Selasa, 05 Juli 2016

CAS 374 : BINDU MEMINTA AGAR SEGERA MENAGGILKAN TABIB, SUSHIMA AKHIRNYA SADAR SIAMAK KECEWA JIKA SEMUA RENCANANYA TELAH KEMBALI GAGAL, KAURVAKI SALAH BERBICARA MENGUNGKAPKAN ISI HATINYA KEPADA SUSHIMA DENGAN MENDEKAPNYA DARI BELAKANG.

Naskah sinop :JUMAT , 05 Juli 2016. Kode CAS : 04.07

Di ruang pertemuan, suasana begitu sangat menegangkan setelah nasib buruk yang menimpa pangeran Sushima sudah memakan makanan dari tangan Kaurvaki, Sushima terjatuh tidak sadarkan diri, Ashoka segera memeluk saudara tirinya.”Sushima”.
Semua orang terkejut saat mengetahui jika ada sesorang berusaha untuk meracuni makanan. Cahru menangis histeris saat melihat putranya tergeletak tidak sadarkan diri wajah Sushima membiru, Cahru mendorong Ashoka “Menyingkir kau pembunuh jangan kau sentuh putra ku”

Cahru mengatakan “ Aku tidak akan membiarkan sesuatu terjadi pada putraku”. Saat itu Bindu yang terkejut segera meminta agar sesorang memanggilkan tabib istana segera datang.
Semua orang menjadi sangat panik saat itu, Chanda bertanya dan menyalahkan Kaurvaki dan ia menangis “Mengapa kau melakukan ini, jika memang kau tidak pernah mencintainya lalu mengapa sekarang kau mau membunuhnya?” Kaurvaki menyangkal “Aku tidak tahi bagaimana racun itu ada di makanan yang telah ku buat”. Namun Chanda meragukannya “Hanya kau saja yang dapat melakukannya”.
Kemudian, Siamak yang sejak pertama kali pertandingan masak di mulai selalu mengawasi dibalik tirai keluar dari tempat perembunyiaanya, Siamak langsung menuding dan menuduh Ashoka yang dapat melakukan semuanya tanpa memegang bukti atas semua tuduhannya.

Radhagupta ikut berbicara untuk mendukung Ashoka “Aku tidak yakin Ashoka yang sudah melakukannya kita harus menyelidikinya terlebih dahulu”, namun Mahamatya langsung memmanfaatkan kesempatan untuk menuduh dan memojokan Ashoka dengan mengatakan “ Ashoka bisa saja melakukannya, ia selalu menentang keputusan samrat sejak kecil, kami semua yang berada disini merupakan saksi, Ashoka sudah berubah menjadi Chand”
Siamak mencoba untuk memanfaatkan kesempatan dan berbicara untuk menjelekan dan menentang Ashoka, namun Ashoka mengingatkan pada Siamak “Itu bukanlah sifat Maurya untuk menyerang dan menusuk sesorang dari belakang”.

Siamak tidak mau kehilangan kesempatan emas, ia segera mengambil kesempatan lain untuk mengingatkan pada Samrat Bindusar dengan semua janjinnya, Siamak mengatakan pada Samrat Bindusar “Bukankah kau saat itu mengatakan ketika menghentikan Sushima dan Ashoka, ketika baik Sushima maupun Ashoka mati maka kau juga akan membunuh putra mu yang masih hidup, kau harus segera memutuskannya sekarang , ini harus di pertimbangkan jika seorang raja melakukan tugasnya hari ini atau jika seorang ayah tidak akan menginginkan putranya yang lain akan mati setelah kehilangan satu dari putra mu”.
Dua orang tabib istana saat itu datang ke ruang pertemuan, kemudian tabib segera memerikasa keadaan Sushima, semua orang Nampak tertengun termasuk para peserta calon istri untuk pangeran Ashoka dan Pangeran Sushima. Cahru meminta pada samrat untuk melakukan keadilan “Putra Dharma tidak akan tertap hidup jika sesuatu terjadi pada putra ku, kau juga harus mengatakan hal yang sama sebagai samrat”.

Dharma mengatakan “ Kau tidak bisa melakukannya, aku tahu putra ku dengan sangat baik, putra ku tidak akan pernah melakukan hal seperti ini, Ashoka tidak bersalah”. Dalam kemarahannya Bindu mengatakan “Inilah apa yang ku takuti, aku sudah merasakan Ashoka akan kembali merusak kepercayaan ku saat aku mulai kembali mencoba untuk percaya padanya” Aku sudah mengingkari janji ku, aku kaisar Bindusar, raja dari Magadha tidak akan melanggar janji ku, aku akan tetap hidup seperti kata-kata ku, aku telah melakukan hal yang sangat menjijikan, dank au akan di hokum untuk itu, kau tekah membunuhnya, aku pun tidak akan pernah membiarkan mu hidup”. Kemudian Bindusar mengarahkan pedangnya ke leher Ashoka dan membuat Ashoka dan semua orang terkejut. Namun Tabib mengatakan “Sushima masih hidup”. Semua orang Nampak lega kecuali Siamak yang penuh dengan kekecewaan.
Tabib kembali memeriksa kening dan urat nandi pada pergelangan tangan Sushima benar-benar sangat lemah dan menyimpulkan “Sushima masih hidup”. Mahamatya yang sudah pucat karena syok, ia segera menyadari jika Sushima masih memiliki kekuatan bahkan setelah kematian Tantric. 
Bindusar meminta pada tabib untuk segera melakukan sesuatu, ia mengatakan pada tabib “Aku ingin melihat anak ku hidup dan kembali bernafas”. Mereka membawa Sushima kembali kekamarnya atas semua perintah Bindu tabib istana melakukannya. Sesorang membawakan tandu dan mereka segera membawa Sushima ke kamarnya. Radhagupta meyakinkan Ashoka dan memintanya untuk masuk kemudian Ashoka juga pergi dari sana setelah mereka membawa Sushima begitu juga Chanda yang begitu sangat menghawatirkan Sushima yang masih lemah ia ingin berada disamping Sushima, namun Radagupta menghentikannya mengatakan pada putrid Chanda “Hanya anggota keluarga kerajaan yang bisa pergi kesana” Radhagupta pergi, Chanda menangis sedih dan ia mencakupkan tangannya berdoa pada dewa untuk keselamatan Sushima.

Kaurvaki berfikir, sangat menyesal dengan semua yang telah terjadi“ Aku tidak pernah membayangkan akan berdoa untuk orang yang telah membuat Ashoka dan keluarganya tersikas, saat aku hanya akan berdoa dengan keyakinan ku bahwa Ashoka akan aman dan tetap hidup sehingga Ashoka tetap bisa mendapatkan haknya untuk hidup”.
Di kamar Sushima, tabib masih memeriksa Sushima, Sushima bisa di selamatkan meskipun itu tugas yang sangat berat, Dharma memberikan sebuah pemecahan masalah, Tabib mengatakan “Apakah hal itu dapat berguna?”.

Dikamar Sushima, keluarga kerajaan berkupul dan tabib masih berusaha melakukan hal terbaik untuk Sushima, saat itu Rani Dharma yang berada disana mencoba untuk mendekati Sushima dengan sangat marah dan kesal, Charu memberitahu pada Dharma “Putra mu kembali akan mencelakai putra ku, kau sudah lihat dan pasti kau puas melihat keadaannya, aku ibunya dan Jauhi putra ku”.
Bindu mencoba menenagkan Cahru bahwa saat ini hidup Sushima lebih penting dari pada kemarahannya, Cahru tetap pada pendiriannya” Ayo apa yang mungkin, aku tidak akan pernah membarkan Dharma berada dekat dengan anak ku”. Ashoka memberitahu pada ibunya untuk membiarkannya “Sekarang kami akan melihat apa yang akan terjadi, kami akan melihat jika salah satu putra dari Samrat Bindusar selamat atau tidak”
Siamak menuduh Ashoka jika pikiran Ashoka terlalu negatif “ Bagaimana Ashoka bisa mengatakan hal seperti itu pada saat saudaranya sendiri sedang berjuang dengan kematiannya?” Bagaimana Ashoka bisa begitu sangat cepat emosi terhadap saudara dan juga keluarganya sendiri?”
Ashoka berbicara tentang India dan mengisyaratkan Siamak dan membuat bingung Samarat Bindusar “Apa maksud mu?”. Siamak mengatakan “ Bagaimana aku dapat mengerti apa yang telah kau katakana saat aku sendiri tidak mengerti apa yang sebenarnya kau katakana”. Bindu menadang mereka berdua.

Ashoka bilang pada Siamak yang dari tadi mencoba menghasut samrat Bindusar “ Siamak, Aku sama sekali tidak memahami dan mengerti apa yang kau bicarakan, tiadak ada satu orang pun di istana ini yang bisa mengerti dengan maksud mu, itu wajar bagi mu untuk menunjukkan rasa cinta dan rasa peduli terhadap ayah mu tercinta”. Kemudian Bindu bertanya pada Ashoka “Apa maksud mu?”. Ashoka meminta agar Bindu untuk meminta Siamak yang menjelaskan dengan maksud yang Siamak katakan
Disisi lain, tabib masih merawat Sushima yang masih lemah dengan menusuk jarum di jari Sushima, tabib istana juga menjelaskan jika hal yang sedang ia lakukan akan berhasil maka segera akan ada hasilnya hanya akan positif, kemudian Tabib mencabut dan melihat jarum dan mengatakan "Sushima masih hidup".

Siamak berfikiran “Sushima harus mati minimal hanya untuk dewa mau mengambilnya dengan cepat, sehingga Ashoka pun akan mati dan dengan demikian aku akan segera memenuhi janji yang telah ku berikan pada mendiang almarhum ayah ku”. Saat itu, Sushima mulai sadar dan wajahnya kembali normal dan tidak membiru seperti saat ia terkapar ketika di racuni, Sushima terentak dan melihat sekelilingnya dan bingung saat semua orang telah berkumpul, Sushima bangkit dan langsung duduk ia tampak begitu sangat sehat dan menatap Ashoka dengan sangat sinis, lalu Cahru memeluknya dengan sangat bahagia “Putra ku Sushim, aku senang kau masih hidup”. Sushima menatap Ashoka dan mengatakan dengan sangat sinis “Apakah kau tidak senang melihat aku?. Bersabarlah, tidak aka nada yang terjadi kepada ku, tidak aka nada yang bisa melakukan apapun kepada ku”. Ashoka hanya tersenyum dan diam .
Ashoka berfikir “Sebelumnya Aku belum pernah mereasa sebahagia ini ketika melihat kau hidup, kau belum layak untuk mati dengan begitu mudah, dan aku sangat menghormati mu kak”
Sushima berfikir “Aku sudah kehilangan kesempatan untuk membunuh Ashoka hari ini, bahkan itu akan menjadi kesalahan tersbesar ku”. Bindusar mengumumkan “keadilan akan di lakukan besok di pengadilan, dan ia meminta jika putrid Padmawati harus memiliki alasan dan bukti yang sah dan aku pun akan menghukumnya jika ia terbukti bersalah”. Ashoka dan Rani Dharma menjadi sangat tegang.
Malam hari di kamar Devi dan Kaurvaki Devi mengakui alasannya pada Kaurvaki “Aku yang sudah memasak makanan untuk Kaurvaki “Itu hanya akan menjadi kesalahan ku, saat itu sesorang pria datang saat semua orang pergi dan aku tidak bisa melihat dan mengenali wajahnya, ini kesalahan ku dan bukan kesalahan mu”.

Kaurvaki meminta pada Devi “Ingatlah, apakah saat itu kau melihat ada sesuatu yang aneh, aku merasa ini sangat aneh, aku merasa sesorang dari anggota kerajaan mencoba untuk membunuh dan itu melalui tangan ku, aku merasa jika sesoarang sedang mencoba untuk mencoba menyakiti Ashoka dan orang itu menggunakan dan memanfaatkan aku sebagai perantara dari rencananya”. Devi mengatakan “Orang itu mengharapkan jika makanan itu akan di makan oleh pangeran Ashoka atau pun pangeran Sushima!”.
Kaurvaki melihat kedua tangannya, ia begitu merasa bersalah mengatakan pada Devi “Aku selalu berdoa dengan tangan yang sama selama bertahun-tahun untuk kesejahteraan Ashoka, aku selalu berdoa di hadapan dewa untuk meminta padanya hanya dengan tangan ku dan hari aku hapir mencelakainya dan mengambil nyawanya dengan menggunakan tangan yang sama”. 
Kaurvaki kemudian mengambil belati, tapi Devi menyingkirkannya dengan tangannya. Kaurwaki terus menyalahkan dirinya sendiri karena selalu menghasut Ashoka dengan mengandalkan Sushima “ Aku menginginkan Ashoka memakan masakan pertama ku, kami sudah dipisahkan selamanya hari ini di pertandingan ini, lalu apa yang akan Ashoka pikirkan tentang aku, aku harus bicara dan bertemu dengan Ashoka, ada begitu banyak kesalahpahaman dan perbedaan diantara kami, dan sekarang aku tidak akan membiarkan itu terjadi, aku harus segera datang menemuinya dan bicara dengannya”. Devi berusaha memanggil Kaurvaki tapi sia-sia Kaurvaki sudah pergi tanpa meghiraukan Devi yang terus memanggil namanya, tangan Devi berlumuran darah namun Kaurvaki tidak menghiraukannya.

Sushima melihat Ashoka pergi berjalan di sekitar kodridor kamar pangeran , Sushima menghentikan langkah kakinya dan mengamati Ashoka, ia berfikir “Ketika anak sepetimu bisa melawan perintah ayahnya dan dapat membunuh ku maka aku akan berbalik menjahatinya, aku tidak akan pernah mempedulikan apa yang akan ayah katakana pada ku cukup sudah permainan petak umpet ini, kau akan mati sekarang saudara ku”.
Kaurvaki datang ke kamar, ia bertanya pada prajurit penjanga pintu tentang keberadaan Ashoka, Kaurvaki datang kekamar Ashoka dan ia melihat sesorang sedang menaruh tangannya di atas api dan Kaurwaki terkejut mengatakan “Hukumlah aku, akulah alasan kemarahan mu, kau lolos dari kematian mu dan itu kesalahan ku”. Kemudian Kaurwaki memeluknya dan Kaurvaki berteriak, tanpa mengetahui pria yang sedang di dekapnya, samar-samar cahaya api dikamar yang gelap tanpa Kaurvaki mencari tahu dan hanyut terbawa perasaan bersalah pada Ashoka, Kaurvaki mengatakan pada pria yang berdri di hadapannya “ Aku ada dipelukan mu, percayalah kepada ku, aku sangat senang melihat kau hidup, jika sesuatu terjadi pada mu maka aku tidak akan memaafkan diri ku sendiri, aku hanya mengenali mu sejak pertama kali kita berjumpa, aku menyadari bahwa kau orang yang selalu akan menghabiskan seluruh hidup ku dengan mu, diri ku tidak akan pernah membiarkan aku berbicara dengan mu pertama kalinya, ini membuat aku menjauh dari mu, aku sudah tidak tahan lagi, aku akan memberikan mu isyarat tapi aku tidak pernah memahaminya, kau selalu menjaga jarak dari ku, aku sangat marah dengan mu untuk semua kejadian yang telah terjadi dan itu membuktikan bahawa kau marah pada ku untuk setiap inseiden kau membuktikan jika kau melakukan hal yang benar dengan selalu menjaga diri ku.
kilas balik di tampilkan ketika pertama kali Kaurvaki mencari Ashoka dan mengenali Ashoka dengan melihat pantulan sinar cahaya putih di kalung liontin pemberiannya mereka bertarung pedang dan saling tidak mengenali satu sama lainnya, kemudian mereka bertemu dengan dalih tidak saling mengenali dan Ashoka mau mengantarkan Kaurvaki ke pataliputra dengan mendayung sampan, dan mereka selalu bersama-sama di pasar.
Kaurwaki melepas pelukannya, ia mengatakan “aku tidak tahu rencana apa yang akan terjadi kemudian, tapi aku merasa bahwa kau menambahkan racun dalam makanan ku maka aku akan pergi dari kehidupan mu untuk selamanya, kataknlah sesuatu”
Kaurvaki mengatakan “Aku ingin memberitahu mu, aku hanyalah milk mu dan akan selalu menjadi milik mu, sisnya terserah pada mu!”. Kemudain Kaurvaki meminta pada pria yang mendekapnya untuk mengatakan padanya “ Beri aku petunjuk, apakah kau benar-benar menerima ku atau kau menolak aku, aku tidak tahan lagi”.
Sushima membalikan tubuhnya ia tersenyum sinis menatap Kaurvaki, kaurwaki matanya melotot dan terkejut saat melihat orang yang sejak tadi di ajak bicara secara jujur adalah pangeran Sushima dan bukan Pangeran Ashoka.
Precap: Sushim memegang dengan paksa tubuh Kaurvaki, Kaurvaki mencoba untuk membebaskan dirinya dan menemukan Ashoka berjalan masuk kekamar, Ashoka melihat Kaurvaki dan Sushima sedang berdua bersama dengan Kaurvaki.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar