapa yang datang di jam semalam ini?”. Dharma bertanya “ Kau siapa?” Orang itu mengatakan dari Pataliputra, Dharma membukakan pintu ketika mendengar suara Jay Janani, Dharma terkejut ketika ia melihat Nayak datang berdiri di depan pintu rumahnya, dan memberinya salam, Acharya Radhagupta datang belakangan menghadap Dharma, 

Dharma bertanya pada mereka “Apa ada sesoarang yang tahu jika kalian datang kesini ?” Mereka menjawab “Tidak, bahkan Ashoka tidak melihat kami, kami datang setelah ia pergi meninggalkan rumah. Dharma mempersilahkan Nayak dan juga Radhaguptha masuk ke dalam. Devi kemudian kembali merasa Curiga dengan dua orang yang datang kerumah Dharma “Siapa mereka?”
Mereka berbicara di dalam rumah, Dharma dan Radhaguptha duduk di kursi berbagi semua cerita pada Dharma sedangkan Nayak hanya berdiri saja, Dharma bertanya pada Nayak dan Radhagupta “Apa semua baik-baik saJa?”.
Radhagupta mengatakan pada Dharma “ Tidak ada yang tahu jika kau dan kedua putra mu masih hidup, Maahamatya mengirim semua mata-matanya, tapi tidak ada petunjuk yang mereka dapatkan untuk di berikan pada Sushima, aku akan memberitahu mu tentang segala seuatu yang terjadi”

Nayak mengatakan “ Aku telah mengambil sumpah untuk melindungi kalian, tapi aku tidak berdaya melihat mu seperti ini” Nayak sedih melihat keadaan Dharma. Dharma mengatakan “Aku sudah menerima semuanya sebagai takdir hidup ku, aku harus menerimanaya, lalu mengapa kau disini ketika ada masalah di Pataliputra?. Radhagupta menjawab pertanyaan Dharma “ Melanggar, itu merupakan ketidakadilan yang telah terjadi di Pataliputra, Ashoka dibutuhkan disana, kecintaannya pada tanah air masih tetap hidup”

Dharma menjawab Radhagupta “ Itu tidaklah cukup, ada saat ketika Ashoka tenang seperti sungai yang akan memberikan kebahagian dan kemakmuran, tapi sungai itu sekarang hanya tahu bagaimana untuk menghancurkan segala sesuatu, segalanya akan bertambah memburuk jika putra ku pergi sekarang!”

Devi mulai menuruni satu persatu anak tangga dan ingin mendengarkan perbicangan Dharma bersama kedua tamunya. Dharma kembali bertanya pada Radgagupta “ Bagimana dengan keadaan Bindu?”. Radhagupta menjawab membagikan semua kabar tentang suaminya“ Bindu telah banyak berubah, ia benar-benar menjadi orang yang tanpa ampun dan berperasaan”. Dahrma bergitu sedih mendengar ucapan Radhagupta.

Sekilas ditampilkan situasi di kerajaan Magadha: Dikoridor istana, beberapa prahurit sedang mencambuki seorang pria, kemudian Bindu menjatuhkan hukuman penggal pada terpidana tanpa rasa belas kasihan, lalu Bindu mengadakan pertemuan dengan media miniature kerajaan untuk memperketat keamanan istana Magadha pada semua pedana menterinya, kemudian sepanjang koridor istana dipenuhi dengan penjagaan ketat prajurit bersenjata.

Radhaguptha pun menjawab “ siapa pun yang bisa melihat wajahnya mereka bisa mengatakan bahwa Bindu sedang tidak bahagia, Bindu sangat merindukan diri mu, tapi dia tidak bisa menerimanya karena ia begitu sangat kecewa”
Kilas balik ketika Bindu memegang patung pemberian Ashoka saat ia ulang tahunnya, Bindu menyendiri memegang patung itu dan menangis sedih .

Kemudian, Dharma bertanya tentang Subharasi, Radhaguptha memberitahu pada Dharma “Subharasi telah menjadi Sadhavi ( Seseorang yang dapat melihat masa depan dan juga bisa meramal)” 

Ditampilkan ketika Subharasi duduk bersila memejamkan matanya memagang kecapi. Ketika Radhagupta datang menemui Shubarasi, Subharasi memberitahu pada Radhaguptha “Dia akan segera datang, tahta sudah menunggunya, semua rakyat india akan senang bertemu dan melihatnya kembali di depan, Ashoka akan segera memenuhi impian untuk besatunya india, waktunya tidak akan lama lagi”
Subharasi tersenyum 

Precap: Cahru, Mahamatya dan Sushima berkumpul, Mahamatya mengatakan pada Sushim ia telah memeriksa setiap negara kecuali Ujjain. “Aku yakin ashoka Ada disana”. 
Seorang pelayan datang menemui Kaurvaki, Kaurvaki mengetahui jika Ashoka akan datang ke sebuah bar. Ashoka mendatangi bar dan minum
.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar