Kamis, 21 Juli 2016

CAS 386 : PUTRI PADMAWATI (KAURWAKI) AKAN PERGI MENINGGALKAN ISTANA, NAMUN DEVI MEMANGGIL RANI DHARMA. RANI DHARMA MENGETAHUI JATI DIRI PUTRI PADMAWATI YANG SEBENARNYA ADALAH KAURWAKI YANG MENCINTAI ASHOKA. SUSHIMA DATANG MENEMUI PADMAWATI MEMPERTANYAKAN PERASAAN YANG SEBENARNYA, NAMUN PADMAWATI MENOLAK SUSHIMA DAN MENUDINGNYA BAHWA SUSHIMA HANYA BERNAFSU DAN MELUKAI TANGANNYA DENGAN PISAU

Skrip Sinopsis : Kamis, 21 Juli 2016. Kode CAS : 20.07 
TAYANGAN ONLINE : DESI TASHAN TANPA SUBTITTLE
STT ONLINE : BY POOJA http://www.desi-tashan.info/




Ashoka mendatagi kamar putri Padmawati (Kaurwaki), Ashoka bilang "Aku ingin kau pergi dari Pataliputra dan kembali kerumah mu, buatlah ini sebagai pertemuan terakhir antara kau dan aku, lupakan aku dan juga tujuan mu, berjajilah kau akan setuju walaupun kau berkata tidak". Kaurwaki menangis, Ashoka mengulurkan tangan jearahnya, dengan ragu kaurwaki menggenggam tangan Ashoka, dengan berat hati mereka berdua terus memandang satu sama lain, Kaurwaki terys menatap Ashoka dengan mata memohon, namun Ashoka meleoaskan genggaman tangannya dan bergegas pergi. Kaurwaki begitu sangat sedih, akinya lemas dan ia duduk dilantai dengan posisi tangan mengulur meskioun Ashoka telah pergi dari hadapannya, namun Kaurwaki masih mengulurkan tangannya dan menangis sedih.

Devi bergegas datang untuk nenemui Kaurwaki, " Apa Ashoka katakan?" Kaurvaki " Ashoka mengenali ku, Ashoka tahu siapa aku". Kaurwaki hany terdiam dan hanya menangis sedih.
Devi bertanya pada Kaurwaki " apa yang Ashija katakan pada mu?" Kaurvaki menjawab " itu tidak perlu, Aku tahu Ashoka ku berbicara dengan cintanya, hari ini Ashoka tahu aku Kaurwaki, Dia tahu itu"
Devi berpikir "Ashoka tidak ingin menunjukkannya". Devi bertanya pada Kaurvaki "bagaimana kau begitu yakin?". Kaurvaki mengatakan" Ashoka ku hanya bisa meminta apa pun yang dimintanya hanya jwtika Ashika tahu akulah cintanya, Kaurwakicdan Ashoka tidak akan berfikir satu sisi saja". Devi bingung " Aku seharusnya merasa senang jika pada akhirnya Ashoka mengakui mu, apa yang Ashoka katakan pada mu Kaurwaki?"

Kaurvaki bilang " aku tidak tahu apakah itu baik atau buruk, ia meminta aku bersumpah demi cinta ku". Kaurwaki mulai mengemasi barang-barangnya
Devi bertanya " apa yang sedang kau lakukan" . Kaurvaki menjelaskan " Ashoka meminta ku untuk pergi dari sini". Devi bergegas datang menemui Rani Dharma. Devi akan mengatakan Padmawati (bukan bilang nama kaurwaki) akan pergi meninggalkan istana" Dharma bingung, Devi membawa Rani Dharma bersama dengannya.

Ashoka dan Acharya Radagupta membahas tentang Virat diluar istana ketika Ashoka akan berangkat ke lokasi sumur tua tersebut. Ashoka berencana untuk pergi ke sumur tua untuk mencari beberapa petunjuk tentang keberadaan Virat. Ia berangkat dan menunggangi kudanya.

Kaurvaki berdiri tertegun di kamarnya dan menangis saat melihat Ashoka telah pergi meninggalkan istana, ia mengingat saat melihat Ashoka pergi meninggalkan istana. Kaurwaki berpikir tentang saat diselamatkan ketika dirinya jatuh ke jurang itu dan Ashoka menyelamatkan dan merawatnya. 
Padmawati berbalik dan ia akan mengambik kotak pakiannya, namun saat itu ia di kejutkan dengan kedatangan Rani Dharma kekamarnya.

Rani Dharma mengatakan " kau akan pergi?" Kaurvaki menatapnya heran. Dharma mengatakan pada putri Padnawati (Kaurvaki) " kau tidak perlu pergi ke mana pun, Anda akan tetap tinggal di istana ini".
Kaurvaki hanya menangis sedih dan ia bertanya pada Rani Dharma " apakah kau tahu aku mencintai putra mu?" Dharma hanya mengangguk mengatakan lada putri pasmawati ( Kaurwaki) " Aku ingin kau menjadi istri untuk putra ku, Aku tahu hal itu bahkan sebelum kompetisi dimulai, kaulah yang terbaik,gadis yang cocok untuk putra ku".

Ditampilkan saat Ashoja ketakutan mencari Rani Dharma dan ua bergegas datang membawa ibunya untuk nengobati Kaurwaki

Putri Padmawati (Kaurvaki) berusaha untuk neminta izin untuk menanyakan sesuatu pada Rani Dharma, tapi Rani Dharma hanya mengangguk.

Kaurvaki bertanya "apa yang akan kau lakukan jika Samrat meminta mu untuk melakukan sesuatu?". Dharma menjawab " setiap kata yang sanrat ucapkan akan menjadi rangka bagi ku".
Kaurvaki mengatakan " Aku menerima putra nu sebagai suami ku, taoi Ashika ingin aku pergi dari sini, aku tidak bisa nengingat rasa sakit saat sakah satu yang kau cintai lebih dari diru mu untuk melakukan sesuatu, jau bisa memberikan segalanya untuk cinta mu, tapi aju sudah membuat janji"
Putri Padmawati (Kaurvaki) mengambil barang-barangnya dan mulai akan pergi namub ketika itu Dharma berteriak " Berhenti Kaurwaki" Kaurwaki menjatuhkan kotaknya karena terkejut, Kaurwaki berbalik dan Rani Dharma membentangkan tangannya, Kaurwaki segera berlari dan memeluknya, mereka berdua berbagi pelukan, Kaurwaki bertanya pada Rani Dharma " Kau tahu aku, sejak kaoan dan bagainana kau mengenali aku?"
Rani Dharma menjawab "aku seorang ibu. kapanpun bisa membaca mata anak-anaknya, aku sudah melihat itu dari matanya, aku sudah melihat berapa banyak yang sydah kau lakukan kepadanya".

Devi mengatakan pada Rani Dharma " sekarang hanya kau yang dapat menghentikannya, saat ini Ashoka menjadi Chand"
Rani Dharma setuju untuk memberikan sebuah pada pepatah tentang Ashoka. Dharma menjawab " kau mengambil keputusan dalam kemarahan mu, bukan kau yang harus disalahkan untuk itu, aku akan mengatur segalanya".
Kaurvaki bilang pada Rani Dharma " Aku sudah membuat janji untuk Ashoka, aku tidak bisa meutusjannya". Dharma neyakinkan Kaurwaki dan mengatakan " aku bisa membebaskan mu dari janji ini, aku ibunya, setelah semua ini terjadi, aku ingin kau bersama Ashoka, untuk alasan yang sama karena Ashoka meminta mu untuk pergi meninggalkan dirinya, tapi Ashoka akan membutuhkan diri mu untuk memenuhi mimpinya". " Ashoka tidak bisa melihatnya, tapi aku bisa, kau akan berdiri kuat sebagai perisai dalam perjuangannya". Mereka berdua kembali berpelukan lagi. Devi bergabung dengan mereka, Rani Dharma meminta Devi untuk melakukannya.

Di kamar Rajamata Helena, Siamak sedang berkemas membereskan semua baju dan semua perlengkapan Rajamata Helena. Siamak berfikir “ Helena sudah terlalu tua, tapi dia masih menginginkan untuk perawatan dikerajaan atau di manapun ia tinggal, aku akan segera kegua”
Vitaashoka saat itu datang dan bertanya kepada Siamak tentang hal itu, namun Siamak mengatakan “ Apakah itu begitu sangat penting buat mu?”. Kemudian dengan sangat kasar, Siamak mendorong Vitaashoka hingga terjatuh, Vitaashoka kesakitan.

Tanpa Rani Dharma, Padmawati (Kaurwaki) dan Devi sadari, Sushima sedang mengintip kedalam ruangan Kaurwaki dari luar. Rani Dharma mengatakan “ Biarkan saja nanti Ashoka akan segera kembali, aku akan mengatur segalanya dengan benar, kau jangan menghawatirkannya” Devi dan Rani Dharma pergi dari sana. Saat itu Kaurwaki sedang berfikir “ Sekarang Tidak akan ada lagi orang yang dapat memisahkan aku dengan Ashoka”
Saat Sushima akan memasuki kamar Padmawati (Kaurwaki) Rani Cahrumitra menghentikan Sushima dengan mengatakan pada Sushima” Kau jangan membuang waktu mu hanya untuk orang-orang yang tidak berguna, aku hanya ingin kau hanya tetap fokus hanya pada putri Chanda”.

Sushima mengatakan pada ibunya” itu akan ditentukan apakah aku akan menikahi dengan siapa, Padmawati akan bertemu dengan nasibnya hari ini”. Sushima menghentikan ibunya agar tidak mencegahnya. Diluar Cahru berfikir “Itu akan menjadi masalah jika Sushima tidak akan membahayakan bagi Kaurwaki”. Sushima berjalan akan masuk kedalam kamar Kaurwaki. 

Saat itu didalam kamar Padmawati sedang sendirian, ia mengembalikan kotak pakiannya yang terjatuh di atas meja, dan dikejutkan dengan kedatangan Sushim yang sedang berjalan di dalam ruangan putri Padmawati (Kaurwaki), Sushima mengatakan pada Padmawati“ Kau tidak menunggu ketika kau memilih untuk melakukan hal itu?”. Padmawati (Kaurwaki) bingung melihat Sushima ada didepan matanya. Sushima mengatakan lebih jelas “Aku membicarakan tentang kemarahan ku, kau sudah mempermainkan mereka, aku hanya mendengar semua ucapan mu jika tidak ada yang memisahkan mu dari Ashoka, mengapa kau memuat aku merasa jika kau hanya mencintai Ashoka?”. “Aku sudah mengasihi mu begitu banyak, aku sangat mencintai mu, lalu mengapa kau membangunkan luapan amarah yang tersembunyi dari dalam diri ku?”.

Sushima berjalan disekitar Putri Padmawati (Kaurwaki) sambil terus berbicara dengannya dan berusaha ingin menyentuh pundaknya namun enggan“ Aku jatuh cinta pada mu, tapi mungkin kau tidak akan menyadarinya, ketika kau menyentuh ku, hati ku telah banyak untuk merajut impian. Sekarang aku dating untuk mengetahuo seluruh rencana mu, mengapa kau melakukan ini pada ku?”.
Putri Padmawati (Kaurwaki) melangkah mundur mengatakan pada Sushima “ Itu tidak di sengaja, aku meminta maaf pada mu, aku tidak tahu kau akan mulai merasakan jatuh cinta pada ku”
Sushima bilang “Permintaan maaf mu tidak akan mengakhiri masalah ini”. Padmawati (Kaurwaki) mencoba untuk pergi namun Sushima menghalangi jalannya dengan mengatakan “ Kau sudah membuat kesalahan sehingga kau akan di hukkum, ini akan menjadi hukuman yang sangat manis dan akan memuaskan rasa lapar dari tubuh ku dan kau”.

Putri Padmawati (Kaurwaki) mendorong Sushima, Padmawati (Kaurwaki) mengatakan “O, jadi inilah wajah asli kemarahan mu?” Padmawati (Kaurwaki) bilang pada Sushima “Ini bukanlah cinta tapi nafsu, aku pernah mendengar tentang kejahatan mu, tapi aku sudah melihatnya hari ini dengan mata ku sendiri”.

Sushima bertambah marah dan berteriak “Padmawati, tetaplah pada batas kemampuan mu, tidak akan pernah ada wanita yang akan menikah”. Sushima mencoba menyerang, tapi Padmawati menyakiti Sushima dengan pisau yang ada dikeranjang buah dan membuat barang pecah karena tersenggol, Sushima memegangi lengannya yang terluka, ia terkejut dan kesakitan.

Padmawati memperingatkan Susima dengan mengarahkan pisau mengatakan “Pikirkanlah akibat dari nafsu mu, jika kau menganggap aku hanya menjadi wanita yang tidak berdaya, tapi dewi durga hanya akan berakhir menjadi setan”. Sushima mencoba untuk menghindari namun saat itu Samarat Bindusar mendengarkan suara kebisingan “ Apa yang sebenarnya terjadi?” 
Bindusar memutuskan untuk datang pada arah keributan tersebut.

Saat itu, Samrat Bindusar datang kekamar putri Padmawati dan bertanya pada mereka berdua “Apa yang terjadi?” namun Sushima menyembunyikan luka begitu juga dengan Kaurwaki menyembunyikan pisau, Sushima membuat cerita jika ia hanya kebetulan lewat dan kemudian datang bertemu dan membantu Padmawati di kamarnya, Padmawati bilang “Aku hanya ingin sendirian untuk beberapa waktu”. Sushima dan Samrat Bindusar pergi meninggalkan mereka berdua namun Sushima memperingatkan Padmawati jika ia tidak akan pernah membiarkan Ashoka menjadi miliknya dan Sushima pergi dari kamarnya.
Cahrumitra bertemu denga putri Chanda dikoridor, Cahru begitu sangat gelisah “ Sushima terluka, apa kau mempunyai obat”. Chanda panik mengatakan “Aku akan mendapatkannya”. Cahru tersenyum.

Cahrumitra datang membawakan nampan berisi peralatan oba, ia datang ke kamar Sushima dan mengobati luka di lengan Sushima, bahkan Cahru mengatakan untuk menentangnya putranya, Cahru mengarakan “Chanda benar-benar menghawatirkan Sushima, dia lebih berfikiran jauh tentang rasa sakit, tapi dengan manisnya ia mengobati luka di tangannya untuk meringankan rasa sakit”. Cahru melihat mereka berdua dan tersenyum, sushima dan putri Chanda terus mencuri pandang pada Chanda menipu luka tangan Sushima masih mengelurkan darah segar dan kemudian membalut luka setelah ia memberikan obat untuk lukanya. Sushima mengucapakan terima kasih. Chanda kemudian pergi dari kamar Susima. Cahru melihat luka Sushima “Kau hanya membutuhkan wanita seperti Chanda, dia hanya akan dapat menyembuhkan luka dan bukan menyakiti mu”. Namun Sushima bersikeras akan menghukum putri Padmawati (Kaurwaki) dengan memberikan mayat Ashoka.

Dikamar Samrat Bindusar, Samrat Bindusar akan melihat luka Vitaashoka, namun dengan santainya Vitaashoka menolak“ Ayah, aku sengaja bertabrakan dengan kakak Sushima, ia membawa tas penuh dengan sari dan hal-hal yang berhubungan dengan aksesoris wanita, aku saat itu bertanya padanya tentang hal itu, tapi Siamak tidak mau menjawabnya”. Samrat Bindusar sangat kecewa dengan rekasi Siamak, Mahamatya mencoba untuk menenangkannya tapi sia-sia. Bindusar akan pergi untuk mempertanyakan semuanya pada Siamak. Mahamatya berfikir “Bagimana jika pada akhirnya Samrat mengetahui dari Siamak jika sebenaranya Rajamata Helena Masih hidup?”.

Ashoka sampai pada sumur tua raksaksa tidak ada orang disana, ia berfikir tentang Virat dan ketidaksukaannya pada Rajvanshi, tampaknya Virat hanya berlindung disekitar sumur kosong dan lama, dan tidak aka nada yang bias untuk dapat mendekati itu.
Beberapa orang menyebut itu sebagai pintu nereka, sementara beberapa lagi menyebutnya itu sebagai kematian mereka. Ashoka melemparkan batu besar kedalam sumur namun ia tak mendengar suara apapun. Dua orang pria datang dan menerjunkan diri mereka kedalam lubang besar pada sumur tua raksaksa itu.

Kilas balik menunjukkan ketika Ashoka membahas tentang titik yang sama pada sumur tua raksaksa yang telah lama kosong dengan Radhagupta memakai replika sumur. “Siapapun yang masuk kedalam sana tidak akan pernah dapat kembali”. 

Hari berikutnya mereka mengirimkan seorang prajurit dengan menggunakan tali untuk memerikasa hal yang sama, kira-kira tali diturunkan sekitar 100 kaki tapi tetap tidak mendapatkan tanda apapun, saat itu tali telah di potong pada saat mereka menariknya ke atas, dan mereka memutuskan untuk tidak mencoba mencari tahu tentang kebenaran itu. Kilas balik berakhir.

Ashoka akan mencari kebenaran di sumur tua itu, bahkan jika harus melompat masuk kedalam sumur tua itu “Aku tidak mempunyai pilihan lain”. Ia memegang kalung pemberian Kaurwaki “ Jai Jnaani”. Ashoka melompat masuk kedalam sumur tua.

Precap: Virat sedang berdiri mengatakan pada Ashoka “ kau akan dapat mengambil Nirankush jika kau bertarung dan berhasil mengalahkan seekor elang raksaksa milik ku, tapi jika kau gagal untuk melakukannya, maka kau akan menjadi makan siangnya”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar