Dharma datang ke Nalanda bersama Vitaashoka dan Nayak untuk menghentikan Ashoka, ia menegur Ashoka atas kebohongannya " Sekarang Kau sudah mulai berbohong pada ku, kau sudah bersumpah pada ku".
Ashoka tidak setuju dengan ibunya, ia mengatakan pada ibunya " Bahkan aku tidak sedikit pun berbohong pada mu, aku hanya tidak memberitahu pada ibu seluruh kebenarannya, aku meminta izin dari mu untuk membalas dendam kematian Bhuphal, bahkan aku bersedia untuk pergi membantu ibu ku mendapatkan keadilan, aku telah hidup dengan semua janji ku, aku bahkan aku tidak pergi ke Pataliputra".
SushIma kesal telah kehilangan kesemparan emas untuk membunuh Ashika di ring gulat, dan semua orang yang hadir disana sekarang tahu akan kebenarannya
Dharma bilang pada Ashoka "Aku tidak ingin mendengarkan apapun alasan mu". Bindu mengatakan pada mereka untuk berhenti, Maate (ibu suri Helena) dan Siamak melihat pertemuan mereka. Bindu mengatakan “Cukup”, kemudian ia berjalan menghampiri Dharma dan kedua putranya
Dharma tampak terkejut saat melihat Bindu, ia mengingat saat-saat mereka bahagia bersama,
Kilas balik di tampilkan saat Dharma dan Bindu bersama menggiing mentega.
Bindu pun mengingat sat oertama kalinya ia bertemu dengan Shubathrangi dan menikahinya.
Vitaashoka juga melihat dengan terkejut saat melihat Bindu dihadapannya. Bindu dan Dharma saling mengingat tentang masa lalu mereka, Bindu meyentuh wajah Dharma, Dharma menangis sedih.
Charu dan Sushim terlihat kesal. Sedangkan Khalaatak, Siamak dan Helena tampak begitu sangat terkejut. Bindu mengatakan pada Dharma " kau seharusnya tidak meninggalkan Patliputra".
Dharma mengatakan pada bindu " Maafkan aku Samrat, Aku tidak bisa mengubah perilaku anak ku sejak 10 tahun terakhir, aku tidak bisa mengubah dirinya untuk selamanya". "Maafkan aku". Dharna bilang Ashoka sudah menjadi Chand, Hatinya telah berubah menjadi batu, bahkan rasa sakitatau air mata ibunya sama sekali tidak berpengaruh pada dirinya".
Kilas balik di tampilkan ketika perilaku Chand berubah menjadi berutal dan ia mambuk-mabukan datang ke bar
Bindu melihat Vitaashoka dan bertanya pada Dharma . “Siapa anak ini ?”Dharma menjelaskan pada Bindu" Dia putra ku Vitaashoka". Bindu menyebutnya Vitaasashoka sebagai Rajkumar (pangeran) Vitaashoka, anakku".
Vitaashoka berlari untuk menghampiri ayahnya dengan sangat bahagia dan Bindu memberinya pelukan. Bindu mengatakan ' Maafkan aku nak, kau tidak bersalah namun Anda harus menanggung begitu banyak rasa sakit". "Bahkan kau tidak bisa membayangkan betapa aku sangat ingin memeluk mu". Mereka berbagi pelukan.
Dharma begitu terharu. Ashoka mundur dan tampak begitu kecewa. Helena yang masih berdiri di tengah-tengah para penonton berpikir " Maha Sangram ini telah berubah menjadi Maha Sangam dan sebaliknya!"
Bindu memanggil dan meminta Ashoka pulang, Sushima terlihat marah pada Cahru, Cahru juga menangis.
Bindu mengatakan pada Ashoka " kau dapat menyakiti ku sebanyak yang kau inginkan tetapi darah ku mengalir di pembuluh darah mu". " kau akan selalu menjadi bagian dari diriku". " Aku memaafkanmu hari".
Ashoka menjawab dengan tegas penuh dengan amarah pada Bindu" mungkin aku sudah mengampuninta, tapi aku tidak akan pernah memaafkannya".
Sushim dan Charu tampak terkejut, begitu juga dengan Rani Dharma ia juga terkejut.
Ashoka mengatakan pada Bindu " kau sudah memanggil ku yatim sejak 10 tahun yang lalu". " Aku berperilaku seperti itu, bahkan kau sama sekali tidak mencari ku". " aku setuju jika aku lakukan salah di mata mu". ' Itu tak akan pernah terampuni". "Kau menghukum ku untuk hal itu, tapi kenapa kau menghukum ibu ku dan adik ku bayi baru lahir". "Kau memberi ibuku pilihan 10 tahun yang lalu, untuk memilih antara anaknya dan suaminya". "Aku akan memilih hari ini! Aku tidak akan pergi ke Patliputra", semua orang terkejut.
Vitaashoka berlari menghampirinya, ia memegang tangan kakanya, meminta agar kakaknya untuk tidak pergi meninggalkannya. Bindu mengatakan pada Ashoka untuk tidak terlalu batu hati (berkeras hati) dan mau jika Bindu menyebutnya sebagai anak.
Ashoka memberitahu Bindu untuk tidak lagi memanggilnya sebagai anaknya lagi.. lagi dan lagi, "kau mendengar apa yang kau katakan Samrat Bindusar? " Ayah ku mengumumkan beberapa tahun lalu aku telah mati, lalu ketika ia memanggil ku seorang yatim piatu".
Ashoka bilang " Ayah ku sendiri telah meninggal bagi ku saat itu!" Bindu tampak terluka. Dharma mencegah "Ashoka" kemudian menampar Ashoka. Sushim dan Cahru tersenyum licik.
Bindu berpikir tentang kata-katanya sendiri 10 tahun yang telah lalu yang ia katakan pada Ashoka ketika ia menghukumnya di penjara. Saat Bindu mengoreksi ucapan Ashoka untuk memanggilnya ayah dan baginya Ashoka sudah mati.
Ashoka menangis di depan ibunya, ia meminta berkat pada ibunya, namun Dharma tak sudi melihat wajah Ashoka, Ashoka mengatakan oada ibunya " Aku tidak mengharapkan mu untuk memberkati ku, Tapi kau sudah meninggalkan tamparan ini".
Ashoka menyentuh kaki ibunya, tapi Dharma terlihat tak berdaya dan menangis membelajangi Ashoka. Vitaashoka menghentikan Ashoka, ia memanggil saudaranya saat Ashoka ajan pergi " kakak, jangan tinggalkan aku, Aku tidak bisa hidup tanpa mu".
Ashoka memberi pengertian pada Vitaashoka, ia mengatakan pada Vitaashoka " Kau harus merawat ibu saat aku tidak ada, Apakah kau ingat apa yang pernah ku katakan?" Vitaashoka hanya mengangguk, ia mengatakan pada kakaknya "Ini tanggung jawab ku untuk mengurus ibu dan tanah air saat kau tidak ada" Ashoka memeluk adiknya. Dharma tangisan melihat Ashoka telah pergi.
Acharya Shriphad mengatakan pada Radhaguptha "rencana kami sudah lengkap, Samrat siap untuk membawa Ashoka bersama dengan dirinya tapi Ashoka tetal tidak berubah pikiran". Acharya Radagupta mengatakan " Ashoka bisa pergi ke mana pun yang ia ingin, tapi tujuannya hanya untuk impian bersatunya India, Itukah kebenarannya, Ashoka tidak bisa tinggal tanpa ibunya atau ibu pertiwinya".
Ashoka datang kesuatu tempat, ia berpikir “ sekarang semua hubungan dengan anggota keluarga mereka hanyalah amarah yang ada di dalam dirinya, "Aku Chand dan akan selalu menjadi Chand, Aku tidak pernah akan kembali ke sana"
Ashoka sedang duduk sendiri ia merenung melihat reruntuhan rumah yang tekah hangus terbajar, ia berfikir " Ini rumah yang sama saat Acharya Chanakya telah menghembuskan nafas terakhirnya".
Kilas balik ditampilkan saat Ashoka memasuki kobaran api ketika Chanakya sudah sejarat.
Acharya Radhaguptha datang ke sana, Ashoka tahu, jika Radhaguptha akan datang menemuinya. Radhaguptha mengatakan pada Ashoka “Kau sudah lama ingin datang ke Pataliputra, kau marah dan menolaknya, sepertinya Chanakya dan janji yang kau buat untuknya sudah tidak lagi penting bagi mu, semuanya sudah menjadi keinginan pribadi mu sendiri”.
Ashoka bangun dan menghampiru Radhagultha, ia menjawab semua pertanyaan Radhagupta “Aku tidak melupakan apapun, aku masih mengingat semuanya dengan sangat jelas, aku bias melupakan semua ucapan pahit ayah ku, aku hanya seorang anak berusia 14 tahun saat ayah ku memanggil ku sebagai seorang anak yatim, dan meminta ku untuk meninggalkan istana, bagi ku ayah ku sudah mati untuk ku, Dia memang ayah ku”. “ Aku menyayangi ayah ku dan begitu sangat mempercayainya”. “Bahkan ayah ku saat itu tidak membiarkan aku datang untuk menemui ibu ku, mimpi guruku juga menjadi impian ku, tapi aku dihukum dan hak untuk memenuhi impian itu telah di rampas dari ku, bahkan aku diustir dari rumah ku sendiri, bahkan kau tidak bisa membayangkan apa yang akan aku rasakan pada saat itu, bagi ku itu hukuman terbesar dari seorang ayah untuk merebut satu-satunya tujuan dalam hidup ku darinya” Samrat Bindusar mengatakan itu semua terlalu mudah dengan meminta pada ku untuk kembali ke istana, tidak ada rasa sakit hati atau pun penyesalan di wajahnya”. “Ayah ku mengatakan pada ku untuk melupakan segalanya, aku tidak akan pernah melupakannya atas apa yang telah ia lakukan pada ibu ku dan terhadap bayi yang baru lahir!” Saat itu, aku masih kecil, aku nasih ingat aku memakai ikat kepala ku, tapi bagaimanapun juga ia seorang samrat, bahkan aku tidak akan pernah memaafkannya, aku Chand tapi aku tidak merasa sakit, ketika sesorang memberikan luka yang lain di atasnya, bukannya menyusui maka sekali lagi semua telah berubah, aku belum melupakan segalanya saat aku masih berusia 14 tahun dan seolah kenangan itu masih hidup di dalam diri ku sebagai bantalan dari rasa sakit itu”.
Acharya Radhaguptha khawatir jika mimpi itu akan merusak segalanya, namun Ashoka mengatakan pada Radhaguptha” Air mata ku tidak akan pernah melemahkan tekad ku, aku tahu apa yang harus ku lakukan, itu tidak penting untuk tinggal diistana besama dengan samrat, sekarang lihatlah bagaimana mimpi itu akan dapat ku penuhi”.
Acharya Radhagupta bingung akan semua keputusan Chand, ia bertanya pada Chand “ Bagimana kau akan melakukannya tanpa kehadiran samrat?”.
Ashoka menjawab kembali demua rasa khawatir Radhagupta“ Yang akan di gunakan untuk mengatakan agar membiatkan musuh mu berfikir dengan lemah dan tak berdaya, itu seperti yang pernah di katakana oleh gutu ku, dan menggunakan itu semua untuk melawan mereka, kau membuat rencana yang menjadi dikenal dengan mudah bukanlah aku, kau berfikir aku tidak menyadari semua yang sudah kau rencanakan?” Sekarang aku tahu semua apa yang akan terjadi, aku pun melihat kesedihan dan rasa kecewa di wajah mu ketika aku menolak untuk ikut pergi ke Pataliputra, aku juga ingin melihat wajah kecewa di wajah setiap musuh ku, aku katakan sebelumnya dan sekarang aku memberitahu pada mu, aku benci untuk merencanakan atau pun merencanakan sesuatu, kau tidak akan mampu untuk mengendalikan aku, jika kau berfikir kau bisa melakukannya maka aku akan membuat mu kehilangan permainan yang telah kau buat sendiri!”
Chand pergi berjalan mendekati Guard, ia mengatakan pasa Radhaguptha “Aku sudah berjanji kepada mu dan aku akan segera memenuhinya, salah satu pembunuh guru ku akan di hukum oleh Purnima, (hari ketika pikiran manusia murni, mantap, dan tidak bercela seperti bulan purnama. Apa pun yang timbul dari pikiran yang murni seperti itu adalah perkataan Tuhan yang sebenarnya), dan itulah sumpah dari putra Dharma dan peringatan dari Cakhravatin Chand”.
Chand pergi menunggangi Guard, Acharya Radhagupta mengatakan “Cara berfikir Ashoka seperti singa, kita tidak akan mampu untuk menjinakannya”
Precap: Bindu membawa Dharma dan Vitaashoka kembali pulang ke Patliputra, semua orang menyambut mereka di istana Magadha. Kaurvaki melempar belati dari balik semak belukar dan membunuh seorang mata-mata yang telah di kirim oleh Sushima selama 10 tahun yang lalu (Yaam) Ashoka terkejut melihat bekati dilemparkan kearahnya, lalu Ashoka mengenali Kaurvaki " Kaurvaki",Kaurvaki hanya terdiam menatap Ashoka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar