Masih di kediaman sementara Dewi Dharma di Ujjain, Dharma sedih dan ketakutan ketika ia memegang kain yang dahulu ia kenakan saat musuh Magadha mengelilingi dan mentertawakannya, Chand merampas kain itu, berbicara dengan ibunya. Chand meminta pada ibunya " bu, tidak terlalu khawatir, kita sudah melarikan diri sejak sepuluh tahun yang lalu, jika kita lari dari rasa takut, kita tidak akan pernah keluar dari rasa takut kita, biarkan dia datang ke sini dan kemudian kita akan melihatnya".
Dharma mengatakan pada Chand "kau tidak akan melihat apa-apa kecuali hanya balas dendam, mengapa kau ingin membuat neraka dalam hidup mu, mengapa kau mengundang masalah". Chand meminta ibunya" jangan khawatir dan percayalah Ganpati (Dewa Ganeshanya), ayah ku telah melupakan aku, tapi dewa tidak akan bisa melupakan apa yang sudah ku lakukan untuk melindunginya, aku tidak menunjukkan wajah ku pada siapa pun, aku memang bukan orang baik, tapi aku tahu menyerang di bagian belakang hanyalah pekerjaan pengecut, tetapi kau sudah diajarkan oleh Chand, kau memutuskan siapa yang akan melakukan yang benar dan yang melakukan kesasalahan".
Chand bertanya " bau apa ini". Vithaashoka datang menemui ibu dan kakaknya mengatakan "tidak tahu, aku tidak bisa pergi keluar lebih lama lagi"
Dhaniram berdiri di atas balkon rumahnya, semilir angin membawa aroma bau tidak sedap itu keseluruh tempat. Dhanariam kebingungan, mengatakan " angin bertiup, tapi semilir aroma tidak sedap terhirup lebih lama, dari mana bau ini datang?".
Semilir angin tidak hanya membawa aroma bau tidak sedap itu sampai di kediamaan Dhaniram, namun penduduk di pasar pun mencium aroma tidak sedap dan mereka kelabakan menutupi hidung mereka agar bau itu tidak tercium pada indra penciuman mereka, beberapa saat kemudian Nirankhus datang menunggangi kuda di ikuti oleh empat orang prajuritnya.
Beberapa orang masuk kedalam rumah mereka, seorang anak tidak tahan mencium aroma bau ia juga menutup hidungnya “ Bau sekali”
Nirankush marah dan turun dari kudanya menghampiri seorang anak laki-laki dan melepaskan tangan anak itu agar tidak menutup hidungnya, Anak itu pingsan. Nirankush mengatakan dengan sangat bangga di hadapan semua orang "lihatlah teror ku, anak itu pingsan karena rasa takut"
Prajuritnya berguam mengatakan "siapa yang akan mengatakan kepadanya bahwa anak ini pingsan oleh bau, bukan karena ia takut".
Nirankhus melanjutkan perjalannanya kembali, di kediaman Devi sekaligus menjadi kediaman sementara Dewi Dharma, mereka telah menunggu di luar dan melihat kedatangan Nirankhus ke rumah mereka. Devi menutup hidungnya mengatakan “Semua orang ramai membicarakan mendengar tentang nama Nirankush, ia takut air dan tidak pernah mandi". Chand mengambil kain dari ayah Devi, ia terus mengibaskan kain agar aroma bau menghilang di sekeliling mereka, Chand pun telah menyabut kedatangan Nirankhus di depan pintu gerbang dengan mengibas-ngibaskan kain. Kemudian Chand hanya tersenyum mengikat kain pada kaki kursi dan melemparnya tepat di hadapan Nirankhus.
chand meminta Nirankush untuk duduk pada kursi yang telah ia sediakan untuk Nirankhus Nirankush mengejek Chand " kaulah orang yang tidak membiarkan pujaan Ganpati (dewa ganesha) untuk istirahat dan dipukuli oleh prajurit ku"
Chand hanya tersenyum Chand mengatakan “ Aku dapat meyakinkan diri mu dengan melakukannya lagi”
Devi mengatakan “Ia tidak pernah berfikir dengan apa yang akan terjadi dengannya jika ia menantang”
Vithaashoka menghentikan Devi yang sejak tadi mengoceh menyalahkan kakanya, dan memuji keberanian Chand "Suuut jangan berisik" Devi pun terdiam
Nirankush mengatakan “ Hebat, aku sudah bertemu dengan mu, dan aku ingin melihat itu lagi, lebih dari apa yang sudah kau tunjukkan sebelumnya, aku tidak akan datang untuk menghukum mu, aku datang untuk memberikan hadiah karena keberanian mu, aku tidak ingin kau menjadi kepala prajurit ku”
Chand berjalan untuk menghampiri Nirankhus ia mengatakan “ Tidak ada bedanya jika kau menginginkan hal itu atau tidak, aku bebas untuk memutuskan apapun”
Devi berguam melihat Chand itu mengatakan “ Lihatlah sikapnya itu, seolah ia hebat”
Nirankhus membuat penawaran pada Chand, namun chand mengacuhkan Nirankhus
Nirankush marah dan ia berteriak “Hay berhenti kau disana” Nirankhus membuat kuda-kuda merentangkan kedua tangannya, kemudian ia membayangkan ketika Chand melemparkan kain kearahnya dan kain itu mengikat kakinya kemudian Chand menariknya hingga terjatuh, Nirankhus sadar ketika ia membayangkan akan sesuatu yang terjadi padanya, ia ketakutan dan mengatakan “ Aku ingin kau menerima perintah dari ku, yang lainnya aku tidak akan pergi kemana pun, aku hanya akan duduk di sini saja”
Devi dan ayahnya pun bertanya pada Dewi Dharma dan meminta penjelasan darinya. Dharma hanya diam, ia ketakutan
Chand pergi dan menutup pintu gerbang. Nirankhus meminta agar Chand menerima semua tawarannya dan tidak ada yang lain yang ia punya selain untuk meyakinkan Chand, Nirankhus kembali duduk dikursi itu ia bilang “ Ashoka/ Chand tidak akan tahu mengapa aku datang kesini, Susima yang akan berusrusan dengan Ashoka, Sushima telah menjadi lebih kejam “
Magadha, Sushima masih berada diluar menyaksikan penyiksaan yang ia lakukan terhadap seorang pria yang sedang disiksa di dalam ring dengan seekor kuda liar, pria itu masih bergantung pada sebatang tiang., seorang utusan Nirankhus datang dari Ujjini menemuinya, Utusan Nirankhus (Asistennya) mengatakan pada Sushima “ Kami sudah mendapatkan kabar tentang Ashoka, ia berada di Ujjaini”. Mendengar hal itu, Sushima marah dan melemparkan belati kemudian belati mengenai seorang pria yang sedang bergantung pada tiang untuk meyelamatkan dirinya, belati mengenai kedua tangannya, pria itu terjatuh dan kuda hitamnya kemudian melangkah dan langsung menendangnya darah pun berhamburan, Charu menundukan wajahnya ketika melihat pria itu telah terbunuh Sushima tersenyum ia mengingat ketika Ashoka menebaskan pedang di dadanya dihadapan semua orang di ruang pengadilan, Sushima memegang bekas luka sayatan pedang, ia mengatakan “ Ashoka di Ujjaini, aku sudah menunggu untuk mendengarkan berita tentang hal itu sejak 10 tahun yang lalu”. “ Saudara ku Ashoka, tapi akan menjadi berita untuk kematian mu”.
Sushima meminta menteri melakukan persiapan untuk perjalannannya ke Ujjiani “Sekarang satu saudara ku akan mati di tangan saudara yang lainnya”
Diluar kediaman Dewi Dharma, Di Ujjaini, Nirankhus masih duduk di papad, ia sedab bermain dengan pisau tangan seroang prajuritnya diletakkan pada sebuah drum kayu, Nirankhus terus mengejek dan memainkan ujung belatinya di atas tangan prajuritnya yang ketakutan, Nirankhus tampak bahagia ia pun tertawa puas melihat wajah prajuritnya ketakutan, Vitaashoka mengintip mereka dari celah jendela, Chand sedang duduk dengan santai mengupas batok kelapa muda, Kemudian, Vitaashoka meminta pada Chand agar ia mau menerima perintah dari Niarankhus jika memang ia menyayangi dan memang terpengaruh olehnya”. Chand hanya tersenyum dan memberikan kelapa itu pada adiknya
Dewi Dharma menolak, ia mengatakan “ tidak, tidak akan ada cinta yang akan mempengaruhi apapun, aku berfikir ada beberapa rencana, aku takut, kaulah yang sudah mengundang masalah, pergilah kau dari sini Ashoka”.
Diluar kediaman Dewi Dharma yang sekaligus menjadi kediaman Devi dan ayahnya, Nirankhus masih tertawa ketika ia memainkan ujung belati di tangan prajuritnya. Nirankhus sudah menunggu sejak 2 hari yang lalu, ia akan pergi di beberapa hari berikutnya, Dhaniram dan Devi datang membukakan pintu, Dhaniram mengatakan pada Nirankhus “Kau dapat kembali nanti”. Nirankhus mengatakan “Aku tidak akan pergi kemana-mana, jika aku harus pergi lalu apa yang harus ku lakukan?”.
Nirankush bilang “ Aku bersemangat untuk menunggu kedatangan Sushima disini”
Kemudian beberapa saat, pintu gerbang terbuka, Devi dan ayahnya keluar memberikan Nirankhus makanan
Dhaniram kemudian meminta pada Nairankhus untuk pergi ke Kumbh Mela dan berdoa disana, mungkin dengan demikan, hatinya pun akan mendapat ketenangan”. Nirankush marah pada pada prajuritnya dan menusuk tangannya. Prajuritnya terluka dan ia terus berteriak. Devi segera berlari masuk kedalam rumah disusul oleh ayahnya yang langsung menutup pintu gerbang rumah mereka.
Kalinga, kereta sedang menunggu Kaurvakim Kaurvaki pergi bersama dengan pelayan Bela, Kaurvaki begitu bergembira berkata pada Bela “ Aku akan bertemu dengan Ashoka di Kumbh Mela”. Ibu Kaurvaki telah menunggunya, Kaurvaki segera menghampiri ibunya dan meminta agar ibunya memberkatinya dan meminta Kaurvaki untuk pergi, Kaurvaki pun menaiki kereta yang sudah menunggunya.
Ibu Kaurvaki hanya menatap kepergian putrinya, Kaurvaki hanya tersenyum menatap ibunya kereta sudah berjalan pergi mendinggalkan kerajaan, kemudian Ayah kaurvaki (Maharaj Jagannath) marah, ia bertanya pada istrinya “ Mengapa kau membiarkan putri mu pergi”. Jagannath meminta prajuritnya mencegah Kaurvaki pergi, namun Istri Jagannath menghentikannya, ia mengatakan “Biarkanlah Kaurvaki pergi keluar setelah waktu yang begitu lama, Kaurvaki akan pergi ke Kumbh Mela, Jagannath mengatakan “Baiklah, tapi aku akan mengawasinya, jika Kaurvaki melakukan apapun terhadap semua keinginannya, katakana padanya tidak akan yang ia temui lebih buruk dari pada ku, kau bisa pegang semua ucapan ku”
Nirankhus yang lusuh, masih berada di depan rumah kediam sementara Dewi Dharma, ia tertidur sangat lelap setelah menyantap makanan, Chand sedang membereskan pakiannya. Vitaashoka meminta pada Chand / Ashoka untuk membawanya pergi bersama dengannya, Chand membelai kepala adiknya memintanya untuk tetap tinggal disini dan mengurus ibunya . Chand meminta berkah pada ibunya dan pergi melalui pintu belakang, Vitaashoka memeluk Chand. Chand pegi melalui pintu belakang, kemudian, seorang prajurit yang tangannya terluka melihat Chand / Ashoka telah pergi. Chand ragu melangkakjan kakinya, prajurit itu mengikuti Chand, kemudian Cahnd memukul prajurit hingga pingsan.
Chand bilang “ Aku akan pergi ke Kumbh Mela, semoga saja semua keinginan ku akan terpenuhi oleh dewa”
Diluar istana Magadha, Sushima menemui kuda dan berbicara pada kudanya “ Kuda milik Ashoka tidak akan lagi di pelihara disini", Ketika Sushim akan menaiki kudanya, Yang mulia Bindusar datang menemui Sushima, Bindu mengatakan pada Sushima “Aku sudah katakana pada mu untuk tidak melakukan tindakan apapun tanpa perintah dari ku”. Namun Cahru segera membela semua tidnakan yang Sushima lakukan,
Bindusar tidak mau mendengarkan Cahru biara, ia mengatakan “ Jika kesalahan tersebut kembali di lakukan lagi, maka itu akan dianggap sebagai tindakan melawan perintah ku”.
Sushima hanya terdiam kemudian ia menunggangi kudanya dan pergi
Cahru berfikir “Putra ku sudah menjadai Ajay (Yang tidak tertakhlukan), ia akan membuktikan semua ini setelah Ashoka di bunuh
Precap:
Ashoka dan Kaurvaki berada di Kumbh Mela dan membeli beberapa barang. Sushima menunggangi kudanya tiba di pasar, Chand berjalan dan Mereka tidak melihat satu sama lain. Sushim sedang dalam perjalanannya menunggangi kudanya dan memasuki Kumbh Mela
Tidak ada komentar:
Posting Komentar