STT ONLINE : BY POOJA http://www.desi-tashan.com/360276-chakravartin-ashoka-samrat-19th-august-2016-written-episode/
TYO : TANPA SUBTITTLE
![]() |
CAKHRAVATIN ASHOKA SAMRAT 408 |
Pataliputra, Semua orang berkumpul di ruangan sidang, Rani Dharma berdiri di hadapan Samrat Bindusar. Samrat meminta pada Rani Dharma untuk menjelaskan "Mengapa kau melakukan apa yang kau lakukan?". Dharma menjawan prioritas (yang harus di dahulukan dan harus di utamakan) untuk membuat anak-anaknya menikah, sebagai seorang ayah kau sudah mengambil keputusan yang tepat, aku juga tahu jika kau atau Ashoka sudah mengetahui tentang hal itu, maka salah satu dari kalian akan pergi berperang, bagi Ashoka ibu pertiwi lebih penting dari pada ibunya, Ashoka bisa melawan orang tuanya untuk pergi berperang, tapi aku tidak ingin hal itu terjadi, jika itu terjadi maka kehidupan banyak anak dan banyak ibu dalam kesulitan, inilah aku mengapa aku mengambil keputusan dan menentang musuh untuk melawan dengan bertatapan muka, aku ingin mengurai konsekuensi yang paling terburuk" (akibat (dari suatu perbuatan, pendirian, dsb) Cahrumitra, menegur ide Rani Dharma, tapi Samrat Bindusar berkata " Aku akan memberikan izin untuk melakukan apapun yang dia (Dharma) rasa benar, meskipun akau tidak tahu rencananya, aku pasti akan mengatakan dia (Dharma) sudah mengejutkan kita senua dengan pandangannya, maafkan aku, aku tidak bisa mengendalikan kemarahannya, aku khawatir pada mu, aku mereasa sangat terganggu ketika berfikir bagimana jika kau berada dalam masalah dan aku tidak ada disana untuk melindungi mu, seorang Rajvanshi harus menjadi perjuang yang hebat pada waktu yang tepat dan dia juga harus dapat menghindari minimum ( yang paling kecil) kerusakan yang mungkin akan terjadi, kau harus melakukan keduanya, kau mencoba yang terbaik untuk menyelamatkan banyak nyawa, Vikatkura sudah menerima rencana mu, lalu siapa yang akan bertarung dengan dia?". Ketika itu Sushima ingin bicara namun dia mengurungkan niatnya, Ashoka terdiam cukup lama dan kemudian Ashoka melangkah maju berkata "Aku akan berjuang dengan dia". Radhagupta, Rani Dhrma dan Samrat Bindusar tersenyum. Sushima berfikir "Ashoka pasti akan menuju kematiannya sekarang, hal ini akan menjadi matahari tebit besok menjadi terakhir untuknya"
Kaurwaki juga menyentuh kaki Ashoka dan membawa senyum di wajah mereka, Rani Dharma meminta pada Devi untuk juga mengikatkan sisa Raksha-sutra. Devi kemudian bertanya "Mengapa aku?". Dharma mengatakan " Aku menjadi sedikit egois untuk anak ku, itu baik untuk memiliki banyak doa". Kaurwaki sedih dan dia juga meminta agar Devi mau melakukannya "Ini akan baik untuk Ashoka". Devi melakukannya dia mengikatkan benang suci ditangan Ashoka "Ingatlah jika sesorang sedang menunggu mu". Ashoka menatap Kaurwaki. Ashoka mengatakan "Hanya dewa yang tahu siapa yang akan memenangkan peperangan ini, tapi akau tidak akan membiarkan doa-doa kalian pergi dengan sia-sia". Ashoka berusaha untuk meminta berkat pada orang tuanya, saat itu prajurit datang untuk memberitahu bahwa Vikatkura meminta diizinkan datang ke Pataliputra, Bindusar memberikan izin, Parjurit pergi dari sana. Bindusar mengatakan "Ashoka siapapun akan bangga memiliki anak seperti mu, aku bangga pada mu". Ashoka bilang "Aku tidak akan membiarkan kepercayaa yang telah diberikan oleh guru ku, ayah ku dan semua orang menjadi sia-sia". Ashoka pergi dari sana.
Diluar, Vikatkura sedang didornong dengan gerobak dan dia mencabuki semua orang yang sedang menarik gerobaknya di depan semua warga yang sedang berkumpul menyaksikan kedatangannya, Vikatkura sampai dihalaman istana dan memberhentikan gerobaknya, seorang pria berjongkok untuk memudahkannya turun dari gerobak. Sementara itu keluarga kerajaan sedang menunggu kedatangannya di depan halaman istana, Cahru, Sushima, siamak dan Mahamatya tampak senang. Vikatkura menatap dengan tatapan tajam.
Ashoka memasuki ruangan pertarungan, semua anggota keluarganya begitu bangga padanya, Kaurwaki melihat Ashoka ditempat yang jauh terhalangi oleh tirai tipis "Ashoka mungkin tidak melihat aku, tapi aku selalu bersama dengan mu". Vijatkura datang ke tempat pertandingan, Ashoka dan Vikatkura saling berhadapan. Jagannath berfikir "Tidak mungkin untuk mengatakan jika Vikatkura binatang atau apa, pertama kali dia memotong kepala musuhnya dan kemudian meminum darahnya, ini sangat mengejutkan jika seorang ibu mau memilih hal ini untuk anaknya sendiri, dia telah pergi sendiri untuk mengundang kematian anaknya, tampaknya seolah-olah ibunya mengirimkan kematian untuk anaknya sendiri". Rani Dharma mengatakan "Ada sifat binatang dalam setiap manusia, sesorang tidak harus mencoba hal itu untuk bangun". Devi bertanya pada kaurwaki "Apakah kau meraguka Ashoka akan menang?". Kaurwaki menyangkalnya "Tidak ada keraguan tentang kemenangannya, ketakutan ku karena alasan lain selain perarang ini, aku tidak tahu jika sepertinya waktu akan berlalu, aku merasa seolah-olah akan ada lebih banyak masalah dalam hidup kami"
Aturan untuk pertarungan diumumkan, "Salah satu lawan harus membunuh yang lain untuk menang:. Vikatkura mengatakan "Kepala Ashoka akan menunduk tapi tidak sekarang akan hancur". Ashoka mengatakan "Itu sudah dibawa oleh ego mu, tapi aku akan melakukan tugas ku, aku akan membungkuk tapi tidak hancur". Pertarungan mereka pun di mulai, Vikatkura menangkap Ashoka dengan jaring, Kaurwaki berfikir jika Ashoka harus tetap menang" Semakin kau akan mencoba untuk membuka jerat mu maka akan terasa, dia akan tetap akan mencoba untuk keluar dari jaring. Vikatkura memukul Ashoka, musuh-musuh juga mengejek Jagannath, mereka menyatakan bahwa hubungan Magadha juga akan di hancurkan bersama dengan Ashoka, akhirnya Ashoka berhasil keluar dari jaring, Kaurwaki tersenyum bangga padanya. Vikatkura merampas pedang dari seorang prajurit dan kemudian dia menyerang lengan Ashoka, gelang suci Raksha-sutra terjatuh dari tangannya, lalu Ashoka menarik Vikatkura dan mengatasi semua serangan. Vikatkura mengatakan pada Ashoka"Kau akan pergi setelah ayah mu, kau begitu lemah seperti dia, pikirkanlah apa yang akan terjadi pada ibu mu jika ku mati?". Ashoka marah dan memukulnya bertubi-tubi dan mengejutkan Sushima, Cahru dan Jagannath. Ashoka membunuh Vikatkura. Pendukung Ashoka tampak bahagia mereka terus bersorak sorai untuk Ashoka namun tidak dengan semua musuh-musuhnya yang tampak tertengun dan marah, semua orang bersorak untuk Ashoka, Ashoka mencakup kedua tangannya saat dia menuyapa orangtuanya.
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar