skrip Sinopsis : Selasa, 19 Juli 2016. Kode CAS : 18.07
Malam hari, di Istana Magadha. Helena akan beristirahat di kamarnya, ia berharap akan bisa tertidur dengan nyenyak, ia merasa terganggu oleh suara mainan Vitaaashoka, Vitaashoka terus mendorong mainannya yang berisi roda, pemberian dari Raja Bindusar, Vitaashoka bermain mainannya dan terus menggelindingkan roda mainannya di Koridor istana, lalu tanpa Vitaashoka sadari masuk ke ruangan baru Ibu suri Helena.
Vitaashoka menghentikan langkah kakinya ia terkejut saat menyadari dirinya masuk ke kamar milik Sushima. Vitaashoka berfikir “ Sepertinya dia tidak ada di sisni”. Helena mengintip Vitaashoka dari balik tirai, mengatakan “ Bagaimana jika dia melihat ku”. Helena bersembunyi pada saat Vitaashoka melewati tirai sambil terus mencari mainannya.
Vitaashoka masuk kedalam ruangan yang tertutup tirai namun tidak menemukan siapapun, Helena menutup mulutnya dan berjongkok di belakang vas besar dan menyembunyikan dirinya. Vitaashoka menemukan maiannya, tapi ia mendengar suara gelang kaki Helena berbuyi, ia berhenti dan terkejut saat ia menyadari melihat samar-samar bayangan seorang wanita dibalik tirai sedang berdiri lalu menampakan kaki yang tampak kotor dari bawah celah tirai, ucapan Mahamatya Kaalatak terus terngiangngiang di kepalanya, Vitaashoka berteriak dengan keras “ada haaaaantuuuuuuuuuu”, Vitaashoka terus berteriak dan memejamkan matanya ia ketakutan
Raja Bindusar dan Dewi Dharma datang ke sana, begitu juga dengan anggota kerajaan yang lainnya datang ke kamar itu, Putri Padmawati (Kaurvaki) bersama Devi pun datang kesana. Ashoka meminta pada adiknya “Bukalah matamu, katakana apa yang terjadi kami disini sekarang, ada apa?”. Bindu bertanya pada Vitaashoka yang masih memejamkan matanya dan terus menjerit “Mengapa kau begitu ketakutan apa yang sebenarnya terjadi bicaralah “
Vitaashoka gemetaran memejamkan matanya mengatakan “Ada hantu di balik tirai itu ayah”. Sushima bertanya-tanya “Dimana ibu suri Helena bersembunyi?”. Bindu meminta agar Vitaashoka untuk ikut dengannya namun Vitaashoka bertambah menjerit karena masih ketakutan, Bindu meyakinkan dan segera menuntun tangan Vitaashoka “Tidak akan terjadi sesuatu pada mu percayalah pada ku”. Mereka berdua masuk ke balik tirai dan tidak melihat siapapun ada disana.
Bindu meyakinkan Vitaashoka “Tidak ada hantu disini”, Vitaashoka menegaskan “Ayah, tadi aku melihat hantu wanita tua, kakinya benar-benar putih seperti kita”. Ashoka bertanya pada Vitaashoka “Apa kau melihat ada sesuatu yang lainnya?”. Sushima bertanya pada Vitaashoka “Apa yang sedang kau lakukan di kamar ku, apa tujuan mu datang kesini?”. Raja Bindusar menegur Sushima “Kau jangan berbicara kasar pada adik mu, dia sudah ketakutan, lalu mengapa kau sekarang mengganggunya?”.
Vitaashoka mengatakan pada Raja Bindusar “Aku sedang bermain dengan mainan ku, aku tidak tahu jika aku mendatangi kamar kakak ku, kau percaya pada ku kan ayah?”. Raja Bindusar hanya mengangguk “Kau putra Dharma, kau tidak akan pernah bisa berbohong”. Ashoka yakin “Mungkin saja ada beberapa orang diluar, kita harus memerikasa kamar ini”. Raja Bindusar setuju, dan akan pergi mencari tahu. Bindusar meminta agar semua anggota keluarga yang lainnya untuk beristirahat. Bindusar pergi besama dengan Dewi Dharma dan Vitaashoka. Semua orang pergi kecuali Mahamatya, Sushima dan Siamak yang masih ada di kamar itu, mereka mencari ibu suri Helena namun sia-sia.
Suhima “ itu keberuntungan mereka karena Vitaashoka tidak melihat Helena. Siamak marah dengan keputusan Sushima karena membawa kembali Helena ke istana. Sushima sangat yakin “Semua orang akan mendapatkan lebih dari pada itu, mereka akan berfikir jika itu hanyalah hayalan anak kecil”. Kedua sudara berdebat tentang masalah tersebut. Sushima mengatakan “ Siamak khawatir dengan Ibu suri, dan semua orang yang ada di istana ini sekarang waspada, jika Ibu suri Helena tertangkap maka hasilnya akan lebih menakutkan “. Mahamatya “Kita bertiga harus berpencar untuk segera mencari ibu suri Helena “
Helena berjalan di koridor istana dengan menutupi dirinya dengan dupttanya, Nayak menyebar prajuritnya kearah yang berbeda untuk mencari segala macam penipu yang menyusup masuk ke dalam istana, Helena keluar dari tempat persembunyiannya. Ashoka datang dari arah yang berlawanan sehingga Helena kembali berdiri di balik pilar dan perlahan-lahan bersembunyi. pendengaran Ashoka mendengarkan suara gemerincing gelang kaki saat ia kan kembali berjalan, Ashoka berbalik namun tidak menemukan apapun yang ada disana terkecuali ia hanya melihat Sushima sedang berjalan di kortidor yang sama.
Sushima masih mencari ibu suri Helena. Ashoka mengatakan pada dirinya sendiri saat ia melihat Sushima “Kau juga akan mencari penitpu bukan malah mencemaskan akan sesuatu”. “Ketika aku berbicara tentang ide bahkan tidak akan pernah menunjukkan minatnya”. Kemudian Ashoka mengatakan pada Sushima “ Aku memiliki tanggung jawab urusan di dalam istana ini, jadi aku akan mencari penyusup itu, kau jangan bergitu penasaran”. Siamak menambahkan “ Penipu itu di temukan dikamar Sushima, ini tanggung jawab kita semua karena hal itu berkaitan dengan Magadha”. Ashoka bertanya-tanya “Bagaimana kau mendadak bergitu menghawatirkan Magadha, mengapa hari ini kau selalu berada di samping Sushima?”. “Lagipula, ingatlah jika aku selalu mengawasi kalian berdua”. Ashoka pergi, sementara itu Sushima dan Siamak melanjutkan pencarian mereka.
Bindusar berjalan di koridor lain diistana, ia terus bersama dengan Vitaashoka dan Rani Dharma, sementara itu Cahru yang juga bediri disana berfikir “Aku akan pergi menemui raja sekarang disaat Dharma tidak ada, pertama aku akan berdandan”.
Semua prajurit di sebar untuk mencari penyusup yang telah masuk ke dalam istana. Ibu suri Helena masuk kedalam ruangan Cahru, Nayak bersama dengan prajurritnya mendengar suara gelang kaki masuk kekamar Charumitra, Nayak bertemu dengan Cahru, namun cahru meminta pada Nayak untuk meninggalkannya.
Cahru masuk kekamarnya dan menutup pintu dari dalam. Cahru duduk didepan menja rias untuk mempercantik dirinya. Helena ada diruangan yang sama, ia bergitu sangat senang ketika melihat Charu. Namun Cahru dikejutkan dengan sebuah cermin yang terjatuh dan pecahan kacanya memantulkan bayangan Helena yang sedang tersenyum pada Cahru, Cahru kaget melihat pecahan cermin tersebut dan menjerit saat melihat bayangan ibu suri Helena nyengir kepadanya. Ashoka, Sushima dan Siamak bergegas berlari kekamar Cahru saat dikagetkan dengan jeritan Cahru mereka bergegas kekamarnya.
Ibu suri Helena mengatakan pada Cahru agar ia tenang “Ini aku”. Vitaashoka, Dewi Dharma dan Mamatya juga datang kekamar Cahru. Vitaashoka bertanya pada Cahru “Apa kau juga melihat hantu?” Cahru mengatakan “Iya”. Ashoka meminta keterangannya kebih terperinci, namun Raja Bindusar tidak mengijinkannya “Vitaashoka hanyalah anak kecil, lalu bagaimana kau bisa mempercayai hantu?”
Vitaashoka mengatakan “Ibu Badi/ Ibu tiri (Cahru) terlihat sangat kuat, mengapa dia menakut-nakuti sesorang ketika ia sendirian, bukankah ini begitu menakutkan “. Cahru hanya menganngguk saja. Nayak menyembunyikan senyumnya. Vitaashoka berbagi jika ia begit sangat ketakutan dengan hantu yang dilihatnya.
Bindu memberitahu dan menolak tentang semua ucapan Vitaashoka “Hari ini kau menakut-nakuti semua tamu yang ada di istana ini saja, apa kau akan sangat menyukainya”. Ashoka mengatakan “Ayah benar, tidak ada hantu disini, jika memang ada satu, aku akan menemukannya”. Vitaashoka meminta ayahnya untuk tidur bersama denganya di malam hari, Bindusar setuju dengan permintaannya. Semua orang pergi namun Sushima masih bertanya-tanya tantang keberadaan Ibu suri Helena pada cahru "Ibu dimana ibusuri?".
Semua putri berkumpul di koridor istana, Putri Anantha terus mengoceh dan merasa jetakutan, begitu juga dengan putri Shriti yang ketaktan dan terus memegangi tangan ibunya, ia merasa sangat takut saat hantu disebutkan dan berkeliaran diistana, putri Chanda bersama putrid Anandini menghentikan langkah kaki mereka, Chanda juga tampak ketakutan dan berdoa kepada dewa lalu Anandini berharap jika dirinya tidak benar-benar menghadapi hantu untuk mendapatkan Ashoka. Padmawati (Kaurvaki) bersama dengan Devi juga berada di kordidor istana yang sama, Padmawati (Kaurvaki ) yakin jika ada beberapa raihasia, “itu bukanlah hantu, apakah kehidupan Ashoka dalam bahaya?” Aku harus mencari tahu”. Devi memberi saran agar putri Padmawati (Kaurvaki) “ beristirahat untuk saat ini karena kondisinya belum pulih, semua orang sedang mencari tahu tentang hal itu, dia akan di temukan”. Devi membawa Padmawati pergi besama dengannya.
Helena masih dikoridor berjalan sendirian dan mencari tempat persembunyiannya “Aku tahu setiap sudut istana ini, aku harus berhasil menyembunyikan diri ku untuk tetap menjaga dengan aman rahasia tentang Gondna dari Ashoka, aku tidak akan pernah membiarkan jika Ashoka menangkap ku”. Helena kembali bersembunyi saat ia melihat Nayak yang kebetulan lewat di sana besama dengan pasukannya. Bindusar dan Helena pergi ke arah yang sama dengan Helena. Helena bersembunyi di lemari di kamar Bindusar.
Dikamar Bindusar, Dewi Dharma bertanya pada Bindu “Mengapa kau begitu cemas?”. Bindusar membantahnya “ Aku hanya teringat dengan ucapan Mahamtya beberapa jam yang lalu disinu, ia membicarakan tentang hantu ibu suri, aku hanya bingung memikirkan hal yang sama, tapi aku tidak merasa ketakutan, aku hanya berfikir, kau pergilah menemani Vitaashoka, aku akan segera mencari mu”. Helena mengintip dan mendengarkan pembicaraan mereka.
Dewi Dharma pergi. Petir pun menggelegar, angin meredupkan Cahaya lilin diya, kamar Bindu sektika menjadi sangat gelap. dengan naluriahnya Raja Bindusar merasakan kehadiran seseorang di lemarinya. Ia mengerluarkan pedangnya dan terus menuntut untuk tahu siapakah orang yang ada di dalam lemarinya.
Bindusar perlahan-lahan melangkahkan kakinya mendekati lemarinya, saat ia membuka lemari dan ia terkejut ketika melihat wajah Ibu suri Helena ada di hadapannya dengan rambut panjangnya yang terurai, Bindusar terkejut mengatakan “Ibuuu kau masih hidup”. Bindu kaget dan menjatuhkan pedangnya dan melangkah mundur menjauhi lemari karena dikejutkan dengan kehadiran Helena dengan samar wajah yang sangat pucat dengan rambut yang terurai, cahaya petir menerangi kamar Bindu yang gelap, Bindusar memegang dadanya yang terus kesakitan dan ia terjatuh pingsan di lantai.
Keesokan paginya, semua anggota keluarga berkumpul di kamar Raja Bindusara saat ia ditemukan pingsan. Tabib sedang memeriksa kesehatanya. Ashoka ingin tahu “Bagaimana ini bisa terjadi?”. Dewi Dharma mengatakan “Tabib bilang, ayah mu melihat sesuatu hingga ia jatuh pingsan”. Ashoka menolak untuk tidak mempercayainya jika ayahnya mempercayai hantu itu ada diistana. Mahamatya mengulangi semua pendapatnya tentang hantu dan pemujaan, namun Bindu menyebutnya lebih dari pada hanya kebentulan. Sushima bertanya pada ayahnya (raja Bindusar) “Ayah apakah kau meragukan sesuatu?.
Bindusar membicarakan tentang semua kebetulan sejak Mahamatya datang menemuinya dan membicarakan tentang ibu suri helana. Sushima dan Siamak mencona untuk memahami ideology (cara pandang) ayahnya tentang hantu dengan pendapat yang kontra (tidak setuju).
Bindu mengatakan pada semua anggota keluarganya “Apa yang aku lihat semalam, hal itu bukanlah hal yang biasa “Aku melihat sosok hantu ibu suri Helena ada di dalam lemari ku” dan Bindu menolak untuk melakukan puja agar jiwa ibu suri tenang, Bindu mentakan “Aku tidak akan melakukan puja untuk seorang penghianat seperti dirinya, tapi aku akan melakukannya untuk membebaskan istana ini dari hantu, kami akan berdoa untuk kedamian kami”.
Sushima bernar-benar sangat puas dengan idenya menyembunyiakan Ibu suri diistana bukan di gua. Sebuah kilas balik di tampilkan saat Ibu suri bersumpah akan mengirimkan Ashoka ke Pataal loka karena baginya Ashoka sudah memberikan masalah di usianya yang sekarang ini. Kilas balik pun berakhir.
Raja Bindusara meminta pada Mahamatya membuat pertemuan untuk upacara puja, kemudian sesorang membawakan pesan untuk raja Bindusar. Sushima berfikir “Rencana ku akan benar-benar berhasil, sekarang tidak akan ada yang dapat untuk menyelamatkan Ashoka. Sushima tersenyum puas karena semua rencananya berhasil.
Precap: Ashoka mengatakan pada Kaurvaki “aku menginginkan sesuatu sebagai imbalan untuk semua yang sudah aku lakukan”. Kaurvaki mengatakan “ Aku bahkan bisa mengorbankan hidup ku untuk mu”. Ashoka meminta Kaurvaki untuk meninggalkan Patliputra. Dewi Dharma datang ketika putri padmawati (Kaurvaki) sedang membersakan semua barang-barangnya dan ia akan memutuskan pergi dari istana Magadha. Lalu dengan sepontan Rani dharma memanggil “Berhenti Kaurvaki”. Kaurvaki terkejut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar